Chapter 19 (Flashback)

1.1K 90 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

#Flashback#

“namanya Pharinyakorn Khansawa kan?” tanya seorang ibu paruh baya yang duduk dalam ruang kerjanya, ia menatap putra sulungnya itu yang kini menatapnya penuh kebencian, bukan hanya putra sulungnya, putra bungsunya juga membencinya. Namun ia tak peduli, menurutnya sebagai seorang ibu dan juga sebagai penerus semua bisnis keluarga, anak-anaknya harus tetap dalam aturan keluarga

“jangan menyentuhnya, jangan lakukan apapun padanya”

“aku tidak pernah setuju kau menikah dengannya, walau ayahmu setuju. Aku tidak akan pernah setuju, kau menikah dengannya hingga punya satu anak? Betapa kurang ajarnya kau!”

“ayah merestui kami! Apa yang salah? Kami hanya menikah dan kami mencintai”

“tapi sekarang ayahmu sudah tiadakan?” tanya sang ibu, ya seminggu lalu ayahnya baru saja meninggal karena penyakit komplikasi yang beliau miliki, dan tidak ada yang bisa membantunya lagi

“bu, bisakah berhenti selalu mengatur hidupku? Aku tidak akan meninggalkannya, walau ibu bilang mengusirku sekalipun, aku tidak peduli dengan semua harta kekayaanmu ini. Aku bisa kerja apa saja dan hidup dengannya tanpa tekanan dari keluarga menyebalkan ini”

“Tutor!!!” ibunya memukul meja dengan kesal, satu-satunya harapannya adalah Tutor, anak bungsunya masih terlalu muda untuk mewarisi semua yang keluarga mereka punya

“kau berani melawanku? Kita liat sampai dimana keras kepalamu itu!” kesal sang ibu, Tutor tak ingin membuang waktu hanya untuk mendengar amarah ibunya jadi ia pergi saja dari sana.

.
.

Yim memeluk bayinya, ia masih terduduk ditrotoar dengan tangan putihnya bergetar melihat mobil mereka hancur dan orang-orang sekitar juga beberapa tenaga medis berusaha membawa supir mereka yang sudah meninggal kedalam ambulans, kecelakaan itu terjadi karena rem mobil mereka tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik dan menabrak jembatan trotoar dengan keras dari arah depan, untungnya Yim yang duduk dijok belakang masih selamat dan mendapat beberapa luka kecil, sedangkan anaknya baik-baik saja dalam pelukannya

“Yim!!” Tutor keluar dari mobilnya, ia baru saja sampai kelokasi, ia legah melihat Yim dan Teetee baik-baik saja walau ia tetap saja khawatir

“phi Han…phi Han meninggal” tangis Yim menunjuk sopir setia mereka kini dibawa ambulans, Tutor melihat sekelilingnya, belanjaan Yim masih berhamburan diarea mobil yang hancur, Yim baru saja dalam perjalanan pulang setelah berbelanja keperluan bayi mereka tapi kecelakaan tak terduga itu tiba-tiba saja terjadi

“ayo Yim, kita harus mengurus phi Han sekarang” Tutor mengambil Tee dan mengendongnya, ia membantu Yim untuk berdiri, ia juga sedih akan supir setia mereka meninggal diusia muda.

Itu adalah kejadian mengerikan pertama yang mereka harus alami, dan seterusnya hal-hal penuh ancaman terus saja terjadi dikehidupan mereka. Dari ancaman pembunuhan, Yim yang tiba-tiba dihadang orang-orang tak dikenal, atau beberapa orang yang terus mencoba mencelakainya juga bayi kecil mereka. Tutor tak tau bila ia lengah sedikit saja, ia bisa kehilangan dua orang tercintanya. Yim yang tak tau apa-apa dan Tutor yang tak ingin memberitaunya karena tak ingin Yim hidup dalam ketakutan seperti dirinya saat ini, setiap ia bernafas hanya rasa khawatir yang ia rasakan.

Dad, Do You Hate Me? (TutorYim) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang