part.12

355 58 4
                                    

_
_
_

Rencana Jimin berhasil, semua yang di lakukan Jimin membuat Yoongi
tersentuh dan luluh.

Yoongi akhirnya menyetujui bertemu dokter dan bersedia melakukan serangkaian tahap untuk pengobatan mata nya.

Setelah mendapat kepercayaan Yoongi, semua jadi mudah untuk Jimin.

Yoongi ternyata tak se kaku dan tak sedingin yang terlihat di awal.

Jimin bisa mengajaknya mengobrol, bahkan terkadang bercanda, walaupun tak mudah untuk membuat Yoongi tersenyum awalnya, sampai bahkan
sering tertawa akhirnya.

Kadang tanpa sadar Jimin terpukau dengan senyum manis yang selalu di
sembunyikan hyeong nya itu.

"Kamu harus lihat, betapa manisnya saat kamu tersenyum" batin Jimin.

Tak jarang Jimin mendengar teriakan igauan Yoongi di malam hari, karna Yoongi
sering bermimpi, dan itu juga alasan Yoongi takut memejam kan matanya untuk tidur dan lebih sering begadang.

Jimin setia selalu menemani dan menjadi penenang setiap Yoongi terbangun karna mengigau.

Jimin makin memahami rasanya di posisi Yoongi. Ketakutan, kesepian,
halusinasi dan trauma yang tak mudah untuk di lewati.

Dan perawatan ke dokter juga terasa tak begitu menakutkan seperti yang
Yoongi bayangkan sebelum nya, dan itu juga karna Jimin selalu menggenggam
tangan Yoongi di setiap prosesnya.

Pertama kalinya untuk Yoongi, begitu nyaman dan percaya pada orang lain.

Yoongi dapat merasakan ketulusan di setiap perlakuan Jimin. Semua itu
sedikit demi sedikit membangkitkan semangat nya untuk sembuh.

Dibalik itu semua, Yoongi tak pernah tau berapa banyak yang Jimin korbankan. Dipukuli sampai hampir tak sanggup berdiri oleh Namjoon. Tekanan demi tekanan yang betubi -
tubi.

Dan juga Jimin selalu bersiaga, di hantui oleh serangan-serangan dari Namjoon atau mungkin saja pihak-pihak rival Direktur Min yang lain, yang tak
menginginkan Yoongi sembuh.

Pulang kerja, seperti biasa Jimin mendatangi kamar Yoongi.

Yoongi duduk di sisi kasur, terlihat gelisah sambil memain kan jari-jarinya.

Jimin tau pasti Yoongi sedang gugup karna besok sudah di jadwalkan dia
akan masuk rumah sakit untuk di operasi.

Jimin duduk disamping Yoongi dan menggenggam kedua tangan Yoongi yang sedang gugup.

"Jangan khawatir, aku akan
menemani mu" ucapan Jimin.

Yoongi menghela nafas dalam.

"Apa kamu takut ?" Tanya Jimin pelan.

Yoongi menggeleng.

"Aku hanya takut ini tidak berhasil, dan akan mengecewakan mu".

Jimin mempererat meremas tangan Yoongi.

"Gak boleh gagal, kali ini harus berhasil, kita tak punya banyak waktu" jawab Jimin.

"Ketua Namjoon sekarang menjabat sebagai Direktur sementara, dan dia membuat kacau Hotel dengan semua kebijakan baru yang membuat ku pusing, apalagi kalau dia yang jadi Direktur mutlak" keluh Jimin.

"Jimina, semua yang kamu keluhkan tentang perusahaan itu membuat ku
tertekan."

"Aku bisa saja menggunakan hak suara ku untuk mengangkat mu jadi Direktur". Jelas Yoongi

"Jangan percaya pada ku, jangan percaya pada siapa pun, kamu yang harusnya jadi direktur" bantah Jimin.

Yoongi membalas genggaman tangan Jimin. kedua tangan nya mengepal jemari Jimin.

"tapi aku sangat percaya
pada mu"

"Kamu bisa ku percaya kan ?"

"Kamu gak akan menghianati ku kan ?"

Jimin tak bisa menjawab sedikitpun, hanya bisa menatap Yoongi dalam.

"Ini pertama kalinya aku percaya pada orang lain. Aku nyaman di dekat mu,
aku selalu menurut pada mu walaupun aku tak mau, tapi kamu bisa mengendali
kan dan meyakin kan ku."

"Berjanjilah untuk tidak pernah menghianati ku Jimina" Lanjut Yoongi dengan intonasi dan ekspresi wajah sangat serius.

Tiba-tiba mata Jimin berkaca-kaca, namun sedikitpun tak bersuara

Yoongi mengangkat ke dua tangannya, meraba wajah Jimin.

"wajah mu adalah yang pertama ingin ku lihat saat aku membuka mata setelah operasi" ucap Yoongi.

Seketika air mata Jimin jatuh. Tak menyangka Yoongi sepercaya itu pada nya, sedangkan pada kenyataannya Jimin adalah orang yang paling harus Yoongi waspadai.

Jimin buru-buru memindah kan tangan Yoongi, agar Yoongi tak tau kalau Jimin
sedang menangis.

"Yang paling penting adalah fokus pada tujuan mu" ucap Jimin mengganti arah pembicaraan.

"Andaikan aku bisa melihat pun, tidak akan semudah itu para pemegang saham untuk memilih ku jadi Direktur". Lanjut Yoongi

"Kolega setia appa mu adalah para pemegang saham besar, mereka gak
akan berkhianat, kamu harus pandai melobi mereka" jelas Jimin.

"Harus lebih lihai dari aku."
tantang Jimin.

"Kenapa ?, bukan kah kamu yang harusnya melobi mereka untuk mendukung ku ?." Tanya Yoongi.

"Tidak, aku tidak bisa membantu mu "jawab Jimin.

Tak mungkin menjelaskan pada Yoongi kalau tugasnya adalah melobi para pemegang saham untuk memenagkan Ketua Namjoon.


- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя