.
.Yim melirik ruangan Tutor, sepertinya pria itu sibuk belakangan ini mengurus saham-sahamnya dan menghadiri banyak pertemuan
“kenapa aku malah mencarinya” gumam Yim kesal sendiri dan membereskan perlengkapannya, ini sudah malam dan ia lembur jadi ia memutuskan untuk pulang dan melanjutkan sebagain dirumah saja nanti, lagian tinggal beberapa karyawan dan ia takut bila sendirian
Yim keluar dari gedung ia mengambil handphone dan mungkin memesan transportasi online saja, dan beberapa saat kemudian mobil berhenti didepannya, awalnya Yim sedikit bingung karena plat nomor mobil berbeda dengan plat kendaraan yang ia pesan tapi ia tak ingin banyak berpikir dan naik saja
Awalnya berjalan biasa saja sampai Yim menyadari, kendaraan itu tidak menuju kearah aprtemennya
“pak, ini salah jalan” ucap Yim namun pria itu hanya diam, Yim mulai takut ia mengambil handphone dan akan menghubungi siapapun yang bisa membantunya termasuk polisi tapi pria itu dengan cepat berbalik dan merampas handphonenya
“siapa kau?! Turunkan aku! Aku bisa menuntutmu!” ancam Yim
“menuntut? Diam dan tenanglah sebelum aku menabrakan mobil ini dan kita mati bersama-sama” ucapnya dingin, Yim berusaha membuka pintu mobil namun terkunci
“siapa kau? Apa maumu? Kenapa kau lakukan ini? Siapa yang menyuruhmu?” tanya Yim, tangan putih bergetar, ia ketakutan namun pria itu hanya diam
.
.Tee keluar apartemennya, ia akan ke rumah Thomas untuk berkumpul dengan teman-temannya sesuai janji mereka tadi
“Tee!” suara tak asing mengagetkan Tee hingga ia menoleh dan menemukan Fristone berlari kearahnya, sudah lama ia tak melihat anak itu
“Frist?” bingungnya melihat Fristone penuh peluh dan sulit bernafas karena sepertinya ia berlari cukup jauh untuk menemuinya
“ibumu! Ibumu dalam bahaya! Aku tidak mengenal siapapun untuk meminta pertolongan” ucap Frist dengan nafas terputus-putus
“hah? Apa maksudmu! Mamaku kenapa?!”
“jangan banyak tanya, kita tak punya waktu. Aku sudah menghubungi polisi tapi mereka terlalu lama untuk menolongnya!”
“shit!!” Tee sampai panic dan memaki akan kekacauan dadakan ini
“dimana mamaku? Aku akan menyusulnya”
“kita cuman jadi beban Tee! Kita butuh bantuan dengan cepat!”
.
.Tutor mengakhiri pertemuannya saat menerima panggilan telpon Tee, suara anak itu nampak panik
“ada apa Tee?” tanya Tutor
“mama, mama diculik orang”
“hah?!”
.
.“dimana lokasinya” tanya Tutor setelah membawa kedua anak itu didalam mobilnya
“dia pasti hanya punya satu tempat, digudang pinggir kota, itu adalah tempat persembunyiannya. Handphoneku dan ibuku disita dan semua fasilitas, dia mengila, sekarang aku sendiri tidak tau nasip ibuku. Aku sendiri tidak tau apa tujuannya” ucap Fristone menagingat ibunya melindunginya tadi hingga bisa kabur setelah mengetahui rencana gila ayahnya, ya ayah kandungnya berulah
Tee terdiam walau ia juga sudah menangis dan sangat khawatir kemungkinan yang terjadi pada ibunya, ditambah lagi ia tau bahwa orang yang membawa ibunya adalah mantan criminal
“tunjukan jalannya Frist” pinta Tutor melajukan mobilnya dengan cepat.
.
.“Key?” syok Yim setelah tubuhnya diseret masuk kedalam gudang yang minim pencahayaan, ia bisa mengenali Key yang terbaring dengan darah disekitarnya, sepertinya habis disiksa habis-habisan
“jangan merasa kasiahan padanya karena kau akan lebih buruk darinya” ucap pria itu
“apa maumu? Kenapa kau lakukan ini?” tanya Yim tak habis pikir, bukannya menjawab, hanya pukulan yang ia dapatkan diawajahnya
“jadi kau ingin kau dan Tutor sialan itu bahagia sendirian? Setelah apa yang dia lakukan? Aku kehilangan sumber uang darinya jadi dia juga harus kehilangan segalanya! Kau baru permualaan lalu setelahnya anakmu” ucapnya
“jangan menyentuh anakku!!” kesal Yim
“aku akan membunuhmu disini, lalu mengirimkan kepalamu atau tanganmu padanya”
“kau gila!!”
Dan satu pukulan keras kearah Yim hingga tersungkur tepat disebelah Key yang kini bahkan tak bisa bergerak lagi
“aakhh!!” Yim merasa balok menghantam kaki, punggung dan lengannya hingga ia merasakan sakit teramat sangat, lalu menghantam sisi kiri wajahnya hingga ia hampir hilang kesadaraan, ia hanya bisa meringkuk melindungi bagian tubuhnya yang lain yang tentu pria itu sadari
“ini semakin menarik” ucapnya akan mengarahkan balok itu kerarah perutnya, Yim mengeleng pelan, ia mohon walau ia bahkan sulit bernafas, kulit putihnya kini ternoda darah dan debu
“jangan… aku mohon jangan lakukan itu, aku mengandung bayi yang tak salah apapun” pinta Yim disaat air mata sudah menuruni kedua sisi wajahnya, ia ketakutan dan memohon padanya, tapi pria tanpa perasaan itu tetap mengarahkan balok kearah perutnya
“ughhh……” darah segar mengalir dilantai penuh debu itu diiringi dengan suara kesakitan yang teramat sangat.
.
.
.Tbc
Berikan vote :’)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad, Do You Hate Me? (TutorYim)
FanfictionRate-M 🔞 || Mpreg || Boyslove Summary : "aku yakin dia adalah ayahku, tapi kenapa dia bahkan tak ingin mengenggam tanganku? dia tidak berbicara denganku, bahkan saat aku mengulurkan tangan meminta tolong padanya, dia mengabaikanku. Ayah, apa kau me...