03. Figur Seorang Kakak

63 5 2
                                    

"Tumben alarm Lintang nggak bunyi?"

Maya dan Rio pun terduduk di meja makan,

Dua pelayan mereka yang sibuk menaruh sarapan pun langsung menyauti ucapan sang majikan,

"Tadi Den Lintang udah berangkat, Nyonya," ucap salah satu pelayannya,

Rio segera bangkit untuk pergi ke kamar Lintang yang sepulangnya dari rumah sakit, sudah pindah ke lantai satu,

"Dibawain bekel kan, Bi?" Tanya Maya,

Dua pelayannya malah saling menatap, kemudian mereka kembali lagi menatap majikannya,

"Katanya Den Lintang lagi kepengen makanan kantin sekolahnya, Nyonya,"

Maya pun hanya menganggukkan kepalanya pelan, kemudian ia tatap Rio yang baru saja keluar dari kamar Lintang dengan membawa obat yang kemarin ditebus di apotik rumah sakit,

"Obatnya sama sekali nggak Lintang minum, Ma,"

Maya yang baru saja menganduk salad buahnya, pun, ia hentikan. Ia pun lantas berdiri,

"Mama tanya ke ibunya Dira dulu deh. Papa coba telpon Lintang, ya,"

Maya pun melenggang,

Rio sibuk mengoperasikan ponselnya untuk menghubungi putra bungsunya itu,

Deringan ponsel Lintang justru terdengar dari sini,

Salah satu pelayannya pun segera melangkah ke ruang tengah, "hapenya Den Lintang ada di sini Tuan," ujarnya seraya mengambil ponsel yang sengaja Lintang taruh di meja ruang tengah,

Rio menjambaki rambutnya yang telah rapih itu, "Lintang!"

Sementara Maya, dia malah berpapasan dengan Dira yang masih belum siap untuk pergi ke sekolah,

"Lintang beneran nggak wa kamu apa gitu, Ra?"

Dira malah menguap, lantaran dia memang belum apa-apa. Baru bangun tidur, itu pun karena Maya mengetok-ngetok pintu rumahnya,

Mamanya tentu sudah pergi bekerja,

"Nggak, Ma. Biasanya kalo Lintang begini, dia lagi ngambek. Emang dia kenapa, Ma? Tumben ngambek? Apa Dira punya salah, ya?"

Maya lantas menggelengkan kepalanya, kemudian ia cubit salah satu pipi Dira gemas, "nggak sayang. Dia ngambek kemarin Mama paksa jangan sekolah. Lima jaitan lumayan loh,"

Dira tersenyum kecut,

Bisa ia bayangkan wajah cemberut Lintang itu bagaimana?!

Menggemaskan, tapi pasti tingkahnya sangat menyebalkan.

"Yaudah nanti kalo kamu ketemu ama Lintang telpon Mama, ya,"

Dira pun langsung bersikap hormat,

"Siap, Ma!"

Maya terkekeh kembali,

"Sama tolong dong, dia belum sarapan. Pastiin dia ngemil apa kek, sama pastiin dia makan siang, ya, Ra,"

Dira pun kembali bersikap menghormat,

"Siap komandan!"

Maya yang gemas pun kembali mencubiti kedua pipi Dira gemas,

"Sama satu lagi bisa, Ra?"

Maya pun mengambil kotak kecil berisikan beberapa jenis obat milik Lintang, "pastiin Lintang minum obatnya, ya. Lukanya takut infeksi lagi. Biar cepet kering juga, Ra."

"86, Ma!"

Rio dan Maya pun menyempat-nyempatkan pergi ke sekolahan Lintang yang masih sepi,

Mereka lupakan untuk sarapan agar bisa bertemu dengan putranya,

Fri(End) ||  [JIN x LISA] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang