04. Comblangin gue dong, Lin.

54 5 0
                                    

"Kalo mau ngambek kira-kira dong, Lin!"

"Lagi sakit juga segala ngambek!"

"Ya Allah seriusan, itu kalo kepala lo nggak lagi luka mau gue geplak asli!"

"Gue--"

"Udah sih ah, gue udah diomelin ama Bang Almeer. Kuping gue udah panas, Ra!"

Dira pun menarik napas, lalu mengeluarkannya dengan kasar,

Dia pun akhirnya membuka bekal yang ia buat pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah,

"Cepet makan!"

Dira sodorkan sendoknya pada Lintang, tapi lelaki itu malah menggelengkan kepalanya, "nggak nafsu!"

Pletak!

"Makan nggak!"

Lintang pegangi dahinya yang tadi dipentung sendok oleh Dira, "apaan sih! Sakit anjing!"

Gemelatuk gigi Dira pun sampai terdengar saking kesalnya,

"Lo yang anjing! Gue udah capek-capek masak buat lo! Terus lo nggak mau makan gitu! Emang anjing lo!"

Lintang pun membuang wajahnya, "halahhh, paling lo beli. Lo mana bisa masak!"

Dira pun menendang betis Lintang di kolong meja, membuatnya langsung menatap sang penendang dengan berdecak lidah. "Apaan sih!"

Matanya pun melotot tajam. "Lo lagi PMS apa gimana sih, Lin?! Heran gue," tak kunjung disentuh Lintang, pun, Dira malah mulai memakan bekal yang ia bawa untuk Lintang,

Spontan Lintang menarik kotak bekal tersebut, "jangan dimakan dong! Katanya buat gue!"

"Katanya lo nggak mau!"

"Ya rayu gue lagi lah anjing!"

Sontak Dira pun tertawa kecil, "seriusan, lo bener-bener lagi PMS."

Lintang pun merebut sendok dari tangan Dira, "ini nggak beracun kan?"

Dira bersidekap, "nggak lah ngarang! Paling besok gue ngelayat ke rumah lo!"

"Stres dasar!"

Suasana yang semenjak tadi sudah riuh karena kehadiran Lintang, kini semakin bertambah saat hadirnya sosok yang menarik perhatian Dira untuk menatapnya,

Dira tersenyum amat manis, senyuman yang belum pernah Lintang lihat itu,

Lintang menatap arah pandang Dira,

Laki-laki bernama lengkap Dimas Prasetyo Abimanyu itu, pun mendekat lantaran ia melihat Lintang,

"Lin gue duduk sini, ya," katanya, Lintang hanya manggut-manggut saja,

Dira tiba-tiba menjadi salting, tangannya juga langsung tremor. Lintang yang melihatnya malah jadi miris sendiri,

"Sadar diri lo, Lin. Emang dari dulu, Dira nggak pernah nganggep lo lebih."

"Kemarin dua harian lo kemana? Nggak sekolah, nggak juga ke kumpulan,"

Lintang yang tengah memakan bekal pun, terpaksa ia sudahi untuk meladeni ketua gengnya tersebut,

Ia tatap Dimas setelah meminum air putihnya, "lo nggak liat kepala gue dibuntel gini, Dim?" Lintang pun menunjukkan kepalanya yang dibalut kapas dan plester tersebut,

Bukan khawatir, Dimas malah terkekeh,

Emang dasar laki!

"Lah kok bisa?"

Fri(End) ||  [JIN x LISA] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang