part. 27

486 66 8
                                    

_
_
_

"K9 yang lembut, ternyata dia masih sama" Batin Jimin dan lebih erat memeluk Yoongi.

Jimin ingin mengatakan minta maaf, tapi rasanya apa yang telah dia lakukan pada Yoongi tak termaaf kan.

Jimin berhasil menenang kan Yoongi dan mengajak nya kembali ke Hotel.

Yoongi hanya diam, meski pun biasanya dia banyak bicara jika dekat Jimin, tapi
kali ini Yoongi mulai membatasi diri. Seperti Yoongi yang asli, akan diam di dekat orang yang tidak membuatnya nyaman.

Jimin yang kini tau bahwa Yoongi adalah K9. Pandangan berbeda, di matanya hanya ada Yoongi kecil yang membawakannya roti tiap pagi dengan tatapan tajam dan wajah
lembutnya. Wajah yang sangat Jimin rindukan.

Ditangan Yoongi masih meremas foto kecil Jimin. Tatapannya jauh keluar jendela.

"Kenapa kamu berfikir kalau dia meninggal saat kejadian itu ?". tanya Jimin memancing Yoongi untuk bicara.

Yoongi mengacuhkan pertanyaan itu dan tak menjawab nya.

"Gimana kalau seandainya dia masih hidup ?" Lanjut Jimin.

Yoongi tak peduli, seolah tak mendengarkan Jimin. Batin Yoongi kacau, appa yang berselingkuh,tanggung jawab besar yang harus dia pikul. Yoongi menghela nafas berat.

Yoongi yang tak terlatih menghadapi dunia, karna sebenarnya sejak dilahirkan
dia hanya tau tentang kesepian dan menutup diri. Lalu sekarang Yoongi seperti terjebak di medan perang tanpa senjata dan persiapan.

Berbeda dengan Jimin yang terus terpaksa harus menghadapi kesulitan
dan kesakitan, mental dan fisiknya terlatih menghadapi apapun dalam
hidup. Tak punya waktu untuk menangis, bahkan tak punya tempat untuk mengeluh. Jimin terus menyembunyikan kepribadian aslinya yang sebenarnya gampang menangis dan lemah.

Jimin memindahkan tangan nya dan menggenggam tangan Yoongi.

Yoongi menunduk dan menangis. Makin merasa jauh dengan Jimin karna hatinya tak ingin lagi percaya. Tapi sentuhan Jimin yang menggengam
tangannya membuat Yoongi merasa tak sendirian walaupun untuk sesaat.

Akhirnya Yoongi membalas genggaman itu, meremas jemari Jimin erat. Suasana
diam tapi menyuarakan banyak hal. Seperti "Jangan takut, ada aku. Atau bisakah aku mempercayai mu. Atau
percayalah pada ku". Mereka berkomunikasi dalam diam.

Masih tetap saling diam. Jimin mendampingi Yoongi sampai kembali ke office nya.

Sampi di meja Yoongi, Jimin mengambil surat pengunduran diri yang tadi pagi dia serahkan, lalu menunduk permisi
meninggalkan ruangan itu.

Yoongi tak mengerti.apakah itu maksudnya Jimin batal mengundurkan diri, atau apapun itu Yoongi tak terfokus pada itu lagi. Dia tak akan mencegah kalaupun Jimin pergi.

"Apa kalian menemukan nya ?". Tanya Seokjin yang sudah menunggu Yoongi dari tadi.

Yoongi menggeleng pelan
sambil kembali duduk di kursi Direktur.

"Yoongia,kita kesampingkan dulu tentang appa mu, atau apapun urusan lain nya. Kamu tau mereka mengirimi mu foto-foto ini hanya untuk mengacaukan konsentrasi mu. Ini baru awal, PR kita masih banyak" nasihat Seokjin

Seokjin meyodorkan lembaran file pada Yoongi. "Lihat data yang ku temukan. Ini proyek pembangunan kasino yang
sedang berjalan. Proyek ini dulu tak pernah di acc appa mu, karena tanah lokasi nya itu sudah di hibahkan appa
mu untuk karyawan perusahaan"

"Mereka membebaskan lahan secara paksa, karna itu banyak karyawan yang demo. Mungkin juga karena itu juga Jungkook memberi mu banyak informasi. Orang tua Jungkook adalah
salah satu pemilik tanah." Jelas Jin

"Aku ingat Jimin pernah menceritakan tentang ini. Dia ingin aku secepatnya
bisa melihat agar bisa mencegah proyek kasino itu." Jawab Yoongi.

"Tapi proyek ini dibawah tanda tangan dan persetujuan Manager Park Jimin" Jawab Seokjin

"Dia lagi ?. Kenapa tidak ada yang sesuai dengan semua yang dia katakan pada ku?". Yoongi kesal
dan bingung

"Tapi jika dia se ambisius itu, kenapa tadi dia mengundurkan diri ?". Yoongi tak dapat menyimpul kan semua tentang Jimin

"Kita urus itu hari ini. Batalkan kontrak itu dan suruh hentikan pembangunan itu sekarang Juga." Perintah Yoongi.

"Tapi pemborong proyek akan menuntut kita dalam jumlah yang besar jika kita
memutuskan kontrak sepihak"

Ganti layout bangunan aja, bagun perumahan buat karyawan. Hyeong minta data surat hibah dari perusahaan untuk siapa aja" lanjut Yoongi.

"lalu bagaimana dengan investor ?. ini nilainya lumayan besar"

"Aku tidak peduli, telusuri berapa dan kemana dana yang sudah dicairkan
investor dan kembalikan" tegas Yoongi

Yoongi ingin melihat reaksi Jimin. merasa perang baru dimulai, tak peduli harus berhadapan dengan Jimin atau siapapun, Yoongi mulai
menunjukkan taringnya.

Jimin parkir di depan rumah masa kecilnya. Rumah yang penuh dengan
kenangan memyakitkan. Menunggu sampai malam, sampai appa nya pulang

Setelah melihat appanya pulang, Jimin berjalan menghampiri pagar rumah. Seperti melihat kamera film, slide demi slide masa lalu terlihat nyata. Dipukuli, dimarahi, di kurung diluar dan lain sebagainya bentuk
penderitaan Jimin kecil disana.

Jimin memberanikan diri
mengetuk pintu. Appa nya yang membuka kan pintu.

"Akk.. anda yang tadi....." Tuan rumah gelagapan.

"Ya. Aku General Manager MY Hotel. Apa kalian tidak mengingat ku ?"

"APPA". ucap Jimin dingin dan menakutkan.

Pak tua dan juga istrinya yang berdiri di belakangnya ternganga, menyadari siapa yang berdiri dihadapan mereka.

"Ji....Jimin..??".  Tergagap dan gemetar berusaha meraih tangan Jimin.

Tapi secepat kilat Jimin menyambar lehernya dan mendorongnya masuk
kedalam rumah. Bapak itu gemetar ketakutan, begitu juga istrinya yang melihat

Jimin mendorongnya sampai tertumpu di dinding dalam rumah.

"Kamu bekerja untuk siapa ?. Siapa yang sebenar nya menyuruh mu mengantarkan amplop tadi ?. Dan siapa orang tua kandung ku yang sebenar nya ?". Cecar Jimin.

Semakin bapak itu berkilah, Jimin semakin menambah kekuatan tangannya mencekik leher appa palsu nya itu.

Bapak itu sangat ketakutan, tak menyangka Jimin ada dihadapan nya,karna yang mereka tau Jimin meninggal
dalam insiden penculikan itu.


- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя