CHAPTER 26

331 50 18
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak guys!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak guys!!

Votement Juseyo 🙏💕

* Happy Reading *


***


“Ini adalah hari pernikahanmu. Apakah kau pikir aku akan menoleransinya…”

Christopher berjalan menuju Renata yang terjatuh dengan langkah besar.

Renata tercengang.

Dia benar. Itu adalah hari pernikahannya. Dia mengira Christopher mabuk dan tidak rasional dan dia akan marah padanya karena mengganggu apa yang akan dia lakukan. Namun, dia tetap berpikir bahwa Christopher akan berusaha menekan sifatnya dan mengendalikan dirinya sendiri.

Bahkan Charles pun bertindak hati-hati hari ini.

Tapi dia salah.

Christopher jauh lebih tidak pengertian daripada yang Renata pikirkan, dan dia tidak merasa perlu untuk menekan sifatnya karena alasan seperti itu.

Fakta bahwa Renata telah mencampuri urusannya hanya membuatnya semakin marah.

“Satu-satunya hal yang bisa kamu lakukan adalah membuang harga dirimu dan mengemis, tapi darimana datangnya kepura-puraan menjadi penyelamat?”

Christopher mencengkeram kerah Renata dan mengangkatnya tegak. Tubuhnya dipaksa ke atas seperti seekor anjing yang diikat dengan tali.

Tubuh lemahnya setengah melayang di udara.

Renata merasakan tekanan mencekik di lehernya saat dia mengalungkan tinju Christopher di lehernya. Tapi dia tidak mampu menahan cengkeraman kuat orang mabuk.

"TIDAK! Tolong jangan lakukan ini, Tuan Muda!”

“Apa ini?”

Cecile meraih kaki Christopher dan menahannya, namun sia-sia. Sebaliknya, dia langsung terlempar ke lantai dengan tendangan liar.

Christopher menendang tubuh Cecile beberapa kali lagi lalu berhenti.

“Hei kamu! Pergi dan panggil pendeta.”

"Ya? Oh ya, ya!”

Pelayan yang tadinya terkejut mendengar perkataan Christopher, mengerti maksud Christopher dan bergegas pergi.

“Sombong sekali.”

Rambutnya, yang tadinya dikepang dengan hati-hati menjadi kepang samping, kini dicengkeram dengan kuat. Renata mencoba melepaskan tangannya, tersentak, tapi tidak mungkin dia bisa.

“Dimana ruangan kosong terdekat dari sini?”

“Di ujung lorong itu, di tikungan…”

Sebelum pelayan itu menyelesaikan jawabannya, Christopher membalikkan tangannya untuk melingkarkan rambut panjang Renata di pergelangan tangannya.

Grand DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang