Bab 15 - Catherine

195 26 1
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ren bermain-main dengan pen di tangan, sesekali mengetuk belakang pen pada meja. Dahinya berkerut, mendengar dengan teliti setiap bait bicara Jake di hujung talian.

"Siang tadi, Nyonya Sakura bertemu dengan Pak Manor. Saya fikir mereka sedang merancang sesuatu," kata Jake separuh berbisik. Kini, mata pen diketuk beberapa kali sebelum dia memandang keluar balkoni.

"Apa kamu tahu isinya?"

"Tidak, Tuan. Acara itu tertutup. Hanya Nyonya dan Genji yang hadir. Saya cuba mencari informasi, tetapi sepertinya tiada siapa yang tahu."

Ren menghela nafas kesal. Hubungan Sakura dan Yovan Manor sangat rapat. Sebagai rakan bisnes, mereka memerlukan antara satu sama lain. Sakura perlukan Yovan untuk melindungi bisnes gelapnya di Indonesia dan Yovan memerlukan sokongan Sakura untuk pilihan raya yang akan datang. Tapi, Ren tahu sesuatu yang lebih gelap mungkin sedang dimainkan.

"Bagaimana dengan Catherine?"

"Dia masih di Italia, dan sumber mengatakan bahwa dia baik-baik saja."

Ren mengangguk walaupun Jake tidak nampak.

"Ren!" teriak Adelia dari luar bilik, berlari masuk ke dalam bilik Ren.

"Baik, Jake. Keep me updated."

"Baik, Tuan!"

Dengan cepat, Ren menamatkan panggilan. Kerusi diputar menghadap pintu bilik, terlihat Adelia yang berlari ke arahnya.

"My love," Ren mendepakan tangannya menyambut Adelia masuk ke dalam pelukan. Lengan Adelia melingkari lehernya sebelum dia mengecup pipinya berulang kali.

"Baru pulang?" Ren memicit-micit pipi Adelia. "Kamu ke mana saja?"

"Hmm... bawa Amy jalan-jalan. Meeting few friends, pergi makan. The usuals," jawabnya sambil tersenyum. "Do you miss me?"

"I miss you, Baby. Aku juga mau ikut kenal kawan-kawan kamu, tapi kamu nggak ngizinin aku." Ren mencemberut.

"Bukan tak bagi tapi tengok tu," muncung Adelia menghala pada laptop di atas meja, "You are working, kan? Takkan nak kena label curi tulang. Lagipun... nobody knows about us yet." Ayatnya diperlahankan, Adelia menggigit bibir. Rasa sedih menusuk hati.

"Hey," jari telunjuk Ren meraih dagu Adelia, "apa kamu mau aku kasih tahu mereka tentang kita? Kamu siap?"

"Eh no no. Not yet." Adelia menahan dada Ren. Dilemanya masih menggunung. Terlalu banyak faktor yang perlu diambil kira untuk mendedahkan hubungan ini. Pasti tidak ramai yang akan menyokong mereka nanti. Siapa saja akan memahami mereka? Adelia belum siap dikhakimi dan diherdik, hatinya belum kuat untuk itu.

Ren mengecup lembut belakang tangan Adelia. "Apapun itu, aku akan selalu bersamamu. Beri aku sedikit waktu, sampai saat itu, tolong tetaplah di sisiku. Promise me."

Ternyata CintaWhere stories live. Discover now