Sepulangnya sekolah, Lintang pulang bersama Dira,
Kalau Dimas tadi saat istirahat berakhir, dia malah bolos. Katanya ingin mengantarkan Nadin selamat sampai tujuan,
Nadin sudah protes. Mengomelinya, tapi dasarnya Dimas si ganteng-ganteng begajulan, Nadin sampai capek sendiri, dan akhirnya manut juga dengan kekeuhannya Dimas.
"Lo tunggu bentar sini, ya, Ra. Gue mau ambil motor dulu," kata Lintang yang diangguki oleh Dira, "jangan lama-lama, ya, Lin."
Lintang hanya mengacungkan jari jempolnya. "Siap Tuan Putri."
Selagi menunggu Lintang, Dira pun mengeluarkan ponselnya untuk scrolling IG,
Banyak pesan masuk dari akun yang tidak ia follow,
Maklumlah, namanya juga orang cantik. Followersnya juga banyak, sama banyaknya dengan akun Lintang,
Kalau dia memang sering upload, tapi kolom komentar ia matikan, karena banyaknya komentar tidak senonoh,
Berbeda dengan Lintang yang jarang sekali up, tapi sekalinya up langsung banjir komentar yang pastinya takkan Lintang balasi, bahkan like pun tidak.
"Dira sayang,"
Deghhh!
Jantung Dira rasanya ingin copot saat atensinya dari ponsel ia alihkan untuk menatap seseorang yang kini sudah berdiri di hadapannya,
Tatapannya sendu bukan main, tersirat rindu yang mendalam di manik lelaki yang usianya jauh lebih tua ketimbang dirinya itu,
Tapi lain di manik Dira, tatapan kebencian menguar di sana, memori akan pecahnya keluarga harmonisnya karena perempuan penggoda yang dibawa ayahnya itu tak pernah sedektik pun lenyap dari ingatannya,
Sontak Dira memundurkan langkahnya,
Feri--Papanya--yang hendak menyentuh lengan putrinya, pun, ia tarik kembali,
"Dira, Papa kangen kamu dan Mama kamu,"
Dira menggelengkan kepalanya keras, matanya pun sudah berkaca-kaca,
"Papa nggak punya hak kangen aku dan Mama. Makan tuh pilihan Papa sendiri!"
Lantas Dira pun pergi, tapi Feri langsung menahan salah satu pergelangan tangannya. Membuat tubuh Dira sontak kembali menghadap padanya,
"Lepasin Pa!"
Kali ini Feri yang menggelengkan kepalanya keras, "Papa minta maaf, Ra. Ayo kita sama-sama lagi kayak dulu--"
"Om!"
Lintang langsung menyetandarkan motornya, kemudian ia mendekat. Dengan lembut ia lepaskan pegangan Feri, "jangan maksa gini, Om," katanya,
Feri sudah tahu siapa lelaki yang selalu bersama anaknya ini, karena bukan kali ini saja, Feri yang seenak jidatnya menemui Dira kala sekolah telah usai,
Dia juga tidak memiliki prasangka jelek pada Lintang, karena memang pemuda tampan di hadapannya ini jauh lebih baik ketimbang dirinya,
"Pelan-pelan Om, Dira juga butuh waktu," sambungnya lagi,
Feri mengacak rambutnya kasar, kemudian ia tatap lagi putrinya yang kini berlindung di balik punggung Lintang, "bisa kita ngobrol, Ra? Sama Lintang juga deh kalo kamu takut ama Papa," pintanya,
Lintang pun mengambil langkah minggir, agar Dira bisa melihat papanya yang terlihat sudah semakin berbeda dari sebelum-sebelumnya,
Dira pun menariki baju milik Lintang, "tapi jangan lama-lama. Mama suruh Dira cepet pulang soalnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fri(End) || [JIN x LISA] - END
FanfictionTerjebak di friendzone memang Tidak menyenangkan. Kitanya naksir, tapi si doi belum tentu juga naksir balik. "Gue berasa jagain jodoh orang anjirrr!" -Lintang Mahendra