CHAPTER 20

477 50 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









***


Jenaro tersenyum puas pada jawaban lembut yang keluar dari bibir kecilnya.

“Seberapa banyak yang kamu ketahui tentang aku?”

“Kamu adalah satu-satunya Grand Duke dari kerajaan Harmenian yang agung.”

“Lalu.”

“Kepala keluarga Clarence Lee …”

“Lanjutkan.”

Meskipun kata-kata Renata teredam, Jenaro menuntut tanggapan.

“…”

Kepala keluarga Lee yang muda dan kaya, satu-satunya Grand Duke di Kekaisaran, selain itu, dia adalah calon pengantin pria terbaik di Kekaisaran, baik dalam nama maupun kenyataan, dengan penampilan yang luar biasa.

Istilah yang tak terhitung jumlahnya digunakan untuk menggambarkan Jenaro Clarence Lee, tetapi yang paling terkenal di antara mereka adalah pahlawan perang Harmenia, adipati agung yang berdarah, pembantai medan perang…

Empat tahun lalu, dia muncul dalam perang yang sudah ditakdirkan untuk dikalahkan.

Dia berusia 18 tahun, seorang pemuda yang berhasil menjadi Grand Dukedom kurang dari sebulan sebelumnya.

Perang hampir berakhir dengan banyak kekalahan dan kerugian yang menghancurkan. Kekaisaran akan menyerah dan menyerahkan semua tanah barat dayanya. Namun, kedatangannya membalikkan keadaan.

Segala sesuatu yang hidup mati di jalannya.

Setiap kali dia mengayunkan pedangnya ke udara, beberapa lusin tentara jatuh ke tanah, mati.

Melihatnya di medan perang, berlumuran darah pasukan musuh, sudah cukup untuk menakuti bahkan sekutunya.

Apa yang membuat para prajurit semakin gemetar ketakutan, adalah wajahnya yang tanpa emosi, yang tidak pernah berubah ekspresinya bahkan saat dia tanpa ampun mengiris orang menjadi berkeping-keping.

Ada suatu masa ketika kaum bangsawan tidak memiliki apapun di meja diskusi rahasia mereka selain dari Grand Duke of Clarence yang baru.

Secara khusus, ada insiden dimana Grand Duke Clarence sebelumnya, yang dalam keadaan sehat, menyerahkan Grand Dukedom kepada putranya segera setelah dia dewasa dan kemudian tiba-tiba meninggal.

Kebanyakan dari mereka adalah percakapan spekulatif di tingkat gosip. Namun, sebagian besar ceritanya masuk akal, meskipun yang lain masih memiliki tikungan aneh.

Tetapi dengan berita kemenangan yang gemilang, rumor itu segera menghilang. Yang tersisa hanyalah nyanyian kemenangan dan pesta besar perayaan.

“Kenapa kamu tidak bisa menjawab ku?”

Grand DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang