🦄 Ju Yon

221 31 7
                                    

     Namun dia tidak bisa membuat masalah dengan orochimaru karena ada ada orang yang berhasil digenggaman tangan ular licik itu.

Shisui yang melihat minami menunduk mengelus pundak minami yang membuat mata minami mendongak.

"Kau tidak perlu menyesal tentang semua takdir yang tidak bisa kau ubah, kita hanyalah manusia dengan banyak kekurangan. Jika kamu tidak bisa membantunya mungkin karena itu bukan peranmu. Bukan salahmu karena perempuan itu terluka dan mungkin, takdir kau menyelamatkannya pada hari ini." Ucap shisui menenangkan.

Namun perkataan shisui terlalu ribet membuat minami harus sedikit memahaminya.

Shisui yang melihat wajah minami kebingungan tertawa kaku.

"Ahaha sepertinya aku tidak cocok berkata kata." Tangan shisui mengusap leher belakangnya.

"Umm.. aku paham kok, tidak semua keinginan kita terwujud seperti ekpetasi kita, jangan kecewa dengan kehendak takdir karena kita hanyalah manusia yang hanya bisa merubah sedikit keadaan namun tidak semuanya, benar?" Ujar minami memastikan.

"Yap, kau memang pintar minami. Dan satu lagi semua kebahagiaan orang tidak ada digenggaman kita, kebahagiaan setiap orang ada ditangan mereka sendiri. Mereka hanya perlu membuat bagaimana kebahagiaan itu bisa tersampaikan pada hatinya, dan lebih baik bisa membahagiakan orang disekitarnya.

"Umm... baiklah terima kasih shisui-nii." Balas minami.

Tak lama perempuan itu membuka matanya yang bernetra coklat muda.

Kepalanya menyamping menatap minami dan shisui yang juga balik menatapnya.

"Kalian siapa?." Tanya datar perempuan itu, tatapan matanya mengandung sedikit ketakutan putus asa namun raut wajahnya tetaplah sama yaitu datar tidak berekspresi.

"Perkenalkan aku minami dan ini shisui-nii, kemarin kau pingsan saat melihat shisui-nii diluar, karena kasihan shisui-nii membawamu kerumah." Terang minami.

Perempuan itu hanya diam tanpa berkata lagi, sepertinya dia takut menyuarakan pertanyaan lainya.

"Kau sementara tinggallah disini setelah sembuh shisui-nii akan mengantarkanmu pulang kerumahmu." Ucap minami

"Kalau boleh tau rumahmu dimana?" Tanya shisui

Maya perempuan itu tiba tiba berembun, membuat mereka kaget.

"Maaf telah menyinggungmu." Ucap shisui-nii  dengan menyesal.

Perempuan itu terdiam dengan air mata yang mengalir, tidak ada suara isakan hanya matanya yang bekerja.

Melihat kondisi perempuan itu seperti tertekan dengan inisiatif minami memeluk tubuh itu lembut sembari tanganya mengelus punggung rapuh itu.

"Tidak apa, kau boleh menangis sekarang tidak akan ada yang memukulmu lagi. Keluarkan semua air matamu sampai kau lega." Lirih minami

Lalu setelah minami berbicara lirih itu terdengar suara isakan dari mulut perempuan itu.

Shisui-nii dengan sabar duduk memperhatikan dua gadis yang sedang berpelukan.

Setelah beberapa menit tangis itu reda hanya tersisa isakan kecil dari perempuan itu.

Minami melepas pelukannya dam mengusap lembut pipi yang basah karena air mata.

"Sudah lega?" Tanya minami lembut.

Perempuan itu mengangguk pelan dengan kepala menunduk.

"Minum dulu setelah itu makanlah bubur ini agar kau ada energi." Ujar minami dengan menyerahkan gelas dan mangkuk.

Isekai I'm Coming!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang