HAPPY READING
.
."Makanya, Aa bilang juga jangan kecapean, Dek ...." Mahesa tak berhenti mengomel sejak memasuki ruang rawat Joel. Bayangkan seberapa paniknya Mahesa saat Raga memberitahunya bahwa Joel tiba-tiba saja dilarikan ke rumah sakit.
"Padahal Adek gapapa, Ayah sama Bunda aja yang lebay." Sifat keras kepala Joel tidak pernah berubah. Bohong jika Joel mengatakan ia baik-baik saja saat ini. Padahal sudah terlihat jelas bahwa ia tengah menahan sakit.
"Adek itu kecapean! Udah, tidur lagi sana. Bandel banget dibilangin!" titah Mahesa.
Joel mendengkus, hendak membantah titah Mahesa tetapi tidak mau membuat Mahesa semakin marah. "Adek nunggu Ayah sama Bunda dulu." Alasan tersebut membuat Mahesa mau tak mau mengalah.
Tanpa menyahuti perkataan Joel, Mahesa memilih untuk mendudukkan dirinya di sofa yang terdapat di sudut ruangan.
"Mas ga ke sini, ya, A?" Satu-satunya orang yang tak akan memarahi Joel saat ini adalah Athar. Maka tujuan Joel menanyakan keberadaan pemuda tersebut adalah untuk berlindung dari Mahesa.
"Nanti ke sini." Mahesa menjawab dengan pandangan yang fokus pada layar televisi. "Istirahat Joel. Kamu masih sakit."
Sia-sia saja Mahesa mengatakan hal tersebut. Meski Joel benar-benar merasa tak enak pada setiap bagian tubuhnya, Joel tak ingin membuang waktu dengan terus-terusan tertidur. "Adek pengen jalan-jalan." Kalimat tersebut berhasil membuat Mahesa menarik napas dalam.
"Tunggu sehat dulu. Kamu jangan bandel dulu." Nyatanya sifat ceria Joel cukup menguras kesabaran Mahesa.
"Ya, udah. Adek tidur kalo Ayah sama Bunda udah dateng. Adek mau tau kondisi diri Adek sendiri." Nada bicara Joel berubah menjadi serius. Mahesa pun tak dapat membantah karena Joel tampak tidak berminat meladeninya.
Mahesa menghela napas saat merasakan perasaan bersalah yang memenuhi hatinya. Tidak seharusnya ia berkata dengan nada ketus pada Joel. Tidak seharusnya ia terus-terusan menghela napas.
Mahesa meletakkan remot televisi yang ada di tangannya. Ia kembali mendekati Joel yang hanya termenung sembari menunggu orang tua mereka datang. "Maaf, ya? Aa lagi pusing banget."
Kalimat tersebut membuat perhatian Joel teralihkan sepenuhnya. "Gapapa, kok. Adek tau, Aa kenapa ga istirahat di rumah aja?" tanya Joel. Meski perasaannya yang sensitif sempat berpikiran buruk, Joel berusaha menepis pikiran tersebut.
"Karena Aa khawatir sama Adek." Joel tersenyum saat mendengar kalinat tersebut. Mahesa selalu mengkhawatirkan dirinya tanpa sadar bahwa Joel pun khawatir pada keadaan Mahesa yang terlalu memaksakan diri.
Pintu ruangan Joel tiba-tiba saja terbuka, memperlihatkan sosok wanita dengan hijab bergo yang masuk ke ruangan Joel.
"Bunda!" Joel berseru sembari memperlihatkan senyuman terbaiknya.
Keisya yang mendapati anaknya tampak baik-baik saja pun membalas senyuman tersebut. Tangan wanita tersebut bergerak mengusap pipi sang anak. "Masih anget badannya, Dek. Kenapa ga tidur? Pusing ga?"
Pertanyaan Keisya membuat Joel tersenyum semakin lebar. Berusaha mengatakan bahwa ia baik-baik saja melalui senyum tersebut. "Kata dokter apa, Nda?" tanya Joel tanpa menjawab pertanyaan Keisya.
Keisya terdiam saat bingung kalimat apa yang harus ia keluarkan agar Joel tidak menangis seperti yang lalu. Namun, saat Keisya akan menjawab pertanyaan Joel, pintu ruangan tersebut tiba-tiba kembali dibuka. Kali ini Raga tampak memasuki ruangan bersama Athar yang tengah mengarahkan kamera ponselnya ke Joel.
"Mas! Aku lagi jelek jangan direkam!" Joel menutup wajahnya membuat selang infusnya sedikit bergeser.
"Adek!" panik Keisya yang hanya diberi cengiran oleh Joel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joel's Wishlist [TERBIT]
Teen Fiction"Kesehatan itu harus berjalan bersama kebahagiaan" - Joel Prince Adhytama