Bab 15

8 2 0
                                    


Tendangan Dini kali ini terasa lebih sakit dari sebelumnya karena dia menendang tepat di tulang kering Dhira hingga membuatnya biru. Dhira langsung mengobatinya dengan salep untuk memar yang selalu dibawanya di tas. Setelah dirasa sudah diobati di semua permukaan yang sakit, Dhira langsung Bersiap untuk pulang, dia berjalan dengan sedikit melompat agar kaki yang memar tidak menahan beban tubuhnya.

Langkah Dhira terhenti ketika akan mendekati gerbang sekolah. Terlihat olehnya Sarah dan gengnya sedang berada didekat Fadly.

Dhira berusaha untuk bersembunyi agar tidak terlihat oleh mereka semua. Sambil melompat cepat, Dhira berhasil bersembunyi dibalik pohon yang lumayan besar yang berada di taman sekolah.

Sesekali dia melihat ke arah Fadly dan Sarah, menunggu hingga mereka pergi dari sana sehingga Dhira bisa pulang dengan tenang. Terlihat olehnya Fadly berjalan menjauhi Sarah sambil memegang ponselnya seperti sedang menelpon seseorang.

Tiba-tiba ponsel Dhira berdering dan menampilkan nama Fadly di layar ponsel. Dhira kaget melihatnya, ternyata adegan yang baru saja dia lihat adalah Fadly sedang berusaha menelpon dirinya.

"Angkat ga ya?" Dhira masih membiarkan ponselnya berdering hingga akhirnya dering ponselnya berhenti sendiri, setelah itu masuk satu pesan teks dari Fadly.

'Angkat teleponnya ato gue samperin?' Dhira yang membaca pesan tersebut mulai panik. Belum selesai paniknya tiba-tiba ponselnya kembali berdering memperlihatkan nama Fadly kembali pada layar. Kali ini dengan terpaksa dia mengangkatnya daripada Fadly menghampirinya.

"Halo.. " Bisiknya agar tidak terdengar oleh Sarah yang jaraknya tidak jauh dari Fadly.

"Ngapain bisik-bisik?" Tanya Fadly.

"Eh Gapapa.. Ada apa, Kak?"

"Kaki lo kenapa?"

"Ga kenapa-kenapa."

"Jangan bohong, tadi gue liat lo jalan pincang, udah gitu pake sembunyi di balik pohon lagi. mau gue samperin buat ngebuktiin?"

"Eh ga usah, Kak. Jangan kesini." Pinta Dhira. Terdengar dari seberang, Fadly sedang menghela nafasnya.

"Ya udah, gue tunggu di kafe kemaren. Gue anterin Sarah dulu baru kesana. Awas kalo ga dateng. Gue samperin ke rumah."

"Iyaaaa.. " Jawab Dhira malas. Fadly langsung menutup panggilannya dan kembali menghampiri Sarah.

"Nelpon siapa sih, serius banget?" Terdengar oleh Dhira dari kejauhan suara sok manja Sarah sedang bertanya ke Fadly.

'Beda banget sama tadi suaranya. Tadi mah kayak nenek lampir sekarang kayak princess' Pikir Dhira sambil tertawa pelan.

"Temen, mau ketemuan abis ini." Jawab Fadly.

"Oh, gue ikut ya nemenin lo. Sekalian kita jalan." Pinta Sarah lagi-lagi dengan nada sok manja.

"Ga usah, ini urusan cowok. Jadi gue anterin pulang ga? Kalo ga jadi, gue mau langsung ketempat temen gue." Sarah langsung mengangguk cepat takut Fadly berubah pikiran.

"Jadi.. Jadi.. Ayo." Sarah langsung menaiki motor Fadly dengan posisi miring dan merangkul pinggang Fadly.

"Pegangannya ke jok aja bisa kan? Gue risih." Sarah yang semula senang bisa merangkul pinggang Fadly langsung cemberut dan melepaskan rangkulannya berganti dengan berpegang belakang jok. Motor langsung melaju meninggalkan sekolah SMA Asri.

Dhira yang melihat kepergian mereka berdua dan juga gengnya Sarah yang menyusul di belakangnya langsung memesan ojek online menuju kafe yang dimaksud.

***

"Coba gue liat kaki lo." Kali ini Dhira dan Fadly duduk di sofa di Kafe tempat mereka bertemu.

Fadly jongkok didepan Dhira dan langsung mengangkat salah satu kaki Dhira dengan memegang ujung belakang sepatunya.

"Duh, sakit, Kak." Fadly melotot melihat luka memar berwarna ungu yang terdapat di tulang kering Dhira. Terlihat memar tersebut sudah diobati oleh Dhira. Fadly kembali meletakkan kaki Dhira dengan lembut.

"Lo masih ga mau bilang siapa yang ngelakuin ini ke lo?" Fadly terlihat sangat kesal dan menatap tajam kearah Dhira masih dengan posisi jongkok. Dhira mengangguk.

"Ini orang yang sama yang buat lo nangis waktu itu kan?" Dhira diam tidak menjawab.

"JAWAB, RA." Fadly berteriak meminta jawaban dari Dhira, membuat sebagian orang yang berada di Kafe menoleh padanya. Dhira mengangguk dengan takut.

-----

Wingzzzz.....

Cerita ini sudah tamat loh di KaryaKarsa dengan judul sama.

Cari nama akun @wingz35 atau judul karya High School Love Story?

Enjoy!

Boleh banget nih diklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi.. makasih 😊🙏

High School Love Story?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang