Part 10

45 28 0
                                    

Nur terdiam membisu seakan tubuh nya terasa kaku, hatinya berdebar tak menentu, nafas terasa tercekal begitu saja. Tak lama kemudian dia mencoba menetralkan suasana hati dan perasaan nya yang tak menentu ini.
" a-aku mau ke toilet dulu " ucap nya sembari meninggal kan banyak orang yang bingung dengan gerak gerik nya.

"Kamu kenal sama Nur, syif?" tanya Raka kepada perempuan bernama syifa kekasih dari Gavin itu.

"Oh namanya Nur ya?" jawab syifa yang tak menjawab pertanyaan dari teman kekasih nya ini. "Mungkin aku salah lihat kali, aku kira dia orang yang aku kenal" ungkap nya.
Namun tak lama dia pun berkata ingin ke toilet juga dan seakan terburu buru.

"Apa dia orang itu?" tanya Dimas dalam hati nya.

Di toilet Nur merasa tangan nya bergetar, hatinya sakit dan terasa ingin menangis karena dada nya terasa sesak. Tapi dia harus kuat, dia tidak boleh menangis di hadapan perempuan yang bernama syifa itu apalagi di hadapan orang lain.
Dia membasuh muka nya dan berusaha menetralkan emosi dan pikiran nya. Dirasa telah tenang dia mulai tarik nafas dan mengeluarkan nya dengan tenang.

Tak lama seorang perempuan yang tak lain adalah Syifa menghampiri Nur yang berada dalam toilet.
"Ternyata teman gue berganti nama ya?" tanya syifa dengan tersenyum mengejek Nur yang kini sedang menatap nya.

"Apa yang kamu lakukan? Dan apa yang kamu inginkan?" tanya Nur dengan tegas tanpa rasa takut seperti sebelumnya.

"Wah wah inikah sambutan dari teman lama? Gue cuma nanya sama pengen nyapa lo doang, Naira Nur Alawiyah" ucap nya dengan nada mengejek Nur.

"Kamu gak berubah sama sekali ya syif, kamu sama kaya dulu"

"Haha haha ternyata lo masih inget ya sama kelakuan gue. Gue lihat lo sekarang punya kehidupan yang cukup lumayan sih, bagus deh kalau begitu. Toh lo gak jadi penghalang maupun hama bagi gue lagi" ucap nya dengan senyuman jahat nya.

"Kamu orang yang gak punya hati nurani Syif, orang yang cuman bisa buat mental orang hancur demi obsesi kamu" ucap Nur kepadanya dengan nada tegas nya.

"Naira naira, lo emang hebat ya gak pelupa. Gue pikir lo lupa sama kehebatan gue" Syifa mendekati Nur dan berbisik "Naira lo pikir dengan lo udah gak jadi penghalang lagi buat gue, gue gak bisa bikin lo dibenci? Lo salah Naira, kaya nya gue bakal ngasih surpise buat lo di hadapan temen temen yang lain" Syifa menepuk bahu Nur dan dia pun menyingkirkan tangan syifa dari bahu nya seakan jijik dengan nya

Nur merasa marah dengan sikap Syifa yang membuat nya mengingat akan masa lalu nya dahulu. Dia, Syifa Maharani seseorang yang membuat dia ingin hidup melupakan kesedihan masa lalu nya tiba tiba muncul dan mengancam nya. Nur tak masalah di benci orang lain tapi yang paling dia takutkan adalah trauma nya kambuh lagi.

Nur pun bergegas keluar dari toilet dengan rasa marah sekaligus sedih karena pertemuan nya dengan teman lama yang menggoreskan luka. Dia kembali keluar ingin menghampiri teman teman nya dan pulang namun ketika dia berada di taman dekat meja makan tangan nya di cekal oleh Syifa.

"Tunggu dulu dong Naira, gue kan mau ngasih surpise sama lo" kemudian dia berbisik kepada Nur "Apakah setelah ini mereka mau temenan sama lo"

Tiba tiba Syifa sengaja menendang batu yang ada di dekat nya dengan keras lalu terduduk seakan akan di terjatuh.
"Aduh sakit banget!! Maafin aku Nur aku cuman mau ngajak kenalan aja sama kamu, tapi kok kamu tega sih dorong aku" ucap Syifa dengan kencang sambil menangis yang membuat orang orang menghampiri nya.

"Syifa lo kenapa? Apa yang sakit syif?" Tanya Gavin panik melihat kekasih nya menangis kesakitan.
"Hiks hiks hiks, Nur tadi dorong aku vin. Padahal aku cuma mau kenalan aja sama dia vin. Tapi dia malah ngedorong aku karena dia gak suka sama aku.

Gavin yang mendengar itu seketika marah sambil melihat ke arah Nur dengan tatapan tajam, lalu Raka pun menanyakan hal itu kepada Nur " Nue bener apa yang dikatain Syifa kalau kamu dorong dia?" tanya nya seakan tak percaya.

"Aku gak dorong dia Raka, beneran aku gak bohong" jawab Nur kepada semua orang yang menatap nya.

"Halah mana ada maling ngaku, lo juga Raka kenapa bawa orang gak jelas temenan sama lo, lihat ini pacar gue kesakitan gara gara temen gak jelas lo itu dan Syifa gak mungkin bohong. Lihat buktinya Syifa kaki nya lebam" ucap Gavin kepada Raka yang membuat Raka malu kepada Gavin.

Raka pun malah memarahi dan memaki Nur karena merasa gara gara Nur kekasih teman nya terluka. "Bener kata Gavin kalau Syifa nuduh lo dia gak akan kesakitan apalagi kaki nya lebam. Ternyata lo pembohong dan munafik juga ya" ucap Raka sembari menunujuk nunjuk Nur dan hampir ingin menampar nya karena marah dan kecewa.

Namun tangan itu tercekal oleh tangan Ilham yang menghentikan nya. "Gak mungkin Nur ngelakuin hal rendah kaya gitu, gue udah kenal Nur dari lama. Bisa aja pacar temen lo itu sengaja nyakitin dirinya sendiri" ucap ilham sembari marah dan Nila yang sedang memeluk erat Nur karena ketakutan dengan apa yang diperbuat Raka.

"Lepasin tangan gue gak!!!" marah Raka kepada Ilham karena menghentikan aksinya. Ilham pun melepaskan tangan nya.
Namun tiba tiba Raka mendapatkan pukulan dari seseorang tanpa di sadari kedatangan nya, Raka dipukul habis habisan oleh seorang pemuda yang tak lain adalah Daffa.

Ya dia daffa, ketika dia melihat Raka memarahi dan memaki Nur dari kejauhan dia langsung menghampiri nya dan menonjok Raka habis habisan.
Yang lain nya pun mencoba menghentikan aksi daffa namun daffa tampak marah besar dan tak mau mengehentikan aksinya itu.

Nur yang melihat itu dada nya terasa sesak, seketika ingatan ingatan masa lalu memenuhi pikiran nya.

"Kelihatan nya aja alim padahal munafik"
"Gak nyangka banget si Naira licik juga ya"

Sudah tak tertahankan bagi dia akan sakit yang dirasakan oleh hatinya.
Dia melepaskan pelukan sahabat nya Nila, dan berlari sambil menangis.

Sontak Nila mengejar nya dan ilham pun hendak mengejar nya pun malah tercekat ketika tangan seseorang menahan bahu nya.
"Biarin Nila ngejar Nur, sekarang yang terpenting lo telpon kak Hisyam. Gue takut Nur kenapa kenapa" ucap Dimas dengan khawatir. "Gue ngurusin hal ini dulu". Dimas pun menyuruh Gavin dan teman teman nya pulang dan kini berusaha melerai Daffa dan Raka.

Sedangkan saat ini Nur hanya bisa berlari sambil menangis sampai tak terasa hujan pun turun menemani tangisan pilu nya itu, Nila berusaha mengejar nya. Dan ketika Nur merasa lelah tubuh luruh ketanah sambil terduduk dan terisak di temani hujan, Nila pun berusaha memeluk Nur dan menenangkan kan nya dan ikut menangis melihat sahabatnya yang kini terlihat sisi kelemahan nya.

"Kenapa!!!! Kenapa orang lain selalu nyalahin aku Nila! Kenapa la???!!! Aku cape la!! Hiks hiks aku cape dengan semuanya!! Hiks hiks hiks" ucap Nur terlihat memilukan hati.
Tangisan di sertai hujan deras menjadi saksi begitu rapuhnya sosok seorang perempuan berjilbab ini.

Bersambung......

Dibalik Tabir (Simfoni Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang