[FLASHBACK 01]
Bagian 01: Perjuangan Septian
Pandangan Septian Mahendra sama sekali tidak bisa lepas dari gadis itu, Carissa Prameswari. Gadis cantik bermata sendu itu seolah langsung berhasil memikat hati Septian di momen pertama mereka bertatap mata.
Carissa adalah adik kelas Septian. Ia masih duduk di bangku kelas sepuluh sedangkan Septian sudah berada di kelas dua belas. Septian mengagumi gadis itu, meskipun banyak yang mengatakan bahwa ia cuek, dingin dan sangat anti sosial. Carissa memang terlihat sangat pendiam dan jarang bersama orang lain. Ia selalu kemana-mana sendiri, termasuk ke kantin seperti saat ini.
"Cantik ya, Han."
Farhan sontak menghentikan kunyahan di mulutnya dan menoleh saat mendengar Septian bergumam dengan senyum yang perlahan mengembang.
Farhan mengikuti arah pandang Septian dan ia hanya bisa mencebikkan bibir, seperti sudah biasa dengan hal itu. "Lu itu kalo suka ngomong, jangan di pendem mulu anjir. Kalo keduluan orang lain, entar nanges." ejek Farhan.
Septian berdecak pelan. "Masalahnya Carissa pendiem banget. Kira-kira dia mau gak ya sama gue?"
"Dih, cowok kok nyalinya ciut. Usaha lah makanya, jangan diem mulu kek orang gak guna. Lu kalo gak gerak, gimana bakalan ada perubahan. Lu gak bosen udah dua tahun ngejomblo?"
Berkat sindiran dan dorongan keras dari Farhan yang terus merecokinya hampir setiap hari, Septian akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya pada gadis itu.
Kalau ada yang menganggap jalan Septian mulus, kalian salah besar. Karena kenyataannya Septian mendapat penolakan bahkan sampai tiga kali dari Carissa sebelum akhirnya mereka resmi berpacaran.
Septian menyatakan perasaannya pertama kali saat Carissa masih kelas sepuluh dan Septian masih kelas dua belas. Waktu itu Septian langsung mendapat penolakan tapi Septian berpikir ia melakukannya tidak di waktu yang tepat karena bertepatan dengan olimpiade. Kebetulan Septian mewakili olimpiade matematika kelas dua belas dan Carissa mewakili olimpiade sains kelas sepuluh sehingga mereka sering bertemu. Septian menyatakan perasaannya dengan grusah grusuh dan berakhir di tolak.
"Maaf ya, Kak. Aku gak bisa. Aku belum pengen pacaran."
Itulah kata-kata Carissa yang Septian ingat waktu itu. Septian mencoba berlapang dada, namun entah mengapa ia tidak menyerah begitu saja. Septian akhirnya mengulanginya lagi saat hari kelulusan. Dirinya yang kepalang naksir berat itu sudah tidak berpikir lama lagi.
Septian yang baru saja di wisuda dan masih mengenakan toga itu menyatakan kembali perasaannya untuk kedua kali. Waktu itu Carissa terdiam sejenak, seperti tengah berpikir, namun akhirnya ia berkata pelan.
"Maaf, Kak Septian. Aku sama sekali gak suka sama kakak dan aku gak bisa menerima ini. Kak Septian cari cewek lain aja ya."
Entah apa yang kurang di diri Septian sampai Carissa menolaknya lagi. Septian menatap dirinya di cermin dengan bingung sambil bertanya-tanya. Padahal banyak yang mengatakan Septian tampan dan pintar tapi mengapa Carissa terus menolaknya?
Waktu berlalu begitu cepat dan perlahan Septian bisa melupakan perasaannya kepada Carissa. Dua tahun kemudian, Septian sudah bekerja di salah satu cafe sebagai seorang barista. Dua tahun berlalu setelah mendapat penolakan dari Carissa, Septian sama sekali tidak terpikat dengan gadis lain. Septian memilih menjomblo dan sibuk dengan pekerjaannya.
Tapi takdir memang tidak pernah ada yang tahu. Septian pikir setelah hari kelulusannya selesai, ia tidak akan bertemu dengan Carissa lagi tapi semua itu salah besar. Septian kembali bertemu dengan Carissa.
Di suatu sore yang tidak terduga, Septian melihat ada segerombol gadis yang datang ke cafe tempatnya bekerja. Mereka memesan beberapa makanan dan minuman yang lumayan banyak dan mengerjakan tugas sekolah di sana.
Sambil mengantar makanan ke meja mereka, Septian sempat memperhatikan salah satu dari mereka. Gadis itu sedang menunduk sambil bermain ponsel. Septian memperhatikannya cukup lama hingga ia akhirnya benar-benar yakin bahwa itu adalah Carissa dan entah mengapa perasaan Septian yang sempat pupus itu seperti membuncah kembali.
Sebelum pulang, Carissa izin pergi ke toilet dan momen itu di manfaatkan Septian untuk menemuinya. Seperti tidak ada yang berubah, Carissa terlihat masih canggung saat bertemu dengan Septian. Septian yang sudah lebih dewasa itu memberanikan diri untuk meminta nomornya dan ternyata Carissa memberikannya. Septian seketika bersorak bahagia, seperti ada secercah harapan untuknya.
Septian dan Carissa terbilang sering berkomunikasi walaupun jelas Septian yang selalu lebih dulu menghubunginya. Carissa memang cuek, seperti yang selalu orang-orang katakan tapi entah mengapa itu sama sekali tak membuat Septian menciut. Ia bahkan semakin tertantang untuk mendapatkan hati Carissa.
Hingga dua bulan kemudian, Septian pun membuat rencana untuk menyatakan perasaannya kembali pada Carissa. Untuk kali ini Septian lebih percaya diri. Septian mempersiapkan semuanya dengan matang dan sudah menyusun kata demi kata yang akan ia sampaikan pada Carissa nanti. Septian sudah lebih yakin bahwa kali ini Carissa akan menerimanya.
Septian mengajak Carissa bertemu di sabtu sore saat kebanyakan pasangan muda menghabiskan waktu berdua. Sebenarnya Septian ingin mengajak Carissa nonton tapi Carissa menolak dan akhirnya mereka bertemu di taman kota seperti yang sudah mereka sepakati.
Mereka jalan-jalan sebentar sambil membeli es krim dan camilan. Sampai waktunya tiba, Septian akhirnya melakukan rencananya. Septian berusaha setenang mungkin saat mengatakannya.
"Kak Septian—"
"Gakpapa. Kalau kamu belum bisa jawab sekarang, aku gak akan maksa. Aku akan tunggu." ujar Septian sambil tersenyum.
"Kenapa Kak Septian nggak cari wanita lain? Banyak yang lebih dari aku."
Septian menggeleng pelan. "Karena aku sukanya kamu, Sa."
Carissa tertunduk sejenak, lalu menarik napas pelan dan kembali menatap Septian. "Apa Kak Septian sesayang itu sama aku?"
Septian mengangguk. Dari tatapannya ia benar-benar tulus.
"Tapi sekali lagi maaf, Kak Septian. Untuk kali ini aku juga nggak bisa."
Septian langsung terdiam. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang di katakan Carissa. Apakah Carissa memang se-tidak suka itu dengan dirinya?
"Aku harap ini terakhir kalinya Kak Septian nyatain perasaan sama aku. Kak Septian harus ngelupain aku. Kak Septian pantas mendapat yang lebih dari aku. Maaf ya, Kak."
"Tapi, Sa—"
"Sayang, mau pulang sekarang?"
Septian dan Carissa kompak menoleh. Septian langsung tercengang saat ada seorang cowok yang tiba-tiba datang dan memanggil Carissa dengan sebutan sayang dan Septian melihat Carissa mengangguk.
"Sa, tunggu!" Septian menahan pergelangan tangan Carissa sejenak. "Dia pacar kamu?"
Carissa mengangguk mantap. "Iya, Kak Septian. Sekali lagi maaf."
Septian menghela napas pelan. Ia hanya bisa menatap pasrah saat Carissa melangkah pergi dengan cowok itu. Ini untuk ketiga kalinya Carissa menolaknya dan ini lebih sakit dari yang sebelumnya.
Septian mengusap wajahnya yang begitu lelah. Seperti yang Carissa katakan, mungkin ini harus menjadi yang terakhir dan setelah ini Septian harus berhenti menyukainya. Kedengarannya sangat menyakitkan, namun Septian tidak punya pilihan lain.
Sejak sore itu, Septian memutuskan untuk berhenti menyukai Carissa.
• • •
Terimakasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Om Husband || Heerina [END]
ФанфикSeptian Mahendra dan Zifana Mazaya Putri adalah sepasang suami istri yang kepribadiannya sangat bertolak belakang. Septian berusia 34 tahun dan Zifa baru menginjak 19 tahun. Septian begitu kaku dan tak banyak bicara namun Zifa sangat cerewet dan kek...