Bab 17 - Unraveled

143 25 7
                                    

*****Author's noteTrigger warning: There's a subject about suicide attempts and being suicidal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****Author's note
Trigger warning: There's a subject about suicide attempts and being suicidal. 


"So, ini bukan parut jatuh motor?"

Ren menggeleng. Jemari halus Adelia menyentuh dadanya, lalu bergerak ke sekitar abdomen. Adelia tergamam. Setiap kali Adelia mempersoalkan parut di badan lelaki itu, jawapannya selalu jatuh motor atau kemalangan. Beberapa parut serupa ada di belakang badan Ren. Adelia mengeluh kesal.

Ren terlihat datar, tidak lagi bersedih dengan badannya yang berparut. Ini hasil dari trauma yang dicipta ibunya.

"Daddy tahu pasal ini?"

"Not entirely." Ren memaksa senyum, mahu terlihat kuat di hadapan Adelia. Adelia mengamati kesan garis panjang pada pergelangan tangan Ren. Dia selalu perasan, tapi sejak Ren memberi alasan itu juga kesan kemalangan, Adelia tidak berani menyoal lebih jauh.

"Ini... they did this to you?"

Sekali lagi Ren menggeleng, bibirnya bergetar menahan rasa. "I did that to myself."

Adelia terdiam kaku. Raut wajah yang terlihat tenang itu rupanya menyimpan luka yang berat. Hati Adelia pedih, entah apa yang dialami oleh Ren sampai dia memilih berbuat begini.

"Setelah Obasaan meninggal, aku merasa kehilangan. Aku berpikir tak ada lagi yang akan tinggal untukku. Satu per satu meninggalkanku. Orang tuaku, Catherine, dan Obasaan. Duniaku runtuh, aku melakukan hal-hal yang tak terpikirkan. Mencoba melukai diri sendiri karena aku membenci diriku. Aku membenci dunia tempat aku berada. Hingga akhirnya aku bertemu denganmu, penyelamat kecilku." Ren mengelus tepian bibir Adelia, wajahnya berubah keruh. Ren menyentuh parut pada pergelangan tangannya.

"I did this before I reached out to you. I totally forgot about our conversation, so I scrolled back to see what was behind... who knows, maybe there was something left for me one last time. Dan di situ aku menemukan perbualan yang sudah aku tinggalkan berbulan lamanya. Kamu menyentuh hatiku, jadi aku melepaskan pisau yang aku genggam dan bangkit semula. Replying to your text the next day."

"Dan sebab itu Ren contact Adel semula?" 

"Mhm, dan bersamamu merupakan doaku yang termakbul. I have nothing left in this world, Adelia. I only have you. Kalau kamu memilih untuk pergi, kamu seakan meminta aku mati." Air mata lelaki itu akhirnya menitik. Selama ini dia berpura gagah di hadapan Adelia tapi nyatanya dia cuma lelaki yang runtuh jiwanya.

Angin malam bertiup menggigit badan Ren yang tidak berbaju, memberi sensasi dingin, sedikit sebanyak menyejukkan hatinya yang gundah. Pasangan itu duduk di atas lantai balkoni, bercerita tentang jiwa Ren yang hampir mati. Adelia menelan ludah, otaknya berusaha untuk menghadam informasi yang diberikan. Ren terlihat begitu kasihan. Dunianya terlalu gelap dan menyedihkan.

Ternyata CintaWhere stories live. Discover now