01. Gara-gara Stiker

75 12 2
                                    

"Awas ajah si Kunyuk!"

Dira pun kembali mencepatkan langkahnya saat rumah Lintang sudah terlihat dari sini,

Tadi, bagi siswa yang tidak mengerjakan PR, mereka disuruh lari putar lapangan tujuh kali, dan Dira termasuk salah satunya,

"Beneran abis!"

Dira pun memasuki pekarangan rumah Lintang yang luasnya bukan main,

Satpam rumah Lintang yang sudah kenal akan dirinya pun hanya tersenyum sapa, yang juga dibalas senyum oleh Dira,

Dia kembali melangkahkan kakinya,

Namun bukan ke pintu utama, melainkan ke pintu belakang yang nantinya akan langsung menjumpai dapur.

Di dalam sana Lintang yang kaget melihat jam, pun langsung mendekati ibunya yang yang masih berkutat di dapur untuk menyiapkan makan malam bersama 2 ART-nya,

"Ma, nanti kalo Dira ke sini, bilang aku nggak ada, ya, Ma--"

"Emang lo mau kemana?"--Dira,

Saking kalut pikirannya yang sudah membayangkan Dira yang mengamuk, Lintang bahkan tidak sadar kalau Dira menyauti ucapannya dari balik jendela di luar sana,

Maya dan dua ART-nya pun hanya terkikik sembari menggelengkan kepalanya tidak habis pikir,

"Ya bilang ajah aku lagi main ke asramanya Bang Almeer,"

Tangan Dira terkepal kesal, "emang mau sembunyi sampe kapan?"

Deghhh!

Lintang jadi kaget sendiri,

Pandangannya pun meliar,

Menatap seluruh sudut rumahnya yang mewah, serta ia lihat kembali Mamanya dan dua pelayannya itu,

"Mampus!"

Segera Lintang langsung berbalik,

Ia berlari untuk masuk ke dalam kamarnya,

Dira yang sudah ada di pintu dapur pun segera mengejarnya,

Tap!

Blammm!

Dira mendapatkan gagang pintunya lebih dulu, dan langsung ia banting pintu kamar Lintang sampai menimbulkan bunyi yang luar biasa besarnya,

"Ra, kalo mau berantem ama Lintang jangan di ruang tengah, temen-temen arisan Mama bentar lagi pada dateng. Nanti berantakan Mama yang malu,"

Lintang pun langsung menoleh, menatap Mamanya garang seolah berkata,

"Mama lebih mentingin arisan ketimbang nyawa anak Mama gitu?!"

Maya yang mengerti akan tatapan anaknya itu, pun malah menjulurkan lidahnya julid,

Tap!

Dira genggam kedua tangan Lintang erat-erat,

"Yaudah deh, Dira bawa Lintang ke kamar ajah, ya, Ma,"

Pandangan Lintang kembali lagi pada Dira yang menampilkan smirk tajamnya.

"Jangan terlalu berisik, ya."

Dira pun menarik paksa lengan Lintang agar ikut masuk ke dalam kamarnya,

Blammm!

Pintu pun kembali ditutup,

Lintang sudah histeris ala-ala anak kecil yang dipaksa pulang dari taman hiburan karena waktunya telah habis,

Fri(End) ||  [JIN x LISA] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang