Bab 16

6 2 0
                                    


"Lo dilabrak?" Lagi-lagi Dhira tidak menjawab. Membuat Fadly menjadi lebih kesal dari sebelumnya.

"RA!" Fadly kembali berteriak.

"Aku bisa atasi sendiri kok, Kak." Jawab Dhira cepat. Fadly kembali ke posisi duduknya di sofa depan Dhira sambil menutup kedua matanya dengan tangannya. Mencoba menahan amarah yang saat ini menguasai pikirannya.

"Ra, apa lo lupa kalo lo itu siapa?" Tanya Fadly setelah mulai menatap Dhira kembali. Dhira terlihat bingung.

"Ya?"

"Lo itu atlet PON Taekwondo yang baru ajah dapet medali perunggu. Masa lo ga ngelawan pas ada orang yang dengan jahatnya ngelakuin ini ke lo? Mana tendangan dan pukulan yang udah lo kuasain?" Fadly terlihat sangat gemas dengan tindakan Dhira yang hanya mendiamkan dirinya disakiti oleh orang lain.

"Kemampuan Taekwondo aku kan bukan untuk membalas perbuatan orang lemah, Kak. Tapi untuk meraih prestasi. Ada cita-cita yang mau aku capai dari latihan itu. Jadi Atlet Olimpiade." Jelas Dhira.

"Jadi lo bakal ngebiarin diri lo dibully kayak gini? Lo ga ada keinginan untuk membela diri atau ngebales perbuatan dia?" Tanya Fadly masih gemas.

"Aku masih berharap kalau mereka akan berubah, Kak." Jawabnya sambil senyum. Fadly kembali melotot tidak percaya dengan ucapan Dhira.

"Mereka? Berapa orang yang ngebully lo?" Dhira baru sadar kalau dia salah bicara, tidak menyangka Fadly akan langsung menyadarinya.

"Ehm... Ehm.. " Dengan mata yang terus menghindari tatapan tajam Fadlu, Dhira berusaha mencari pembelaan.

"Kenapa lo masih ngelindungin mereka sih, Ra? Padahal mereka udah jahat sama Lo. Gue aja yang ngeliat lo nangis, liat lo terluka kayak gini udah gemes mau nendangin mereka satu-satu sampe jadi bakwan." Dhira terkekeh mendengar perkataan Fadly.

"Gue ga bohong. Beneran gue jadiin bakwan jagung tuh orang." Dhira kembali tertawa mendengarnya. Fadly yang awalnya masih kesal akhirnya ikut tertawa karena mendengar Dhira tertawa.

"Terima kasih, Kak. Udah khawatir sama aku. Tapi beneran kok, aku masih bisa atasi ini sendiri."

"Gue selalu khawatir dengan semua hal yang terjadi sama lo, Ra. Kan gue dah bilang kalo gue sayang sama lo."

"Kak... "

"Iya gue tau.. Sekarang gue bisa jawab pertanyaan lo waktu itu. Lo tanya sama gue, emang kalo sayang harus pacaran? Dan fungsinya pacaran itu apa? Khusus buat lo, rasa sayang gue ga mengharuskan kita pacaran, karena disini pacaran ga berfungsi buat lo. Lo ga mau pacaran, ga mau disentuh, ga mau dianter jemput ke sekolah, ga mau kegiatan lo terganggu." Dhira terkejut dengan pemikiran baru Fadly.

"Gara-gara lo bersikap kayak gitu, gue juga malah jadi ikut-ikutan ga pengen disentuh. Tiba-tiba risih, kayak tadi pas Sarah ngerangkul pinggang gue, kok rasanya tiba-tiba aneh, malah pengen jauh-jauh ajah dari dia." Dhira terkekeh mendengarnya karena Dhira pun melihat sendiri adegan itu.

"Aku ga minta Kak Fadly berubah untuk aku." Fadly langsung menggeleng.

"Itu keinginan gue. Ga ada hubungannya sama lo. Jadi lo tenang ajah."

"Berarti kita masih bisa deket kan, Ra?" Tanya Fadly tiba-tiba. Dhira langsung menggeleng.

"Kenapa?" Dhira tidak menjawab, bagaimana dia bisa bilang kalau justru kedekatannya dengan Fadly lah yang membuat Sarah dan gengnya melabraknya.

"Nanti lama-lama baper, hehe.. " Jawab Dhira asal.

"Gue mah emang udah baper dari awal." Fadly terkekeh.

-----

Wingzzzz.....

Cerita ini sudah tamat loh di KaryaKarsa dengan judul sama.

Cari nama akun @wingz35 atau judul karya High School Love Story?

Enjoy!

Boleh banget nih diklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi.. makasih 😊🙏

High School Love Story?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang