kebahagiaan

8 4 0
                                    

Makan malam Jesha bersama keluarga Jay membuat mereka saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Meskipun ini pertemuan pertama Jesha dengan orang tua Jay, tidak membuat mereka terjebak dalam atmosfer kecanggungan. Obrolan mereka terdengar begitu asik, dan tawa lepas mereka yang melengkapinya. Dengan quality time yang berharga itu, kini Jay telah mengetahui lebih dalam tentang kepribadian Jesha, dan semuanya tentang sang kekasih. Ia tahu apa yang disukai dan tidak disukai Jesha, begitupun sebaliknya.

Setelah adegan makan malam mereka selesai, Jesha dengan attitude baiknya, membantu sang mama mencuci piring bekas mereka makan barusan, meskipun mama Jay telah mencegah Jesha berulangkali, ia tetap ingin membantunya. Ia merasa tak enak jika hanya makan saja, dan perilakunya tersebut adalah hasil dari didikan orang tuanya yang hebat.

"Yaampun Jesha....., maaf ya, malah jadi kamu yang cuci piring," ucap sang mama, melihat Jesha yang langsung menghampirinya di ruang tamu setelah mencuci piring,

"alah...., cuman cuci piring doang ma, gapapa hehe," jawab Jesha yang langsung duduk di dekat mama Jay.

"Jay di mana ma?," tanya Jesha dengan pandangan mata yang menyusuri seisi rumah, mencari keberadaan kekasihnya,

"di depan sama papa nya. Jesha, mama boleh minta tolong?,"

"minta tolong apa ma?,"

"tolong kasih cinta yang tulus buat Jay ya sayang...., mama sadar selama ini mama ga pernah perhatiin dia, mama terlalu egois sampai melukai mentalnya, mama minta tolong sayangi dan cintai dia sepenuh hati," ucap sang mama dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Aku siap kasih semua cintaku ke Jay ma," jawab Jesha dengan tangan yang mengelus lembut lengan mama Jay,

"mama bersyukur bangeettt, Jay ga salah taruh cinta pertamanya di kamu sayang...., kamu orang nya baik, sopan, cantik lagi. Mama berharap kamu gadis yang dibawa Jay ke pelaminan ya sayang." Kalimat yang begitu berarti telah dilontarkan dari mulut sang ibu. Membuat Jesha tersenyum haru.

Seorang ibu yang menyesali perbuatannya. Ibu adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak, kita akan selalu merasa aman dan tenang jika berada disisinya. Namun, bagaimana jika sosok itu justru malah menjauh dari kita, mementingkan egonya dibanding kesehatan mental anak.
Orangtua memang harus dihormati oleh sang anak. Namun, anak juga butuh untuk disayangi serta dihargai.
Memperlakukan anak dengan semena-mena juga merupakan cara yang tidak manusiawi. Misalnya seperti selalu dimarahi meskipun sang anak sudah memberikan yang terbaik. Atau selalu memberikan kata-kata kasar dan bentakan sehingga kesehatan mental sang anak terganggu. Jika ada lomba orang tersabar di dunia, mungkin Jay akan menang juara satu.
Jay selalu menjadi tempat pelampiasan kedua orangtuanya saat bertengkar, ia juga diberi beban yang begitu berat bagi anak seumuranya, ditengah-tengah kesibukannya dengan pendidikan, ia masih harus menjaga adik-adiknya dan membahagiakannya. Di sisi lain, ia juga harus memakai topeng untuk menyembunyikan kesedihannya. Ia selalu membawa beban beratnya seorang diri.










M.Y.V.I.T.A.M.I.N

























Di hari selanjutnya. Pagi yang mulai tiba, menandakan aktivitas seperti biasanya kembali dimulai, waktu istirahat yang telah dihabiskan oleh malam, kini harus kembali beraktivitas di pagi hari.
Kali ini, Jay mendadak bangun lebih awal dari biasanya, yang biasanya ia masih setia dengan kasurnya meski alarm sudah berbunyi, kini ia sudah berada di dapur dengan muka yang sudah segar. Aoa yang akan ia lakukan di dapur sepagi ini?.
Kedua tangannya yang aktif menyiapkan bahan masakan untuk di eksekusi satu persatu, ternyata ia berniat membuat bekal untuk kekasihnya. Sngguh pria yang perhatian.
Ia berniat membuat chicken karage, yang merupakan makanan favorit Jesha.
dengan ketelatenannya, mulai dari mencuci satu persatu bahan masakan, memasak nasi, memotong dada ayam, merebusnya, membumbui, menggoreng, mengoleskan bedak, blush on, lipstik. Eh ga gitu dong!. Bercanda ya readers. Hehe.
Setelah beberapa tahap memasak yang telah dilakukan olehnya, kini masakan yang terlihat begitu nikmat itu telah siap untuk makan. Namun, ia tak memakannya sekarang, ia menata masakan tersebut di dalam kotak bekal untuk ia makan bersama sang kekasih, semua ia lakukan sendiri dengan hati yang gembira.
Tak lupa ia menambahkan beberapa hidangan penutup dalam kotak bekalnya, seperi irisan buah pir, dan biskuit coklat.

"Princess i'm coming~," ucapnya dengan suana hati yang bahagia, dan beranjak untuk bersiap pergi ke sekolah.

• • •

Di sisi lain, Jesha dan Shafa yang kini sudah berada di dalam mobilnya, melakukan perjalanan menuju ke sekolah, hari ini mereka berangkat lebih awal, karna Shafa mendapat tugas untuk piket kelas. Mereka bermalas-malasan di dalam mobil dengan posisi Jesha yang tidur di atas paha Shafa. Karena masih terlalu pagi untuk merek berangkat ke sekolah, tapi piket adalah sebuah tanggung jawab dan kewajiban seorang murid, jadi mau tidak mau mereka harus tetap melakukannya.

"Masih ngantuk ya Sha..., maaf ya, lo jadi berangkat bareng gue sepagi ini, padahal gue bisa berangkat sendiri, dan lo bisa bareng kak Jay kan," ucap Shafa seraya mengelus rambut Jesha,

"gapapa Fa, gue pengen ikut lo piket, selama ini lo juga selalu bantuin gue piket,"

"makasih ya bang!," ucap Shafa cengengesan,

"Fa..., gue takut deh,"

"kenapa?, takut apa?, ada duda anak lima ngedeketin lo?,"

"Isshh...., serius!!, Jay habis ini lulus kan...,. kira-kira gue bisa ga ya ngejalin hubungan jarak jauh." Jesha yang mengutarakan kekhawatirannya dengan ekspresi penuh kesedihan,

"alah santai Sha..., lo liat hubungan gue sama Riki aman aman aja kan..., kalo kalian sama-sama punya usaha buat pertahankan hubungan, pasti bisa, beda lagi kalo cuman satu pihak yang berjuang. jadi, lo sama Jay harus buat komitmen dari sekarang Sha,btapi lo ga usah khawatir deh, Jay orangnya kutu buku banget, kayaknya cuman lo deh yang mau sama dia." Jawaban Shafa yang begitu bermakna itu diakhiri dengan sebuah ejekan.

"Aahahahah kocak banget!..., gue harap dia ga akan berpaling ke cewe manapun, gue gamau dapet luka lagi,"

"ga akan Sha..., lo orang baik, pasti tuhan juga kasih yang terbaik, menyala Jeshakuu,"
celetukan Shafa tersebut mengundang gelak tawa bagi keduanya.
Di sisi lain Shafa juga tidak rela melihat sahabatnya mendapat luka yang sama lagi, jauh di dalam hatinya ia terus berdoa agar Jesha hanya mengenal kebahagiaan dalam hidupnya. Persahabatan mereka yang sudah seperti saudara kandung. hanya pada Jesha, ia bisa menunjukkan sisi lain dirinya, dan menjadi dirinya sendiri, begitupun sebaliknya.

Semua orang di dunia ini tentunya butuh sosok sahabat. Tapi tak semua orang beruntung mendapatkan seorang sahabat sejati.
Seorang sahabat bukan tentang siapa yang datang paling awal, tetapi tentang siapa yang mampu bertahan sampai akhir.












M.Y.V.I.T.A.M.I.N



hai readers dukung terus author agar lebih semangat upload bab baru, dengan klik tombol vote yang ada di pojok bawah!!!
dan kalian bisa kasih saran atau kritik di kolom komentar yaa~ happy reading

my vitaminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang