Di sebuah study cafe, tempat di mana para anak sekolah, atau mahasiswa memanfaatkan nya untuk belajar, atau hanya untuk sekedar membaca buku dan bersantai.
Jay memilih tempat tersebut untuk mempersiapkan kualitas otaknya agar ujian kelulusan berjalan dengan lancar. ia tak datang sendirian, namun, seorang gadis cantik bagai cinderella yang dipercayai adalah kekasihnya, turut serta untuk menemani belajarnya."Okeyy, kita mulai dari mana dulu yaaa," ucap Jay seraya mengobrak-abrik beberapa buku yang ia bawa,
"em..., kita baca-baca dulu aja mungkin ya." Jesha hanya memperhatikan gerak-gerik kekasihnya yang sedang sibuk dengan buku-bukunya."Semangat gantengkuuu," ucap Jesha dengan baby voice nya,
"cium dulu dong, biar makin semangat." Jay memejamkan matanya dan memonyongkan bibirnya kearah Jesha, berharap mendapatkan sebuah kecupan. Alih-alih mendapat kecupan, ia justru malah mendapat buntalan kertas yang menyelip di bibirnya,
"ahahahahaha mampus, cium tuh kertas." Jesha tertawa lepas saat dirinya berhasil menjahili sang kekasih.
"Jahat bangettttt," ucap Jay dengan memasang muka melas, sebelum akhirnya melanjutkan aktivitas belajarnya,
"ganteng banget deh kalo lagi belajar gini." Jesha diam-diam mengambil ponsel dari saku celananya, dan memotret pemandangan indah yang berada tepat di depannya, pemandangan yang menampilkan seorang lelaki dengan visual paripurna, hidung mancung, alis tebal, mata tajam seperti elang, dan jawline nya yang sangat sempurna membentuk huruf L. Siapapun yang melihat pemandangan ini, pasti sulit untuk mengalihkan tatapannya.
Di saat lelaki pemilik visual sempurna itu sedang fokus dengan materi yang ia pelajari, dilain sisi, seorang gadis yang duduk tepat disebelahnya, tak kalah fokus dengan berbagai macam jajanan di hadapannya. Kebahagiaan Jesha hanya sebatas makanan yang berlimpah dan enak, gadis mungil nan polos itu sangat doyan makan, terutama makanan manis, membuatnya terlihat seperti orang yang paling bahagia sejagat raya.<< Flashback beberapa jam yang lalu.
Sebelum pergi ke study cafe, Jay berinisiatif untuk mampir di sebuah mini market place, dengan tujuan membelikan beberapa camilan untuk kekasihnya. Ia paham betul apa yang membuat sang kekasih bahagia. Ia khawatir Jesha akan merasa bosan saat menemaninya belajar, jadi tanpa pikir panjang ia menyeret kekasihnya itu untuk melipir kesebuah mini market.
"Kamu mau apa sayang....?, ambil aja," tanya Jay sambil berjalan menelusuri lorong-lorong yang berisikan dengan berbagai macam makanan ringan, tak lupa dengan Jesha yang membuntuti nya dari belakang. Seperti anak kecil yang mengikuti ayahnya berbelanja,
"gamau beli apa-apa," jawabnya.
"yang beneeerrrr?, nanti kamu bosen di sana, aku belajarnya lama loh." Ucap Jay sambil memainkan pipi gemas Jesha.
"Ngapain bosen?, kan aku tinggal liat muka ganteng kamuuu...., ga akan bosen sih," ucap Jesha. Dengan kalimat itu ia berhasil mebuat kekasihnya salah tingkah,
" sekarang makin pinter gombal ya cewekuuu ini," Jay mengacak-acak rambut Jesha, dan beralih mengambil keranjang belanja untuk menyimpan beberapa barang yang akan ia beli.
"Kamu suka yupi kan?, oke kita beli yupi, segini cukup?." Jay memasukkan beberapa yupi kedalam keranjang belanjaannya tanpa menunggu persetujuan dari Jesha.
"Terusss..., oh ya marshmellow, kamu suka banget kan?, terus apalagi ya,""ga perlu sebanyak itu jugaaaa." Ucap Jesha yang berusaha menghentikan kekasihnya,
"gapapa cantikkuuu..., ga usah malu-malu,"
"bukannya malu!!, tapi aku takut gendut makan sebanyak itu," ucap Jesha dengan menampilkan gigi kelincinya.
"Ahahah apasih yang, random banget deh!, ga perlu takut gendut..., kamu pasti makin lucu kalo gendut..., aku suka bagaimanapun penampilanmu sayang.. So, no need to be afraid of getting fat, just eat whatever you like," ujar Jay dengan mengelus surai helai rambut Jesha.
Back to story.>>
"Sayang kamu masih lama?," tanya Jesha dengan mulut yang penuh makanan,
"iya sayang, kenapa?, kamu jenuh ya?,"
"bukan gitu..., anu..., em..."
"Aku pengen buang air kecil," bisiknya."Ahahaha..., ada-ada aja, itu toiletnya sebelah sana tuh, keliatan kan dari sini." Jawab Jay dengan jari telunjuknya yang mengarah ke sebuah toilet,
"isshh....., gapeka banget sih?!, anterin donggg....., aku ga berani," Jesha yang sudah berkeringat dingin, menahan kencingnya.
"Yauda ayo." Jay terkekeh melihat tingkah jesha yang seperti anak kecil.
Mereka memulai langkahnya menuju sebuah toilet yang berada tak jauh dari tempat duduknya,"udah kamu tunggu di sini aja, jangan ngintip!," ucap Jesha dengan terburu-buru, dan sesegera mungkin memasuki toilet tersebut. Membuat Jay tidak berhenti tertawa melihat tingkah lucu sang kekasih. Ia semakin merasa tidak yakin, bahwa kekasihnya sudah berumur tujuh belas tahun, karna melihat tingkahnya yang seperti balita berusia empat tahun.
"Udah selesai?," tanya Jay saat kekasihnya baru keluar dari bilik toilet,
"udah," jawab Jesha dengan senyum lebarnya. Setelah itu, mereka kembali ketempat duduk, dan melanjutkan aktivitasnya.
JESHA menyandarkan kepalanya di lengan Jay, mencari posisi yang nyaman sembari menunggu kekasihnya selesai belajar."Sayang, jaman dulu kan belum ada buku tulis ya?, mereka gimana ya belajarnya, terus..., katanya jaman dulu belum ada penghapus juga, Jadi mereka ngehapusnya pake karet yang dilingkarin di ujung pensil, kok bisa ya?. Mereka hebat ya, bisa be-,"
cupp..
Satu kecupan mendarat di bibir Jesha yang sedang asik mengoceh. Membuatnya yang semula bawel dan sibuk dengan ocehannya, mendadak menjadi bungkam.
Beralih menutup bibir dengan tangan kecilnya, dan menyembunyikan mukanya yang sudah memerah itu di balik lengan kekar Jay."Kamuuuuu," ucap Jesha menahan malu dengan mukanya yang masih disembunyikan di balik lengan sang kekasih, di sisi lain ia juga merasa bahagia dengan kecupan itu,
"mangakanya jangan ngoceh mulu manisku, aku jadi ga fokus nih belajarnya," ujar Jay terkekeh kecil.
"sabar ya manisku..., bentar lagi, tinggal dikiiit aja.., jajannya udah habis?, mau beli lagi ga manisku?." Lanjutnya."Masih banyak tuh pahitku, aku udah kenyang banget pahitku, santai aja, aku enjoy kok nemenin kamu belajar pahitku," jawab Jesha. Mendengar ucapan Jesha tersebut membuat Jay tertawa lepas, bagaimana bisa, ia memanggil kekasihnya dengan sebutan 'manisku', tapi malah dibalas dengan sebutan 'pahitku'. Random banget emang.
Jesha beralih meletakkan kepalanya di atas limpatan tangannya, kembali memandangi wajah indah sang kekasih, namun itu tak bertahan lama, tanpa disadari matanya mulai tertutup, dan sudah berada di dunia lain. Dunia mimpi.
Jay yang masih sibuk dengan tumpukan buku-buku yang ia pelajari, membacanya dengan sangat teliti, lalu mencatat beberapa poin-poin penting untuk dipelajari kembali sebelum menghadapi ujian kelulusan besok pagi. Setelah beberapa saat, ia mulai menyadari bahwa kekasihnya sudah tertidur pulas. Suasana berubah derastis, dari sebelumnya yang penuh dengan ocehan Jesha, kini mendadak menjadi sangat sepi dan tenang.
Jay menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantiknya, mengelus pipi Jesha dengan sangat lembut, tak lupa ia juga mendaratkan kecupan kedua kalinya di pipi mulus itu.
Ia beralih membersihkan barang-barangnya, memasukkan satu-persatu kedalam tas secara perlahan agar tidak menggangu kekasihnya yang tertidur pulas. Ia sedikit ragu untuk membangunkannya, wajahnya yang terlihat lelah membuat Jay tidak tega untuk membangunkannya. Namun, tidak ada pilihan lain, karna hari yang semakin larut."Sayang ayo pulang"
M.Y.V.I.T.A.M.I.N
hai readers dukung terus author agar lebih semangat upload bab baru, dengan klik tombol vote yang ada di pojok bawah!!!
dan kalian bisa kasih saran atau kritik di kolom komentar yaa~ happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
my vitamin
Romance"kalau kamu lagi sedih lihat ke langit aja pasti bakalan tenang, karna langit bisa menyerap kesedihan kita" "mulai sekarang, aku akan menjadi vitamin mu dan kebahagiaan mu adalah tanggung jawabku"