Hari kian berlalu dengan mudahnya tanpa terasa waktu telah berjalan perlahan demi perlahan. Sosok pemuda tampan kini tengah merenung di balik jendela dia bersandar sambil termenung memikirkan sesuatu.
Dialah Raka dengan ketermenungan nya yang membuat teman nya bertanya tanya, apa gerangan yang teman sekaligus ketua geng nya ini pikirkan.
"Raka? Lo lagi mikirin apa?" tanya bima salah satu teman yang begitu akrab dengan raka, dia bisa di bilang adalah sahabat dekat juga wakil ketua geng nya raka, geng black devils.
Raka pun terkejut atas pertanyaan mendadak dari sahabat nya itu dan menjawab " gue masih kepikiran soal kecelakaan waktu itu. Kalau aja nur sama kakak nya gak bantuin gue entah apa yang bakalan terjadi sama gue"
Bima pun membalas apa yang sahabatnya pikirkan "iya juga sih bener apa yang lo pikirin. Kakak nya nur baik juga ya mau nolongin lo, bahkan jenguk sama ngasih kita makanan padahal kita sama adeknya si nur gak akrab apalagi kenal"
"Namanya orang baik ka,bim. Orang baik itu gak pilih pilih kalau nolong orang" ucap salah satu sahabat nya yang kini mendekati mereka berdua.
"Iya nih bener kata si alvaro, apalah kita yang anak begajulan kaya kita ini yang taunya tawur tawuran" ungkap sahabat raka yang lain nya yang bernama dimas.
"Gue jadi ngerasa berhutang budi sama si nur, walaupun gue gak kenal apalagi akrab sama dia tapi dia baik juga ya. Padahal dia sekelas ama gue, tapi gue gak kenal sama temen sekelas gue sendiri" ungkap raka kepada teman teman nya.
"Si nur itu emang anaknya introvert bro, dia temen nya cuma si ilham sama si cewek itu siapa ya namanya" bima menjawab sekaligus bertanya tanya akan teman perempuan nur yang selalu bersama nur dan ilham.
"Namanya vanilla bim panggilan nya nila, dia emang sahabatan sama si nur juga si ilham. Lebih tepatnya sahabatan dari waktu smp kelas 9 kalau gak salah" ucap dimas menjelaskan kepada teman nya.
"Oh namanya vanila" ucap bima nya hanya ber oh saja. "Eh kok lo tau sih mereka temenan dari kelas 9 smp?" tanya bima lagi kepada dimas.
"Gue sama mereka satu sekolahan, tapi beda kelas aja. Si nur tuh dulunya murid pindahan dari bogor, dia ikut kakanya ke bandung sekalian pindah sekolah" jawab dimas santai menanggapi pertanyaan teman teman nya itu.
"Wow ternyata lo satu sekolahan sama mereka bertiga, pantes aja lo tau mereka. Kirain lo deket sama mereka" ungkap bima yang tak mendapatkan balasan dari dimas.
"Oh iya, gue jadi mau temenan sama si nur ini" ungkap raka dengan santai dan senyuman tipis nya.
"Lo suka sama si nur??!!" tanya alvaro kepada raka dengan terkejut sambil melotot tak percaya begitupun dengan sahabat yang lain nya.
"Enak aja lo ngomong, beda ya namanya suka sama mau temenan. Toh apa salah nya kan kita temenan sama temen kita disekolah apalagi sekelas? Gue cuma pengen berterimakasih sama dia dan kakak nya yang nitipin dia ke gue" ungkap raka kepada para sahabatnya dengan tenang.
"Iya juga sih bener. Apalagi kakak nya si nur baek bener sama kita kita terutama pas nolongin lo" jawab bima kepada yang lain nya.
"Kaya nya lo gak bakal semudah itu loh berteman sama si nur karena dia orang nya kaya gitu. Apalagi pasti ada orang yang bakalan gak suka kalau nur temenan sama lo" ucap dimas dengan santai namun tersirat akan makna di dalamnya.
"Siapa? Si ilham?" tanya raka penasaran.
"Nanti lo juga bakalan tau siapa" jawab dimas dengan meminum air mineral yang di bawa sambil tersenyum.
*****
Ilham, nur dan nila kini tengah bercanda ria di kantin sembari membicarakan hal hal konyol yang membuat gelak tawa diantara ketiganya.
Ada seseorang yang menatap dari kejauhan melihat interaksi ketiganya, ia hanya tersenyum melihat kebahagiaan mereka dari jauh. Hatinya menghangat dan merasa bahagia walaupun bukan bagian dari mereka.
"Kamu bahagia, akupun demikian ra"Tak berselang lama terlihat raka dan sahabat sahabat nya berjalan menuju ke arah tiga serangkai yang sedang bercanda ria itu.
"Hai nur" ucap raka kepada nur yang sedang tertawa. Tiba tiba nur pun kaget menatap beberapa orang yang mengahampiri nya itu begitupun kedua teman nya pun kaget dengan ucapan salah satu orang yang mengahampiri mereka.
"Ya?" tanya nur ragu ragu memastikan apakah dia tak salah dengar bahwa raka memanggil nya, karena dia sendiri dan sahabat nya tak menyadari kehadiran raka dan sahabatnya."Emm kalian mau gak kita ajak makan? Tenang gue yang traktir kok" ucap raka to the point yang membuat tiga serangkai kebingungan dengan ajakan tiba tiba dari raka.
"Ekhem! Maksudnya gue sama temen temen gue mau ngajak kalian bertiga makan makan sama kita kita, sehubung nur udah nolongin gue waktu kecelakaan gue mau balas kebaikan dia sama berterima kasih lewat makan makan" ucap raka kepada mereka.
"Eh gak usah raka, aku ikhlas kok nolongin kamu. Aku gak berharap imbalan apa apa dari kamu" ucap nur sedikit gugup.
"Iya bener kata nur, dia ikhlas kok bantuin lo karena kita juga harus tolong menolong antar sesama apalagi kita sekelas juga sama lo" ucap ilham dengan tenang namun terkesan dingin kepada raka dan teman teman nya.
Ilham tidak membenci geng black devils geng nya raka maupun geng galaksi geng nya daffa. Tapi dia hanya tak mau terlibat diantara mereka apalagi harus melibatkan dua sahabatnya apalagi mereka berdua perempuan, ilham tidak ingin membahayakan sahabat sahabat nya."Kita mohon sekali ini aja nur terima ajakan kita, toh kita juga gak ada niatan apa apa selain terima kasih sama lo. Atau gak gini deh, kita makan makan dalam rangka sesama temen kelas deh, kan lo juga temen satu kelas sama raka tapi gak kenal kan?
Gapapa kali temen kelas makan bareng bareng?" ucap alvaro kepada nur sembari membujuk dirinya dan teman teman nya."Tapi aku harus izin dulu sama kakak aku, aku gak bisa pergi tanpa seizin kak hisyam" ucap nur dengan jujur karena dia tidak berani berpergian tanpa memberi tahu kepada kakak nya itu.
" gimana kalau gue izinin ke kak hisyam deh, gue nyimpen nomor nya kok" ungkap raka meyakinkan. Kemudian raka pun menghubungi hisyam di depan nur juga yang lain nya dan mendapat izin dari hisyam asal nur tetap bersama dengan kedua sahabat nya itu.
"Tuh udah gue minta izinin dan di kasih izin sama kak hisyam""Oke kalau kak hisyam udah izinin nur buat makan makan sama kalian, tapi inget jaga batasan kalian sama nur jangan deket deket." ucap ilham yang memutuskan semuanya.
Raka dan sahabatnya pun senang mendengarnya, akan tetapi nur dan nila terlihat gugup dan kurang nyaman bersama mereka. Tapi apalah daya mereka juga sudah izin kepada kakak nya nur itu, terlebih ada ilham yang menjaga mereka kalau misal ada sesuatu.
"Entah kenapa perasaan aku gak enak"
Batin nur."Apa yang sebenarnya raka lakuin, apa dia tau sesuatu tentang gue dan naira. Apapun itu, gue gak akan biarin raka dekat sama dia"
Batin seseorang yang tadi melihat tiga serangkau tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Tabir (Simfoni Kehidupan)
Ficção AdolescenteManusia hanyalah menilai dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Namun tak ada yang tau apa yang tersembunyi di balik tabir kehidupan seseorang. Kisah hidup remaja masa kini yang tertutup tabir penghalang kisah pahit dibalik senyuman. "Aku ing...