Akhir

301 6 0
                                    

Tangisan Jaemin mereda setelah beberapa saat. Sesaknya perlahan hilang tergantikan oleh senyuman yang menyenangkan.

"Jen," ditatapnya wajah tampan Jeno tuk sejenak, "Terima kasih."

Jeno pun membalas dengan senyuman yang begitu berarti.

Langit sedang tak ingin ikut dibahas, yang ingin ikut dibahas saat ini adalah bagaimana keduanya merona sebab mengerti apa yang akan dilakukan "pasangan kekasih" di langkah selanjutnya.

"Na, bolehkah?"

Jaemin mengangguk malu.

Mengawasi sekitar, huh.. Tidak terlalu ramai.

Dengan yakin, Jeno pun memajukan wajahnya. Netranya sudah tak kuat untuk tak melihat bibir merah muda Jaemin. Beberapa detik kemudian, kedua bibir mereka bersatu. Untuk sejenak Jaemin membuka netranya, tapi pada detik selanjutnya, ia mulai menikmati sesapan-sesapan lembut dari lawannya.

Dirasa sudah cukup, Jeno mengembalikan tangannya yang semula memegang tengkuk sang kekasih. Kini, keduanya pun saling tersenyum malu.

Perjuangan keduanya sama sekali tidak sia-sia.

***

Keesokan harinya, Jaemin bangun dari tidur lelapnya. Ia membuka mata dan segera mencuci muka ke kamar mandi. Namun, ketika ia membuka pintu kamarnya, hal pertama yang ia lihat adalah..

Ada begitu banyak orang di luar!

Di ruang tengah dan ruang makan, Jaemin melihat keluarganya sedang berada di rumahnya.

Dengan raut wajah bahagia, ayah Jaemin pun memeluk sang anak dengan begitu erat.

"Nak, maafkan ayah."

Jaemin terharu. Mau bagaimana lagi? Ia sudah terlanjur memaafkan kejadian yang lalu. Dan ternyata, sang ayah dan adiknya-Shotaro-datang ke Korea hanya untuk bertemu Jaemin. Sungguh perubahan yang luar biasa.

"Wahhh! Jaemin-san semakin cantik, ya??" binar Shotaro kegirangan.. Eum-yang membuat Jaemin banyak tersipu malu.

Sementara di lain tempat, Jeno tengah bosan menanti ibundanya yang berbelanja tak kenal waktu.

"Oh, ayolah, Ma.. Ini sudah satu jam."

"Ssttt, kau ini diam saja, Bocah! Mama mu ini sedang mengoleh-olehi menantunya. Mama senang akhirnya anak mama berpacaran dengan pujaan hatinya. Jadi, biarkan mama memberi selebrasi sendiri."

Jaehyun yang juga berdiri di sana terkekeh geli terhadap istrinya itu, "Hahaha, biarkan, Jen. Setelah ini, kita akan langsung ke rumah calon menantuku itu."

---
























































































































Cerita "Trauma" ini sudah berakhir. Aku pamit. Terima kasih sudah menemani hingga akhir.
🤍

Trauma (NoMin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang