Hari terlihat akan menjelang sore, seorang gadis berjilbab yang berada di mobil melihat ke arah luar jendela. Melihat jalan yang ia lalui dengan lamunan nya, sang kakak hanya melihat ekspresi datar dan tenang dari sang adik.
"Tumben kamu dengerin apa yang kaka katakan sama kamu??"
Gadis kecil, berkulit putih pucat dan berwajah manis dengan tinggi yang bisa di bilang tak tinggi itupun menoleh ke arah kaka nya, "Aku capek kak" ucap nya singkat dengan menunjukan ekspresi yang masih sama dengan sebelumnya.
"Menurut kakak, persahabatan kamu tidak ada gunanya sama sekali. Kalau di teruskan hanya membawa duri bagi kamu Ra, dan kakak gak mau kamu terluka" ucap sang kakak menasihati adiknya tak lupa dengan fokus menyetir mobil yang di kendarai nya.
"Kakak tau, pasti kamu nyuruh kakak jemput kamu dan gak ngajak sahabat kamu itu dengan alasan capek pasti ada sesuatu yang terjadi kan??"
Naira, gadis itu hanya menghela nafas nya kasar " Iya kak, aku kembali di tatap gak bersahabat sama teman sekelas aku lagi gara gara Linda bilang sesuatu yang buruk tentang aku ke teman teman. Aku tahu itu dari teman teman aku yang cowok, mereka sempat dengar kalau Linda nangis dan nyalahin aku karena aku marah marah sama dia dan nyalahin dia karena hampir telat. Padahal aku gak marah kak, aku cuma sedikit kesal aja sama dia"
"Kakak udah bilang sama kamu berkali-kali kali bahkan beribu ribu kali, kamu berhenti jadi sahabat nya si Linda itu. Dia gak baik Naira, kamu tahu kan dia itu mengidap bipolar dan bahkan sempat sempat nya dia bersikap manipulasi sama kamu Ra"
"Aku dari dulu juga udah pernah nyoba buat jauhin dia kak, tapi susah untuk aku lepas dari dia. Kakak kan tahu sendiri gimana aku yang kalah sama rasa kasihan aku, aku udah coba untuk egois, aku udah coba untuk menghindari dia tapi dia selalu aja balik ke aku lagi" ucap Naira dengan nada pilu dan air mata yang mengalir.
"Aku capek kak selalu belajar sabar menghadapi dia. Tapi ketika aku mau jauhin dia, dia malah datang ke rumah kita ketemu sama mamah seakan akan gak ada yang terjadi dan malah main di rumah kita. Mamah tau nya aku sama dia baik baik aja padahal kita udah bertengkar, aku serasa tersangkar dirumah sendiri karena dia."
"Harusnya mamah ngerti sama keadaan kamu, dan tau sifat aslinya Linda. Nanti kakak akan coba bilang ke mamah apa yang kamu alami saat ini. Kuncinya kamu harus bisa terbuka sama mamah, mau kamu di salahkan atau nggak kamu harus berani bilang sama mamah. Kalau mamah tau seenggaknya mamah gak akan membuka pintu rumah kita untuk Linda"
"Kapan kita bilang ke mamah?? Apa mamah bakal percaya sama aku?? Kakak kan tahu mamah orang nya strict parent, apalagi sampai papah tau. Aku takut di marahin mamah"
"Mamah gak akan marah ke kamu, kakak yang akan bantu kamu bicara ke mamah" ucapan Hisyam mampu membuat Naira merasa tenang dan lega.
***
Setelah beberapa waktu kemudian, Naira dan Hisyam sampai di rumah mereka.
"Assallamu'alaikum " ucap Hisyam dan Naira kompak tatkala masuk kedalam rumah mereka.
Tak lama kemudian Mamah mereka menghampiri kedua anaknya itu dengan senyuman di wajah nya "Wa'alaikumussalaam" ucap mamah mereka yang di sambut ukuran tangan kedua anak nya itu untuk mencium tangan sang mamah nya.
"Alhamdulillah kalian udah pulang, yuk ganti baju terus makan. Mamah udah siapin makanan di meja makan"
"Iya mah" ucap Naira dan Hisyam.
Mereka pun ke kamar mereka masing masing dan mengganti pakaian yang mereka kenakan. Mereka langsung menghampiri mamah dan duduk di atas meja makan.
"Mah, sebelum makan aku mau ngomong sesuatu dulu" ucap Hisyam dan di lirik oleh adiknya.
"Kamu ngomong apa sama mamah? Ngomong aja Syam"
"Mah aku minta tolong kalau ada Linda sahabat nya Naira ke sini, tolong bilangin kita lagi gak ada di rumah ke bi Tia"
"Loh emang kenapa?? Naira kamu lagi berantem sama Linda,sayang?"
Naira bingung menjawab apa kepada mamah nya. Namun Hisyam pun bersuara dengan niat ingin membela sang adik.
"Nanti mamah juga bakalan tahu, kita akan jelasin nanti ya mah. Sekarang tolong suruh bi Tia untuk bilang kita gak ada dirumah"
Mamah mereka hanya menurut saja dengan apa yang dikatakan Hisyam barusan, dan langsung memanggil art di rumah nya itu.
"Bi??? Bi Tia sini bi" ucap nya dengan sedikit keras agar di dengar oleh bi Tia yang ada di belakang.
"Iya buk ada apa??" Tanya bi Tia yang datang menghampiri majikan nya.
"Kalau nanti ada Linda yang sering datang kesini, bibi bilang aja kalau kami lagi gak ada dirumah ya bi. Saya gak mau di masuk kerumah ini apapun alasan nya."
"Baik bu, akan saya lakukan"
"Ok kalau begitu, terimakasih ya bi" ucap majikan nya itu, lalu bi tia pu kembali ke arah belakang.
Namun tak lama di bicarakan, Linda orang yang baru saja di bicarakan suara nya terdengar dengan di iringi bel pintu rumah mereka.
Bi Tia yang telah mendapatkan amanah dari majikan nya tersebut tatkala membuka pintu rumah dan mendapati sosok Linda pun sudah tahu apa yang harus dia lakukan kepada sahabat nona majikan nya ini.
"Assallamu'alaikum. Bi, Naira nya ada??" Tanya Linda kepada bi Tia
"Wa'alaikumussalaam. Maaf non, non Naira nya barusan berangkat sama den Hisyam juta Nyonya"
"Emang mereka kemana bi??"
"Duh bibi juga gak tau non pergi kemana mana nya"
"Kalau aku tunggu di dalam rumah bisa kan bi??"
Pertanyaan Linda membuat bi Tia kebingungan harus bilang apa kepada sahabat anak majikan nya ini yang keukeuh ingin menunggu segala.
Namun suatu ide pun tercinta di pikiran nya.
"Duh maaf non, bibi gak tau kapan mereka pulang. Soalnya tadi sih bilang nya ke acara penting dan mendadak, tadi bibi juga lihat mereka bawa tas juga. Takutnya mereka menginap atau gimana. Bibi juga gak berani ngizinin karena bukan siapa siapa disini" Bi Tia hanya bisa berdoa dalam hati semoga orang ini langsung pergi saja dan tidak mempersulit dirinya.
Sedangkan Linda semakin kesal saja dengan keadaan nya hari ini untuk membuat Naira meminta maaf pada dirinya. "Duh si Naira kemana sih. Biasanya kalau aku datang ke rumah nya pasti ada, kalau aku datang ke rumah nya Apalagi pas ada mamah nya si Naira kan bisa minta maaf sama aku dan mohon mohon buat baikan. Eh malah gak ada, kalau aku tetap disini juga yang ada malah buang buang waktu. Mending aku pulang aja dan nyari kesempatan di lain waktu"
"Ya udah deh bi kalau gitu, aku mau pulang dulu ya. Tolong sampaikan aku datang kesini ya bi, Assallamu'alaikum "
"Iya baik non,Wa'alaikumussalaam "
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Tabir (Simfoni Kehidupan)
Teen FictionManusia hanyalah menilai dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Namun tak ada yang tau apa yang tersembunyi di balik tabir kehidupan seseorang. Kisah hidup remaja masa kini yang tertutup tabir penghalang kisah pahit dibalik senyuman. "Aku ing...