Part 13

33 20 0
                                    

Hari telah berganti di iringi dengan waktu pagi di sertai kicauan burung, mentari pun seakan ikut menyapa manusia dengan terang dan hangat nya cahaya yang membentang di ufuk timur.

Seorang gadis berjilbab tengah menatap kehangatan itu melalui jendela kamar nya.

Matanya sembab, pikiran nya kosong dan pandangan nya lurus. Namun, kecantikan dan kedamaian di wajah nya tak pernah pudar sedikit pun.

Terdengar kecil suara hembusan nafasnya, seakan akan ia tengah mengeluarkan segala hiruk pikuk di hatinya. Matanya berkedip dan ditutup oleh kelopak Matanya, bahu nya bersandar di samping jendela yang kini ia singgahi.

Tak lama terdengar suara langkah kaki menghampiri dirinya. Seseorang kini tengah menepuk pundak nya pelan.
"Nur, turun yuk kita makan" ucap nya lembut kepada adik kesayangan nya.
"Aku mau makan di sini aja kak" jawab nya tak terlihat gairah di mata nya.

"Ya udah kakak ambilin makanan nya ke sini ya, tunggu bentar" ungkap kakak laki laki nya dan meninggalkan Nur sendirian.

Tak lama kemudian kakak nya datang membawa nampan berisi makanan dan air minum untuk adik nya itu.
"Kakak suapin kamu ya?" Tanya Hisyam yang hanya di angguki adiknya.

Tidak ada penolakan saat suapan itu masuk ke rongga mulutnya, hanya saja wajah nya yang datar dan seakan lelah dengan kehidupan. Hanya itu yang Hisyam lihat dari wajah adiknya.

Makanan itu pun habis dilahap oleh sang empu. Dan itu hanya dibalas senyuman manis oleh Hisyam saat adiknya mau untuk makan makanan yang di bawa olehnya.

"Kak, aku gak mau ketemu sama sahabat dan teman teman aku" ucap nya dengan nada rendah dan wajah pilu.
"Kenapa kamu gak mau ketemu sama mereka? Pasti mereka khawatir banget sama kamu Nur" tanya hisyam kepada adiknya itu.

"Aku butuh waktu untuk sendiri, butuh waktu untuk pulih dan sembuh" jawabnya kepada sang kakak.

"Sekarang kamu mau apa selain butuh waktu untuk sendiri?' Tanya nya meyakinkan apa yang di inginkan sang adik untuk kembali tersenyum.

"Aku mau tinggal dulu di villa di temani tante Fani" ucapnya sedikit bersemangat.

"Kakak akan siapkan semuanya ya, dan kakak akan hubungi tante Fani agar mau nemenin kamu di Villa nanti" jawab nya dengan mengusap kepala Nur dengan lembut dan diangguki Nur dengan senyuman.

*******

Nur pun pada akhirnya meninggalkan rumahnya diantar oleh supir pribadi Hisyam, dan kakak nya hanya mengantar Nur saat akan pergi saja.

Saat Hisyam akan kembali memasuki rumah nya, tak lama datang Vanila,Ilham dan disusul oleh Dafa dan kawan kawan nya ke rumah Nur.

"Assallamu'alaikum " ucap mereka serentak, Hisyam pun menoleh dan mendapati sahabat juga teman teman nya datang ke rumah nya.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullah. Eh kalian datang kesini"
"Iya kak kamu datang kesini mau melihat keadaan Nur sekarang bagaimana " ucap nila dan yang lain nya selagi mencium punggung tangan Hisyam.

Hisyam pun termenung sesaat seakan akan bingung ingin berkata apa kepada teman teman adiknya itu.
"Ayo masuk dulu, kita ngobrol di dalam aja" ucapnya sembari mempersilahkan teman-teman adiknya masuk ke rumah.

Setibanya mereka duduk di sofa, Dafa pun bertanya kepada Hisyam, "Kak, gimana kabar Nur sekarang? Apa dia udah membaik?"

"Alhamdulillah dia udah membaik" ucapnya disertai senyuman tipis.

"Alhamdulillah ucap teman teman Nur dengan serempak"

"Terus apa kita boleh ketemu sama Nur nya kak?" Tanya Nila dengan ragu ragu, dan di ikuti respon tanda tanya dari yang lain ketika menatap Hisyam

"Untuk sekarang, Nur ingin punya waktu untuk dirinya sendiri. Dia juga lagi ke suatu tempat untuk memulihkan dirinya"

"Jadi, Nur lagi gak ada di rumah kak?" Tanya Dafa meyakinkan isi hati hatinya.

"Iya lagi gak ada di rumah. Dan kakak juga sudah meminta izin ke sekolah agar Nur lebih leluasa memulihkan psikis nya."

Semua pun terdiam, entah harus apalagi yang mereka tanyakan dan apalagi yang harus mereka bicarakan kepada Hisyam.

Tak lama kemudian, terdengar suara beberapa motor seperti parkir di halaman rumah Hisyam yang membuat mereka yang berada di rumah heran siapa yang datang ke rumah Hisyam lagi.

Hisyam kemudian berdiri dan melangkah kan kakinya melihat siapa yang sedang datang ke rumah nya selain dari teman teman adiknya itu.

Tak lama kemudian, dapat Hisyam lihat beberapa pemuda sedang turun dari kendaraan mereka masing masing. Pemuda itu nampak tak asing lagi di mata Hisyam, dia mengenali beberapa pemuda yang datang ke rumah nya itu. Mereka adalah geng Raka, seseorang yang membuat adiknya kembali teringat akan masa kelam hidupnya.

Tak terlihat wajah senang dan ramah di mata Hisyam ke arah para pemuda tersebut, hanya tatapan dingin dan perasaan kecewa kepada mereka terutama salah seorang diantara mereka yang mencoba memakai kekerasan terhadap adiknya, siapa lagi kalau bukan Raka.

Raka dan teman teman nya dengan ragu namun memberanikan diri, menghampiri Hisyam dan mengucapkan salam padanya.

"Assallamu'alaikum  kak Hisyam" ucap Raka dan di susul oleh teman teman nya.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullah " jawab Hisyam datar.

Tak lama kemudian geng Dafa dan juga Ilham mengikuti arah Hisyam keluar pintu rumah mereka. Tatapan mereka bertemu dengan beberapa pemuda yang mereka kenal.

Ada tatapan kesal di raut wajah Dafa melihat Raka dan teman teman nya datang ke rumah Nur.

"Ngapain kalian disini?!" Ucap Dafa dengan nada sedikit marah, dan tak terlihat ramah tamah di wajahnya.

"Maaf mengganggu waktu kalian, tapi kedatangan saya disini adalah untuk meminta maaf atas kejadian kemarin" ungkap Raka dengan rasa bersalah di hati dan di raut wajahnya.

"Semudah itu lo minta maaf??" Tanya Dafa ke arah Raka, ia merasa begitu mudahnya Raka meminta maaf padahal perlakuan nya sungguh keterlaluan.

"Gue tau gue salah, gak seharusnya juga gue menuduh tanpa bukti apalagi sampai melakukan kekerasan fisik sama Nur. Jujur gue ngerasa bersalah banget sama Nur atas perlakuan gue ke dia. Maka dari itu gue kesini buat minta maaf sama dia dan juga sama kak Hisyam karena udah terlalu lancang kepada Nur" ungkap Raka dengan penuh penyesalan.

"Jujur saya kecewa sama kamu, saya kira kamu pemuda yang baik walaupun seorang anak geng motor. Apalagi yang kamu lakukan terhadap adik saya sangat membuat saya merasa tidak benar dalam menjaga Nur." Ungkap Hisyam dari lubuk hatinya yang terdalam.
"Saya bisa saja memaafkan kamu, tapi masalah kamu adalah dengan adik saya bukan saya. Maka sudah selayaknya nya kamu meminta maaf langsung kepada Nur "

"Iya kak, saya kesini juga ingin meminta maaf secara langsung kepada Nur. Jika dibolehkan, apa saya boleh bertemu dengan Nur" tanya Raka dengan rasa bersalah di hatinya.

"Untuk saat ini, Nur tidak ada di rumah saya. Dia sedang berada di tempat yang nyaman untuk pulih dari luka nya." Ucap Hisyam dengan sendu di wajahnya.

"Kalian masuk saja dulu ke rumah, kita ngobrol dulu di rumah. "

Geng Raka dan yang lain nya pun kembali kerumah Hisyam dan duduk di ruang tamu Hisyam yang luas itu.

"Kak, maaf kalau aku lancang ke kakak. Kalau boleh tau apa yang dialami Nur waktu dulu sampai dia bisa ikut kaka pindah kesini? Katanya Nur korban perundungan? Tanya Ilham penasaran.

Hisyam pun mulai angkat bicara kepada teman teman adiknya itu.
"Mungkin ini adalah cerita Nur, tapi kakak disini hanya ingin agar kalian bisa membantu kakak untuk menjaga Nur disaat kakak tidak bersama dengan nya." Ucap Hisyam menatap teman tengah adiknya itu.

"Dulu, Nur itu sekolah barengan sama Dafa, dulu disekolah itu juga Nur mendapatkan perundungan oleh beberapa teman teman nya.
Jadi dulu.........

Bersambung.

Dibalik Tabir (Simfoni Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang