Part 12

45 30 1
                                    

Hujan masih terus turun disertai dengan awan mendungnya, menemani isak tangis perempuan berjilbab yang kini tengah menangis sambil merenung ditemani sahabat baiknya sembari mendekap erat sosok rapuhnya.

"La, kenapa aku harus ketemu sama orang yang buat aku trauma?" tanya pilu dirinya kepada sahabat yang kini menemani nya.
Sahabat nya tak mampu menjawab pertanyaan itu, dia hanya ikut menangis melihat sahabat nya kini tengah berada di titik terendah nya.

Kakak laki laki nya hanya menatap sendu entah bagaimana lagi dia menghibur adiknya ini. Tanpa pikir panjang dia memanggil adiknya
"Nur" ucapnya dengan penuh kelembutan.
Dia berjalan menghampiri adiknya yang gak kunjung berhenti menangis itu. Nur pun terlihat melonggarkan pelukan sahabatnya dan menoleh kepada kaka yang sedang menghampiri nya.
Kaka nya mensejajarkan posisinya dengan Nur dan berkata dengan wajah yang sendu, "Nur kamu jangan nangis lagi ya? Hhmm? Ada kakak disini yang selalu bela kamu, ada vanila,ilham, sama dimas juga yang akan lindungi kamu ya?" Nur pun hanya mengangguk dan memeluk kaka nya dengan masih disertai tangisan. Sahabat nya, Vanila juga masih merasakan kesedihan sahabat nya pun hanya tersenyum tipis melihat kedekatan dan penguatan diantara kedua kakak beradik itu.

***

Nur yang lelah menangis sampai tertidur pulas yang membuat kakak dan sahabatnya itu merasa lega untuk saat ini. Tak lama kemudian datang ilham, dimas, daffa dkk nya ke rumah hisyam.
"Assallamu'alaikum" ucap dimas sambil mengetuk pintu rumah hisyam
"Wa'alaikumussalaam, kalian kesini sambil hujan hujanan? " tanya hisyam kepada anak anak yang mendatangi rumahnya.
"Iya kak, maaf kita datang kesini khawatir sama keadaan Nur" ucap ilham menjawab pertanyaan hisyam.
"Kalian masuk dulu, nanti masuk angin. Kalian juga ganti baju dulu sama baju punya kakak." Ucapnya

Mereka pun masuk ke rumah hisyam dan mereka pun melihat vanila tengah duduk di sofa mereka.
"La, gimana keadaan nur  sekarang? " Tanya daffa khawatir kepada nur.
"Sekarang nur lagi tidur" jawabnya.
Hisyam oun hanya melihat interaksi teman teman adiknya itu, dia pun memanggil art nya untuk membuat minuman hangat untuk mereka.
"Bibi tolong buatin minuman hangat untuk mereka semua ya, sama makanan nya juga. Jangan lupa sediain juga buat nur ya bi"
"Baik den, bi asih siapin dulu" ucap art rumah nya.

"Kalian tunggu dulu ya, kakak ambil kan baju untuk kalian pake ganti" ucapnya yang diangguki dan di balas terimakasih oleh teman teman nya nur itu.
Setelah mereka memakai baju yang disiapkan hisyam, mereka pun makan dan minum apa yang telah disediakan bi asih.

"Kak kenapa nur sampai kaget lihat pacar temen dimas dari bogor? Apa dia pelaku perundungan yang dialami nur?" Tanya dimas kepada hisyam.
Hisyam pun terdiam dan dia pun menjawab tidak tahu, karena selama ini dia sendiri tidak tahu menahu siapa pelaku perundungan yang dialami adiknya.
"Kakak juga tau dim, kakak juga gak pernah tau siapa namanya. Nur merahasiakan itu dari kakak"
"Dia pelakunya!" ucap daffa yang membuat semua orang mengarahkan pandangan kepadanya.

"Bos kok lo tau sih??" tanya rasya salah sahabat daffa
"Daffa itu teman masa kecilnya nur" ungkap dimas kepada semuanya.
"Jadi lo sering perhatiin nur karena dia itu teman masa kecil lo daf?" tanya arga menimpali.
"Iya, nur teman masa kecilnya si daffa" jawab aldo kepada dua orang sahabatnya itu
"Loh kok loe tau sih do? Kita aja gak tau" ungkap rasya terheran heran.
"Ya kan si daffa nyerita nya sama gue bukan sama kalian" ucap nya tersenyum remeh kepada dua sahabatnya yang tengah kesal karena tidak tau apa apa.

"Udah, udah kita itu lagi disini buat cek keadaan nya nur bukan malah bikin keributan" ucap ilham menatap tajam rasya dan arga yang membuat mereka tersadar bahwa mereka sedang ada dirumah nur.
"Eh maaf, kita malah jadi bahas ini hehe" ucap arga dan rasya malu dengan tingkah tak sopan mereka.

"Ini semua gara gara si raka!! Kalau aja dia gak bawa temen temen dari bogor buat datang ke cafe mungkin kejadian nya gak bakalan kaya gini. Apalagi sampai buat nur trauma gara gara dia maki maki nur sampai mau nampar nur segala, dan kalau aja gue tau kalau pacar nya si gavin pelaku perundungan semua ini gak mungkin terjadi" ucap dimas dengan penuh penyesalan dan juga marah dengan kelakuan sahabat nya itu.

"Ini semua bukan salah kamu dim, ini semua takdir. Kakak cuma menyangkan aja kelakuan sahabat kamu yang telah bersikap kasar sama nur apalagi kalau sampai dia benar benar nampar nur, entah apa yang bakalan terjadi sama psikis nya nur" ucap hisyam menenangkan dimas namun tidak membenarkan kesalahan yang raka perbuat kepada adiknya

"Saya janji sama kak hisyam, saya pasti bakalan jaga nur. Saya, sahabat sahabat saya, ilham sama dimas pasti bakalan jagain nur kak" ucap daffa penuh tekad.

"Jadi sebenarnya nur itu korban perundungan?" tanya vanila yang sejak tadi hanya diam menyimak pembicaraan mereka.

"Iya la, nur adalah korban perundungan. Dan dia pernah terguncang psikis nya akibat dari perundungan yang dia alami" ucap ilham kepada nila.
"Dan kamu tau ham? Kenapa kamu gak cerita sama aku dengan kondisi nur" ucap nila tak menyangka ternyata ilham mengetahui hal itu sedangkan ia tidak mengetahui nya.
"Itu karena ibu aku sama ibu nya kak hisyam dan nur itu sahabatan. Keluarga kami telah mengenal satu sama lain, kami juga menyembunyikan hal ini agar nur tidak merasa di kasihani dan mendapatkan sahabat yang tulus sama dia" ucap ilham agar nila mengerti kenapa dia menyembunyikan hal ini.

Vanila hanya terkejut dan termenung, ternyata dibalik sosok sahabatnya yang ceria kepadanya dan dingin kepada orang lain menyimpan luka yang cukup dalam dan hanya di pendam.

Tak terasa hujan pun kini telah reda, mereka pun pamit pulang ke rumah mereka masing masing, vanila pun diantar oleh ilham karena arah mereka searah.

*****
Dilain tempat seseorang kini tengah berbaring sambil merenung dengan menatap langit langit kamar nya, ada rasa sesak di hati nya atas apa yang telah terjadi tadi sore. Ia berpikir bahwa yang dia lakukan tadi adalah sebuah kesalahan besar dan fatal. Entah orang yang dibuat terluka oleh nya hari ini akan memaafkan nya ataukah tidak, yang pasti dia berharap ada penerimaan maaf dari seseorang yang tengah dia pikirkan saat ini.

"Gue ngelakuin kesalahan besar, gue harus minta maaf. Harus!!!" tekad nya kuat sembari memejamkan matanya dengan lelah.

Bersambung

Dibalik Tabir (Simfoni Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang