Hari ini, cuaca terlihat masih mendung disertai gerimis bagaikan suasana hati manusia yang tengah bersedih. Seorang pemuda tengah menatap layar ponselnya sambil terburu- buru
"Altan, aku mau pulang bersama Ayah dan keluarga aku yang lain nya. Aku memutuskan untuk pindah dan tinggal bersama kedua orangtua aku, maaf jika aku memberitahu kamu secara mendesak tapi aku berharap kamu bisa menepati janji kamu untuk kira bisa bertemu di taman seperti yang kamu bilang untuk yang terakhir kalinya sebelum perpisahan kita"
Itulah pesan yang sahabat nya kirim untuknya, dia merasa gelisah dan merasa bersalah karena tidak menanggapi keinginan sahabat nya itu, "Harusnya gue dengar dulu penjelasan Hasna waktu itu, kalau gue tahu mungkin gue gak akan melanggar janji dan ninggalin Hasna.
Dia mencoba menghubungi Hasna, namun nihil nomornya sulit untuk dihubungi, tiba- tiba ponsel nya berdering tanda ada panggilan masuk. Dapat dia lihat bahwa yang menelepon nya adalah Radit, sahabatnya.
Tak banyak berpikir panjang dia mengangkat telpon dari Radit, "Hallo dit ada apa???"
"Al, lo dapat pesan dari Hasna gak? Gue lihat pesan nya dari Hasna ternyata dia pulang dijemput ayahnya karena mau pindah bukan liburan. Terus nomor nya Hasna gak aktif terus, gue nyesel ngikutin rencana lo buat abaikan Hasna kalau tahu dia mau pindah!!"
"Gue tahu Gue salah, gue juga lagi berusaha telpon Hasna tapi gak akatif- aktif Dit"
"Kenapa kita gak hubungi Rana??? Barangkali dia tahu keadaan Hasna"
"Lo bener, gue yang hubungi dia. Pokoknya nanti lo tunggal aja kabar dari gue" ucap Altan yang langsung memutuskan sambungan telpon nya dan langsung menghubungi Rana.
"Hallo Rana, Ra maafin aku ya. Aku kemarin gak bisa tepatin janji aku ke Hasna, aku pikir dia mau pulang buat liburan bukan karena pindah, gue coba hubungi Hasna tapi gak aktif- aktif, kamu tahu gimana kabar Hasna???"
"Hasna masih ada di Bandung" jawab Rana dengan datar disambung telpon nya yang tidak membuat Altan curiga sedikitpun dengan Rana.
"Syukur kalau dia masih ada di Bandung, aku sudah menduga dia pasti gak akan ninggalin kita sebelum bertemu sama kita" ucapnya kepada Rana yang membuat Rana yang mendengar itu dari telpon nya merasa marah dengan apa yang dikatakan Altan.
"Terus sekarang Hasna ada dimana Ra? Aku pengen ketemu sama Hasna" Tanya Altan ingin bertemu dengan Hasna.
"Aku bakal share lock tempat kita bertemu, jangan lupa kamu bawa Radit juga untuk bertemu sama Hasna buat perpisahan kita" ucap Rana yang langsung memutuskan sambungan telpon nya dengan Altan.
"Altan, ternyata memang benar kamu terlalu egois dan memanfaatkan kebaikan Hasna sama kamu. Kamu memang orang yang pantas disalahkan dengan apa yang terjadi sama Hasna" ucap Rana sembari menangis menahan rasa sakit hati atas perbuatan Altan kepada sahabatnya, Hasna.
Tibalah Altan dan Radit disebuah lokasi yang diberikan Rana kepadanya, terlihat Rana memakai pakaian serba hitam menghampiri kedua sahabatnya itu.
"Rana, Hasna dimana??? Kok kita ketemuan disini?" Tanya Radit penasaran karena melihat sekitar bahwa tempat ini adalah tempat dekata dengan pemakaman.
"Kalian mau ketemu Hasna kan?? Ikuti aku" ucap Rana dengan ekspresi datar kepada Altan dan juga Radit.
Altan tak berpikir panjang dan langsung mengikuti arah langkah Rana, sedangkan Radit tak langsung menyusul mereka karena hati nya merasa gelisah dan banyak pertanyaan dibenak nya, " Kenapa Rana membawa aku sama Altan kesini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Putih Kita
Ficção AdolescenteTawa kian menggema terdengar di telinga, tawa dari seorang perempuan berhijab dengan senyuman manis. Kulit putihnya kontras dengan sinar matahari di kala pagi "Kenapa kamu suka dengan kertas putih?" tanya seseorang. "Kertas putih itu bersih tanpa n...