pandangan mata

25 12 0
                                    

Sepasang sahabat sedang berjalan menyusuri lorong sekolah untuk bisa sampai di dalam kelas mereka. Gaya berjalan kedua sahabat itu juga sangat berbeda, Shafa yang berjalan penuh dengan percaya diri dan senyuman manisnya, disisi lain Jesha berjalan dengan kepala yang menunduk dan begitu murung.

"Eh Sha gua lupa nih nanti pulang sekolah ada extra renang, lo nanti pulang nya gimana?,"

"ya tinggal pulang si."

"Serius lo gapapa?,"

"aelah biasa,"

"hehehe maaf ya bestie..."

Setelah perjalanan dan percakapan kecil itu, akhirnya mereka sampai di ruang kelasnya

Jesha mendudukan dirinya di kursi tempatnya, dan mulai mengeluarkan earphone nya untuk mendengarkan musik sambil menunggu bel berbunyi, namun kali ini pandangan Jesha teralihkan pada luar jendela dimana terdapat seorang cowok yang sedang bermain gitar di luar kelasnya, Jesha terus memandangi cowok tersebut, melihat gerak gerik jarinya yang sedang memetik gitar, membuatnya terhanyut dalam pandangan nya.

Dilain sisi Shafa tersadar apa yang di perhatikan sahabatnya, membuat sikap jahilnya muncul

"hayoo liatin apa sih mbak,"

celetuk Shafa sambil mentoeol toel pipi Jesha.

"apasih gaada."

Jesha merasa malu dan mengalihkan pandangan nya.

"jujur deh lo liatin dia kan... dia Jay kelas 12, kakak kelas kita, dia emang hobi banget main gitar, lo suka ya sama dia?,"

"ga, perasaan loh hafal banget deh sama semua murid di sekolah kita."

"Ehh yaiya dongg gua diam diam gini juga lagi menganalisis cowok yang baik buat gua jodohin sama lo!!,"

"apasih jodoh-jodoh ga jelas lo!! jodoh mah udah ada yang ngatur,"

"iye tau, tapi masa lo suka sama Jay sih... Kalo lo suka mah bagus juga sih tandanya lo mulai ada kemajuan buat sembuh, tapi jangan sama jay lah bego, dia tuh cowok buaya banget, cewek nya banyak, banyak yang suka dia maksudnya tapi gaada yang di terima, gatau juga sih alasannya apa.. Tapi aku curiga dia gay sih."

"Mulut lo enteng banget buset.. Gua ga ada bilang suka sama dia, udah lo balik ke bangku lo sana."

Perdebatan kedua sahabat itu terus berlanjut hingga bel berbunyi dan guru sang pengajar juga sudah datang, membuat Shafa ketar ketir dan langsung melompat lari ke bangku nya.

"Dia yang kasih gua tisu kemarin bukan sih?"

ujar Jesha dalam hatinya

M.Y.V.I.T.A.M.I.N

Setelah proses belajar mereka selesai, dan jam sudah menunjukkan pukul 15.00 menandakan waktu pulang mereka tiba.

"Sha gua extra dulu ya," ucap Shafa sambil melambaikan tangan nya,

"iya.. Semangat beb," jawab Jesha.

"Hati hati ya lo pulang nya jangan sampe ke cantol duda perumahan."

Ucapan Shafa itu hanya dibalas dengan tawa kecil Jesha, dan ia mulai menggerakkan kaki nya untuk berjalan pulang.

my vitaminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang