part. 2

560 75 4
                                    

_
_
_

Sekumpulan anak-anak ini di culik oleh sindikat besar jaringan penculikan yang akan menjual anak-anak ini ke luar negri.

Sudah beberapa hari sekitar 10 anak terjebak diruangan itu. Diawasi oleh beberapa orang dengan wajah-wajah yang menakutkan.
Mereka juga menggunakan bahasa asing yang tidak difahami Jimin dan Yoongi.

Keadaan yang menakutkan itu membuat Jimin dan Yoongi selalu bersama, walaupun tak banyak saling berbicara karena kesalahan kecil aja bisa memicu kemarahan para preman yang menyekap mereka

Dipukuli adalah makanan sehari-hari anak-anak itu, dimana setiap hari satu atau dua anak akan diseret keluar.
Tidak tau dibawa kemana dan semua yang diambil tak ada yang pernah kembali.

Pada hari ke 7, kondisi tubuh Yoongi makin lemah, suhu badan nya panas tinggi.

Jimin terus menjaganya. Tak jarang Jimin menghalangi tendangan dan pukulan preman yang hendak memukul Yoongi karna dianggab cengeng dan lemah.

Jimin meringkuk lemah setelah jadi tameng melindungi Yoongi.

Yoongi yang tak berdaya, hanya bisa merapatkan gigi nya melihat kondisi Jimin.

Jimin membuka baju nya dan menyelimuti tubuh Yoongi yang menggigil karena demam.

Yoongi melihat Jimin yang tak mengenakan baju, memangku ke dua lututnya. Tubuh kurus tapi sangat berani, karna pukulan dan tendangan adalah memang makanan sehari-hari Jimin sejak kecil, dia sudah sangat terbiasa dengan itu.

Memperhatikan punggung Jimin yang duduk disampingnya.
Tulang-tulangnya terlihat jelas, seperti hanya dilapisi kulit tanpa daging sama sekali.

Banyak bekas luka lama di punggungnya, dan juga luka baru yang dia dapat karna melindungi Yoongi.

Yoongi menangis dalam hati melihat anak itu, anak yang bahkan Yoongi tak tau namanya

“Kenapa ada banyak bekas luka ?” Tanya Yoongi.

Jimin menoleh, “itu tatto yang sengaja ku buat biar terlihat keren” Jawab Jimin sambil tersenyum.

Yoongi menatap Jimin. Aneh bagi Yoongi, kenapa ada orang yang selalu tersenyum seperti dia. Jimin bahkan tiap hari tersenyum pada Yoongi selama di sekap ditempat menakutkan itu.

“Appa mu akan segera datang, jangan khawatir. Jangan takut, ada aku”. Kata-kata seperti itu setiap saat yang Jimin ucapkan pada Yoongi. Sedangkan dia sendiri sedang ketakutan.

“Siapa yang memukul mu” lanjut pertanyaan Yoongi.

“Eoma, appa dan 3 orang kakak ku. Memukul dan memarahi ku seperti adalah kesenangan buat mereka” Jawab Jimin.

“Kenapa begitu ?” Tanya Yoongi.

Jimin memalingkan wajah dan kembali membelakangi Yoongi. “Gak tau” jawab Jimin sambil menunduk.

Pelan Yoongi menjulurkan tangan dan menyentuh punggung Jimin. Menggambar punggung Jimin dengan telunjuknya,

Pertama kali seseorang menyentuhnya dengan lembut, hal yang belum pernah Jimin rasakan sejak dia dilahirkan.

Telunjuk Yoongi menyentuh hampir seluruh bagian punggung Jimin, tak faham apa yang dilakukan Yoongi, tapi Jimin tau dia sedang menggambar sesuatu yang besar di punggung nya.

“Aku menggambar kupu-kupu. Kupu-kupu yang besar dan berwarna indah, agar menutupi semua bekas luka ini.” Ucap Yoongi.

Jimin menoleh, sesaat menatap Yoongi. Lalu akhirnya Jimin kembali membuat senyum di bibirnya.

Lalu Jimin mundur dan mendorong bahu Yoongi agar membelakanginya. Juga menggambat kupu-kupu dengan ukurang kecil dengan telunjuknya di bawah bahu kanan Yoongi.

“Aku menggambar kupu-kupu disini, agar appa mu secepatnya datang dan kamu bisa terbang bebas seperti kupu-kupu ini” bisik Jimin.

“Kita harus keluar dari tempat ini sama-sama” jawab Yoongi.

“Aku hanya akan di buang oleh keluarga ku, kadang rasanya lebih baik disini, mungkin mereka hanya memukuli ku hanya di jam-jam tertentu” jawab Jimin lirih.

Yoongi berfikir “apa mungkin rumah nya lebih menakutkan dari tempat ini, kenapa dia bisa menjawab seperti itu”.

Tak lama seorang penjaga darang dan menarik Jimin.

Ya mungkin hari ini adalah giliran Jimin yang akan di ambil.

Yoongi berlari dan memegang Jimin, memohon pada penjaga dengan wajah begis itu agar tak membawa Jimin.

Tarik menarik terjadi, Yoongi tetap kukuh mempertahan kan Jimin. Situasi itu membuat mereka berdua di pukuli habis-habisan.

Jimin berusaha mencegah agar Yoongi tidak terus kena pukulan, tak tau siapa yang mendorong siapa sampai membuat kaca besar pembatas ruangan itu pecah.

Seperti ledakan kecil, serpihan kaca lebar pembatas ruangan itu bertebaran.

Yoongi meringkuk menutupi wajahnya, teriakan Yoongi sangat kencang membuat semua mata tertuju padanya.

Jimin panik melihat wajah Yoongi bersimbah darah.

Tanpa pikir panjang, bahkan mungkin tak berfikir apapun, Jimin merebut senjata api ditangan penjaga yang tiba-tiba mengeluarkan senjata itu untuk mengamankan kekacauan itu.

Secepat kilat senjata itu berpindah ke tangan Jimin, lalu Jimin mengarahkan senjata tepat ke kepala si penjaga.

Tubuh kecil Jimin bergetar hebat, sementara suara teriakan kesakitan Yoongi tak juga berhenti.

Jimin menarik pelatuk, sesaat suasana hening sebelum akhirnya terdengar suara tembakan.

Laki-laki kekar itu terkapar. Jimin pucat pasi, tak tau apakah dia benar menekan senjata ditangan nya atau tidak, tapi melihat orang itu jatuh membuat Jimin sangat ketakutan dan akhirnya Jimin juga tumbang jatuh tak sadarkan diri.

Jimin terbangun, melihat di sekeliling ruangan.
Tempat tidur bagus, dan kamar yang sangat mewah.

Jimin sempar berfikir dia sudah mati dan terbangun di surga, karna tempat dia berada saat ini sangat indah dan nyaman.

Jimin linglung dan berfikir keras. “Apa yang terjadi” gumam nya.

Masih dalam kebingungan dan tanda tanya itu, seseorang memasuki kamar tersebut.

Tinggi besar, dengan pakaian sangat rapi, seperti orang kaya. Pemandangan yang makin membuat Jimin kebingungan.

“Anda siapa ?.”

“Ini dimana ?.”

“Dan K9 mana?”
Tanya Jimin. Ketakutan.

- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя