BLIND SUSPICION [YOONMIN] || END

part 48

fisiknya memang tak sakit, tapi hati dan batinnya terlalu hancur untuk sekedar disebut sakit.
Diantara banyak kehilangan, tapi kehilangan cinta adalah yang paling
menderita.

"apa kamu suka rumahnya ?" tanya Taehyung, memastikan kalau Jimin bahagia dan tenang bersamanya.

Karena Taehyung merasa Jimin yang bersamanya sekarang tak sehangat Jimin yang dulu.

Jimin tak pernah menolak setiap kali diajak Taehyung bermain dan bersenang-senang. Tapi Tae jugatidak bodoh untuk mengerti kalau ekspresi Jimin sebenarnya tidak sedang senang

" Terserah kamu aja"

" Terserah kamu aja"

" Terserah kamu aja"

Jimin selalu menjawab "Terserah kamu aja" mengikuti semua yang Taehyung mau.

Taehyung sadar ada yang salah dengan, Jimin disampingnya hanya untuk
memenuhi janji aja, tak ada hati nya. Apapun yang dilakukan Tae tak ada yang
membuat Jimin nyaman sebenarnya.

Waktu berlalu begitu saja, Jimin berusaha hidup dan bertingkah se-normal mungkin, hanya berdiam diri dirumah, menunggu
Taehyung pulang dari Galery nya dan menyiapkan makan malam lalu menunggu pagi lagi.

Terus meyakinkan diri, bahwa hidup yang tenang itu seperti ini, tak banyak
masalah, dan tak perlu berfikir tentang banyak hal.

Sering kali Jimin terbangun tengah malam dan sulit untuk tidur lagi. Memandang wajah Taehyung yang terlelap pulas.

"Semua yang terbaik di lakukan Tae untuk ku, tapi kenapa mataku tak pernah melihatnya, hati ku terus
memikirkan Yoongi" Batin Jimin

Di tempat lain, Yoongi juga berusaha hidup normal dan menjaga fikirannya. Makan dan tidur teratur, setiap hari giat bekerja, seolah memang tak memikirkan
apa-apa selain pekerjaan.

Matanya terpejam berusaha untuk tidur, tapi tak terasa setetes air mata keluar di sudut matanya, Yoongi cepat-cepat mengusapnya dan berusaha tidak berlarut-larut memikirkan Jimin.

"Tapi ini sudah hampir setahun, sudah terlalu lama, rasanya sangat lama. Jimina aku sangat rindu" batin Yoongi yang akhirnya tetap menangis dalam tidurnya