Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa tinggalkan jejak guys!!
Gak sampai 1 menit kok buat klik ikon vote nya
Jangan jadi silent riders ya guys ya
Paling gak kalo bersedia untuk membaca berarti harus bersedia untuk meninggalkan baik itu vote maupun komen
1 vote dan 1 komen dari kalian itu bisa jadi penyemangat bagi aku yang udah nulis beberapa kata di lapak ini ya!!
Voment Juseyo 🙏
* Happy Reading *
***
Bang!
Saat binatang itu bertabrakan dengan tubuhnya lagi, kereta itu tersentak seolah-olah akan pecah. Bahkan dengan sihir pelindung di tempat, hanya masalah waktu sebelum sihir akan pecah pada tingkat ini.
Renata buru-buru memindai bagian dalam gerbongnya. Sebuah rak yang jatuh ke lantai karena serangan binatang iblis itu menonjol, jadi, tanpa ragu, dia mengambil rak di tangannya dan membuka mulutnya.
“Reiza, dengarkan Kakak baik-baik.”
Renata menarik napas dalam-dalam dan memantapkan suaranya. Reiza pasti tidak merasakan betapa takutnya dia. Jika dia melakukannya, dia mungkin sangat ketakutan sehingga dia mungkin kehilangan kesempatan untuk melarikan diri.
“Jika kakak menyuruhmu lari, lepaskan selimut dan segera lari tanpa pertanyaan!”
“Lalu bagaimana denganmu, Kakak?”
“Kakak akan mengikutimu dari belakang, jadi jangan melihat ke belakang, hanya melihat ke depan dan lari. Bisakah kamu melakukan itu?”
Reiza memperhatikan bahwa suara Renata terdengar berbeda dari biasanya. Kali ini, alih-alih suaranya yang hangat dan lembut seperti biasanya, suaranya setajam petir.
Reiza takut.
Dari suara benturan dan bantingan kereta, hingga raungan sesuatu yang tidak bisa dia identifikasi, hingga jeritan orang-orang, hingga suara mengerikan dari bilah yang bertabrakan dengan sesuatu yang keras.
Semuanya adalah pengalaman yang menakutkan dan menakutkan bagi seorang anak.
