Lintang membawa Nadin untuk bertemu dengan Dimas,
Tapi Dimas dicari-cari entah ada dimana?
Nadin yang tidak ingin Lintang kelelahan karena membantunya pun, ia mengajak Lintang ke kantin saja, toh ini masih jam istirahat,
Awalnya Lintang menolak, karena di kantin itu banyak sekali siswa, nanti yang ada dia jadi pusat perhatian karena tengah bersama Mba-Mba kuliahan, terlebih cantik seperti Nadin,
Tapi akhirnya manut juga saat Nadin menyogoknya dengan semangkuk bakso dan es teh gratis,
"Hehehe makasih traktirannya, Mba," Lintang pun menyantap makanannya dengan lahap,
Sementara Nadin, dia sibuk melihat sana-sini, "Lin, kok gue nggak liat cemceman lo sih?"
Uhuk-uhuk-uhuk!
Sontak Nadin pun, menepuki punggung Lintang setelah ia berikan air putih untuk diminumnya,
Lintang menenggak habis air tersebut, "Bang Almeer apaan sih!"
Nadin terkekeh melihat ekspresi malu-malu kucing yang dikalikan rasa kesal Lintang, "nggak usah malu ih, ama gue juga,"
Lintang pun kembali mengaduk-ngaduk baksonya, ia hedikkan kedua bahunya enteng. "Lagian dianya juga naksir orang lain kok,"
Wanita cantik itu pun hanya berohria, dan mulai menyantap makan siangnya, "siapa?" Tanyanya,
"Cemceman lo si Dimas!"
Uhuk-uhuk-uhuk!
Kali ini Nadin yang tersedak, tapi lain perlakuan, Lintang malah terbahak membuat Nadin reflek langsung menoyornya cukup keras,
Seisi kantin yang memang sudah menaruh perhatian pada mereka pun, semakin dibuat gemas oleh tingkah mereka,
Sampai pada akhirnya sosok yang mereka cari-cari pun menampakkan batang hidungnya,
Wajahnya kesal luar biasa, langkahnya kasar mendekati meja Nadin dan Lintang berada, yang dimana mereka masih saja terbahak bersama,
"Lin!"
Brakkk!
Tak segan-segan Dimas menggebrak meja tersebut sampai dua mangkuk bakso dan dua es teh itu ikut tersentak,
Tangannya langsung menuding tajam ke arah Lintang, "lo nggak tau dia siapa huh?!" Tekannya,
Lintang dan Nadin saling tatap, kemudian mereka tatap lagi Dimas yang masih dikuasai oleh murka,
"Siapa lo?!" Kompak Lintang dan Nadin, kemudian keduanya sama terbahak lagi,
Kedua telinga Dimas bahkan sudah memerah menanggung malu dan kesal bersamaan,
Ya, iya juga. Dia siapanya Nadin?
Pacar juga kan masih otw,
Ini dia main gebrak-gebrak saja,
Dimas pun memilih ikut terduduk, dan langsung menyambar es teh milik Lintang yang belum sempat disedot oleh sang pemilik,
Tapi yang punya terlihat biasa-biasa saja, karena memang sudah sering berbagi,
Nadin yang gemas pun, semakin ingin membuat Dimas panas. Dia pun menduil dagu Lintang ala-ala cewek centil,
Mata Dimas langsung melotot sempurna,
Lintang yang merasa risih pun, mengusapi dagunya buru-buru. "Mba jangan jadiin gue tumbal plisss!" Katanya, membuat Nadin terkekeh,
Saking dibakar api cemburunya, es teh milik Lintang sampai habis disedot oleh Dimas, "yeee si kampret! Malah diabisin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fri(End) || [JIN x LISA] - END
FanfictionTerjebak di friendzone memang Tidak menyenangkan. Kitanya naksir, tapi si doi belum tentu juga naksir balik. "Gue berasa jagain jodoh orang anjirrr!" -Lintang Mahendra