Our First Princess

20.5K 153 2
                                    

Jennie menutup pintu mewah rumahnya setelah ia pergi untuk berpamitan dengan Lisa, ia berjalan menuju taman belakang rumahnya untuk menemani Jisoo yang sudah bersiap-siap untuk kelas senam hamil yang akan mereka lakukan. Setelah siap dengan apa yang mereka butuhkan, seorang datang dan membantu mereka untuk melakukan kegiatan senam hamil.

Jennie mencoba mengabaikan rasa rindunya pada Lisa, dan berfokus untuk senam agar bayinya tetap sehat dan ia bisa memiliki persalinan yang lancar. Begitu juga dengan Jisoo, ia sedang membantu Jennie menggantikan posisi Lisa untuk melakukan senam hamil ini.

"Bagaimana Lisa sialan itu bisa pergi meninggal istrinya yang sedang hamil besar? Jika tidak karenamu mungkin aku sudah membunuhnya" bisik Jisoo sembari memegang pinggang Jennie ketika Jennie menduduki sebuah birthball.

Tidak lama sejak Jisoo berbicara soal kekesalannya pada Lisa tendangan keras yang bertubi-tubi terasa dipermukaan perut Jennie yang terlihat bergejolak karena bayinya begitu aktif disana.

"Awhhh, unnie" ucap Jennie menggenggam lengan Jisoo.

Jisoo dengan sigap mendekap dan memeluk dari belakang dan mengusap perutnya untuk menenangkan. Namun tendangan itu tak kunjung hilang ketika Jisoo mengelusnya.

"Unnie, kau membuatnya kesal karena telah memaki Lisa" ucap Jennie mengusap perutnya sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Eoh? Jadi bayimu tidak mendukungku? Rupanya ia juga menyukai Lisa jika ia mencari banyak uang bahkan disaat istrinya akan segera melahirkan?" ucap Jisoo kesal.

Jennie tidak menanggapinya dan segera mengikuti kembali kelas senam hamil yang ia lakukan untuk melancarkan persalinannya. Waktu sudah hampir gelap, Jisoo mengajak Jennie untuk pergi makan karena mereka terlalu malas untuk memasak.

Rose melambaikan tangannya, dan berlari menuju Jennie yang sedang melihat baju-baju bayi yang begitu lucu. Baik Jisoo ataupun Rose sesekali juga mengambil dan menawarkannya kepada Jennie dan tentunya Jenniepun tidak bisa menolak karena ini juga sangat menggemaskan untuknya.

"Untung kau memiliki Lisa dihidupmu sehingga mommymu bisa membeli apapun disini" ucap Rose sambil mengelus perut Jennie.

"Kau benar aunty, aku sangat bangga terhadap Lisaku" ucap Jennie berbicara dengan gaya bayi imutnya.

Jennie merasa perutnya terasa sedikit berputar, ia mengelus perutnya sesekali dan mengatur nafasnya. Tanpa disadari mungkin ia merasa stress karena harus berpisah dari Lisa untuk beberapa hari kedepan. Semakin lama, raut wajah Jennie sudah tidak bisa ia sembunyikan, Jennie mencengkram sebuah baju bayi yang sedang lihat, dan masih berusaha mengatur nafasnya disana.

"Unnie, apa kau baik-baik saja?" Tanya Rose khawatir.

"Ayo aku membawamu ke restoran terlezat yang pernah ada disini, aku tau kau lapar" Rose dengan yakin menuntun Jennie ditengah rasa sakitnya kesebuah restoran yang tidak jauh dari tempat mereka berbelanja.

Jennie meminta segelas air hangat untuk meredakan rasa tidak nyaman diperutnya, Jisoo dengan segera memesankan mereka makanan agar Jennie bisa segera menyantap makanannya. Jennie memaki mereka dalam hati karena mengira jika Jennie sedang kelaparan sedangkan sesungguhnya tanda-tanda kelahiran anaknya semakin dekat.

Sesaat setelah makanan datang mereka segera menyantap makanan itu dengan lahap, terkecuali Jennie yang masih fokus terhadap rasa mulas diperutnya.

~

Jennie berjalan-jalan dikamarnya untuk meredakan rasa mulas yang semakin menjalar ditubuhnya. Kakinya cukup bergetar karena tidak kuat untuk menahan rasa mulas itu. Ia sudah menghubungi dokter dan dokter berkata jika ini hanyalah kontraksi palsu. Lisa, Jisoo, dan Rose tidak ada yang mengetahui apa yang Jennie rasakan sekarang.

JENNIE BIRTH STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang