Bab 7

12 3 0
                                    


"Sar, nanti tim lo berapa yang dateng? Siapa ajah? Gue mau siapin bahannya dulu." Fadly mengirim pesan teks ke Sarah saat istirahat siang.

"Delapan orang sama gue, harusnya sembilan orang tapi Dhira ga bisa dateng. Sakit." Jawab Sarah.

"Dhira? Sakit apa?" Tanya Fadly sedikit panik.

"Ya, cewek yang waktu itu lo marahin. Ga enak badan katanya. Tapi gapapa kan cuma berdelapan?" Tanya Sarah

"Gapapa, cukup kok bahannya. Ohya nanti disini dipimpin sama Michael ya wakil gue. Gue ga bisa ngikut." Jawab Fadly.

"Ya udah gapapa." Jawab Sarah. Mereka menyudahi percakapan chatnya setelah itu.

Bel pulang sekolah SMA Asri sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu tapi Dhira baru membereskan tasnya yang masih berada di dalam kelas karena sejak jam kelima berada di UKS.

Dokter sekolah sudah memberikan paracetamol padanya karena suhu badan Dhira agak tinggi saat tiba di UKS. Setelah memakan obat tersebut Dhira langsung tidur hingga bel pulang sekolah membangunkannya. Meski suhu badannya sudah tidak setinggi sebelumnya tapi wajahnya masih terlihat agak pucat.

Dhira berjalan keluar kelas menuju gerbang sekolah dengan menunduk sambil menahan rasa sakit kepala yang sesekali muncul.

Bruk!

Tiba-tiba saja Dhira menabrak seseorang yang berada di depannya, karena Dhira berjalan sambil menunduk dia hanya bisa melihat sepatu air jordan putih yang berukuran besar berada di depannya tanpa mengetahui siapa pemiliknya.

"Maaf, Kak." Kata Dhira masih menunduk dan mengusap kepalanya tanpa melihat orang yang berada di depannya.

"Masih sakit?" Tiba-tiba orang yang berada didepannya bertanya dengan suara berat khasnya yang Dhira sangat kenal, suara Fadly. Dhira langsung mendongak ke atas untuk melihatnya dan menggeleng.

"Ayo gue anter pulang." Ajak Fadly sambil berusaha memegang tangan Dhira namun dengan cepat Dhira menyembunyikan tangannya ke belakang.

"Ga usah kak, makasih. Lagian kan kakak ada ekskul gabungan sama Kak Sarah." Jawab Dhira sambil melirik ke arah Sarah yang ternyata sedari tadi melihat mereka dari kejauhan dengan tangan terkepal. Fadly juga ikut melihat ke arah Sarah kemudian melihat kearah Dhira kembali.

"Ada wakil gue yang gantiin. Gue ga konsen pas denger lo sakit. Takut lo kenapa-kenapa." Jawabnya masih menatap Dhira.

"Ah bisa ajah, Kak Fadly. Kayak aku sakitnya parah ajah. Hahaha." Dhira menjawab sambil mencoba tertawa menahan rasa sakit dikepalanya.

"Udah ga usah pura-pura, kalo sakit bilang ajah sakit. Gue khawatir. Ayo cepet kita pulang, biar lo bisa langsung istirahat." Lagi-lagi Fadly mencoba meraih tangan Dhira untuk digenggam tapi Dhira dengan cepat memundurkan tubuhnya ke belakang.

Akhirnya Fadly mengambil tas Dhira, menyangkutkan disalah satu bahunya dan berjalan sendiri menuju motornya.

"Ada ajah deh kelakuan kak Fadly, ga bisa liat orang tenang sebentar." Dhira mengeluh sambil berjalan menuju motor Fadly yang saat itu sudah memegang helm yang akan dipakai Dhira.

Fadly langsung memakaikan helm tersebut ke kepala Dhira dan menyuruhnya naik keatas motor.

"Kak, jangan kayak gini lagi ah, aku ga suka." Keluh Dhira saat motor yang dikendarai Fadly sudah melaju menjauhi sekolahnya.

"Kayak gini gimana maksudnya?"

"Dateng ke sekolah Aku kayak tadi trus ngajakin naik motor bareng. Kakak ga liat emang kalo cewek-cewek sekolah aku pada ngeliatin kita?"

"Biarin ajah kenapa sih, mikirin banget.. Mereka ngeliat karena mereka punya mata. Kalo mereka ga liat ya berarti mereka buta." Jawab Fadly santai. Dhira langsung menepuk punggung Fadly dengan kesal.

"Bukan gitu maksud aku. Aku takut mereka ngira kita pacaran."

"Ya bagus kan."

"Ih kok bagus sih, kak?" Fadly langsung menengok kebelakang saat mereka berada di lampu merah menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.

"Biar lo mau pacaran sama gue." Jawabnya sambil terkekeh. Dhira lagi-lagi memukul punggung Fadly tapi kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Duh, sakit Ra. Pukulan lo sekeras tendangan lo. Tar punggung gue bolong gimana?" Fadly berusaha mengusap punggung yang tadi dipukul oleh Dhira.

Setengah jam kemudian mereka tiba didepan rumah Dhira. Dhira terdiam karena terkejut.

"Kak Fadly kok tau sih rumah aku disini, kan aku ga pernah kasih tau."

"Apa sih yang ga gue tau tentang lo." Jawabnya lagi sambil tersenyum sombong. Dhira mengerutkan dahinya tidak percaya bahwa Fadly benar-benar mencari tahu mengenai dirinya.

Dhira langsung turun dari motor dan memberikan helmnya kepada Fadly, Fadly pun memberikan tas Dhira.

"Terima kasih, Kak."

"Langsung istirahat, jangan nonton drakor dulu." Perintah Fadly.

"Ih, kok kakak tau juga sih aku suka nonton drakor?" Dhira masih bingung dengan pengetahuan Fadly mengenai kegemaran dirinya. Fadly hanya tersenyum tanpa menjawab.

"Pamit pulang ya, jangan kangen. Eh boleh deh kalo kangen." Godanya sebelum pergi.

-----

Wingzzzz.....

Cerita ini sudah tamat loh di KaryaKarsa dengan judul sama.

Cari nama akun @wingz35 atau judul karya High School Love Story?

Enjoy!

Boleh banget nih diklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi.. makasih 😊🙏

High School Love Story?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang