Grammy Award

2.3K 56 3
                                    

Lisa baru saja menyelesaikan pekerjaannya, ia kembali ke rumah dan melihat anak-anaknya sudah terlelap dikamar mereka. Casey sudah cukup besar dan memiliki kamarnya sendiri namun ia tidak membiarkan adiknya Esme untuk tertidur bersama saudara laki-lakinya sendirian akhirnya ia mengajaknya untuk bergabung bersamanya.

Jennie memeluk Lisa yang sedang meminum sekaleng soda dari belakang. Ia merindukan kekasihnya yang menjadi sangat sibuk akhir-akhir ini.

"Apa kau lelah?" Tanya Jennie beralih kehadapan Lisa.

"Menurutmu?" Tanya Lisa lalu menutup lemari pendingin dihadapannya.

Jennie memejamkan matanya dan menarik nafas sabar. Ini sudah berbulan-bulan sejak Lisa berubah menjadi sosok yang sangat dingin.

"Kau ingin aku buatkan sesuatu lisa?" Tanya Jennie mengikuti Lisa berjalan kedalam kamar mereka.

"Tidak terimakasih" ucap Lisa membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata.

"Kau harus membersihkan tubuhmu dulu setidaknya" ucap Jennie lembut membelai rambut Lisa yang sedikit berantakan.

Lisa tidak menjawab atau memberikan respon apapun. Jennie kembali ke ruang tengah merapikan barang Lisa yang lupa ia simpan.

"Kau harus bersabar Jennie, kita tidak mungkin melepaskan pernikahan ini" ucap Jennie melihat dirinya dicermin yang ia lewati.

-
Minggu pagi ini Lisa sedang bermain dengan anak-anaknya di ruang keluarga mereka yang kini lebih luas. Jennie berada di dapur bersama kedua putrinya mempersiapkan sarapan mereka.

Lisa selalu meluangkan waktu di hari minggunya untuk bercengkrama dengan keluarga kecilnya. Hal itu yang membuat Jennie percaya jika rumah tangganya masih bisa dipertahankan.

Lisa tidak pernah berbicara pada Jennie kecuali Jennie yang memulainya lebih dulu, itupun Lisa hanya akan menjawab seadanya saja.

"Lisa, bisakah nanti malam kita pergi untuk menyiapkan baju yang akan kita gunakan besok?" Tanya Jennie.

"Kita gunakan pakaian yang ada saja" ucap Lisa, ia menghindari Jennie lagi.

"Dress lamaku sudah tidak cukup untuk aku gunakan sekarang, perutku sudah sangat begah Lisa" ucap Jennie beralasan.

Lisa melihat ke arahnya dan memerhatikan lekuk tubuh istrinya. Ia mengangguk setuju untuk mereka pergi nanti malam.

"Ayo kita sarapan!!" Teriak Esme memanggil seluruh anggota keluarganya.

Semua orang berlari kecuali Jennie yang tentu kesulitan karena perut besarnya yang tengah mengandung anak ke-5 nya setelah ketiadaan Loudi.

Lisa menarik kursi untuk Jennie dan menduduki tempatnya. Memerhatikan anak-anaknya yang mulai menaiki kursi mereka masing-masing.

"Mommy, Leah sudah bangun" ucap Pierce pada Jennie.

"Benarkah? Aku akan mengeceknya kalian makan lah lebih dulu" ucap Jennie memutar menuju kamar anak-anaknya.

"Dada ayo kita mulai" ucap Esme yang tak sabar.

"Kita akan menunggu mommy" ucap Lisa pada anak-anaknya.

"Mommy menyuruh kita untuk makan lebih dulu dada" timpal Pierce.

"Kita harus menghormati mommy, tidak baik makan mendahuluinya" ucap Casey menengahi adiknya.

"That's my girl" ucap Lisa bangga pada putri sulungnya.

Jennie datang dengan Leah yang berada digendongannya. Lisa segera bangkit dan mengambil Leah darinya.

"Terimakasih hon" ucap Jennie.

"Tirimikisih hin" ucap Esme meledek ibunya.

"Yak noona" ucap Pierce.

JENNIE BIRTH STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang