"Apa kabar Lin?"
Dira menarik kedua sudut bibirnya begitu cantik,
Di tangannya sudah ada bunga Lily favorit Lintang, lalu ia berikan bunga tersebut ke dada Lintang,
Namun bunga itu malah terjatuh, membuat Lintang terkekeh, lalu ia pun memilih untuk berjongkok,
Dira pun mengikutinya. Dia ikut berjongkok di hadapan Lintang,
Tes ....
Sudah dicoba berapa kali pun untuk menguatkan hati, tapi tetap saja, Dira tidak bisa. Dia tidak sanggup,
Tatapannya lurus ke pelataran yang didominasi dengan rerumputan ini, kemudian ia cabuti rerumputan yang terlihat sudah panjang ini.
"Lo nggak mau kasih gue selamat gitu, Lin?"
Dira usap air matanya dengan punggung tangannya, dan kembali mencoba untuk tersenyum,
Ia dongakkan kepalanya untuk kembali menatap Lintang yang masih tersenyum hangat padanya,
Usapan lembut diterima sudah di pucuk kepalanya,
Dira memejamkan matanya untuk merasakan kenyamanan yang ia rindukan ini.
"Bentar lagi gue mau ngadain pameran solo gue, Lin. Gue hebat kan?"
Lintang hanya menganggukkan kepalanya cukup antusias, kemudian usapannya pindah ke pipinya yang mulus itu,
"Lo bener Lin, Papa ternyata udah berubah. Dia bisa bahagiain Mama, bahkan uangnya ditabung buat gue lulus, dan sampe jadi orang begini,"
Iya, Dira memang selalu menceritakan apa yang ia rasakan. Apa yang sudah terjadi, dan hal-hal yang kiranya tidak penting pun pasti ia ceritakan pada Lintang,
Ya, meksipun Lintang hanya bisa terkekeh. Maksimalnya, ya dia cuman bisa mengusapi pucuk kepala Dira, yang Dira rasa itu cukup menyenangkan untuk diingat.
Sejak dulu, Dira selalu menyukai skinship yang Lintang berikan,
Hanya saja, ia dulu berbohong kalau ia tidak mencintainya,
Bahkan sekarang ini rasanya sudah gila karena Lintang,
Bagi Dira, dia yang seperti ini tidak apa-apa,
Asalkan masih bisa melihat Lintang. Baginya, itu sudah cukup menjadi kewarasannya untuk bahagia,
Tapi lama-kelamaan Dira lelah juga ternyata,
Lintang yang seperti ini!
Hanya bisa menatapnya. Hanya bisa tersenyum. Dan hanya bisa menyentuhnya saja.
Dira lelah,
"Lin, maafin gue ya selama ini udah bohongin lo,"
Lintang tentunya mengangguk,
Toh dia memang tidak bisa bersuara lagi,
Tes ....
Air matanya mengalir lagi,
"Gue juga cinta ama lo, Lin. Lo tau kan?"
Tepat dialog ini, Lintang hanya terdiam,
Wajahnya terkejut luar biasa, padahal sudah Dira ulang ratusan kali. Tapi hanya wajah ini yang Lintang tampilkan,
"Segitunya lo kaget ama pengakuan gue, ya?"
Dan kemudian Lintang hanya tersenyum,
Wajahnya terlihat lelah sekali.
"Ada salah satu fans gue tanya ke gue Lin. Gue punya first love nggak?"
"Terus gue jawab nggak. Soalnya hubungan kita masih abu-abu waktu itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fri(End) || [JIN x LISA] - END
Fiksi PenggemarTerjebak di friendzone memang Tidak menyenangkan. Kitanya naksir, tapi si doi belum tentu juga naksir balik. "Gue berasa jagain jodoh orang anjirrr!" -Lintang Mahendra