Haidar dan Rana tengah membawa Hasna ke rumah sakit, hati Haidar bergetar dan merasakan tertusuk amat dalam akibat kecelakaan yang menimpa adiknya.
Kemudian adiknya langsung ditangani di dalam ruangan, Haidar hanya bisa berdiam diri di depan pintu ruangan itu sambil terus menerus memanggil nama sang adik.
"Hasna, kamu harus kuat. Kakak selalu ada buat kamu, kakak akan berusaha menyelamatkan kamu!!" Gumam Haidar tak henti- henti nya.
Rana yang melihat kecelakaan sahabatnya oleh kedua matanya hanya bisa menangis khawatir dengan kondisi Hasna yang bersimbah dengan darah.
Tak lama kemudian sang Oma,Ayah dan juga Ibu dari Haidar dan Hasna datang kerumah sakit setelah mendengar kabar bahwa Hasna mengalami kecelakaan.
Oma dan Ibu Hasna menghampiri Haidar sambil menangis dengan musibah yang menimpa Hasna.
"Haidar!!! Apa yang terjadi ke Hasna??? Hasna baik baik aja kan Dar???" Ucap sang Ibu dengan nada pilu.
Haidar tak mampu menjawab pertanyaan dari sang Ibu karena dia sendiri pun tidak tahu bagaimana kondisi Hasna saat ini. Dia pun sama seperti keluarga nya, menunggu kabar mengenai adiknya yang saat ini sedang kritis.
"Ratih, istighfar. InsyaAllah Hasna baik baik aja Nak" ucap sang Oma menenangkan menantu nya walaupun dirinya pun sama khawatir dan terpuruk nya mendengar keadaan cucunya celaka.
Sedangkan sang Ayah, matanya terlihat kosong seakan bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Mungkinkah ini mimpi pikirnyan, matanya melihat Haidar dan seorang anak perempuan yang sebaya dengan kedua anaknya. Dia tak mampu bertanya apa yang terjadi, melihat Haidar saja sudah jelas bahwa jika dia bertanya pun dia tidak akan mendapatkan jawaban apapun.
Haidar yang mulai sadar dengan apa yang terjadi langsung menghampiri Rana selaku sahabat sang adik, "Kenapa??? Kenapa Altan sengaja meninggalkan Hasna??? Kamu lihat sendiri kan kalau Altan lihat Hasna yang ngejar dia, tapi dia malah kabur??" Tanya Haidar dengan nada pilu menuntut penjelasan dari sahabat adiknya.
"Aku gak tahu kenapa Haidar tinggalin Hasna, aku juga lihat sendiri kalau Altan itu tahu Hasna mengejar dia tapi dia malah ninggalin Hasna" jawab Rana yang sedih dengan fakta bahwa Altan sahabatnya tega meninggalkan Hasna.
"Padahal apa susahnya dia jujur kalau dia gak bisa datang! Kenapa dia harus nyuruh Hasna datang ketaman??? Kenapa????? Kenapa juga dia mengabaikan Hasna?? Seandainya dia jujur mungkin kejadian ini gak akan terjadi sama Hasna!! Sahabat kamu yang bernama Altan itu penyebab kecelakaan ini!!!" Ucap nya menumpahkan amarah kepada Rana yang tak bersalah.
"Istighfar Haidar!!!" Ucap sang Ayah tegas melihat putranya menumpahkan amarah kepada orang yang tidak bersalah.
Sang Ayqh menghampiri Haidar yang sedang tidak berpikir jernih," Haidar Istighfar nak, dia gak salah apa- apa kenapa kamu menumpahkan amarah kamu kepada orang yang tidak bersalah"
Haidar yang mendengar penuturan sang Ayah hanya menangis dan meraung karena merasakan sakit didalam hati dan jiwanya "Arrgggghhhhhh!!!"
"Ayah, andai Haidar melarang Hasna bertemu orang yang bernama Altan itu ditaman mungkin Hasna saat ini sudah bersama dengan kita Ayah!!! Haidar gagal jaga adik Haidar sendiri" ucapnya menangis frustrasi dengan kejadian tak terduga yang menimpa adiknya.
"Haidar jangan salahkan diri kamu, ini bukan salah kamu. Ini takdir Haidar!"
"Takdir?? Orang yang bernama Altan itu nyuruh Hasna bertemu di taman, dia yang membuat janji dia juga yang tidak menepati janji. Ayah, Hasna mengejar dia untuk berpamitan, orang itu melihat Hasna tapi malah sengaja meninggalkan Hasna sampai tertabrak. Dia penyebab semua ini Ayah"' ucap Haidar sambil menangis dan amarah yang melanda hati nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Putih Kita
Teen FictionTawa kian menggema terdengar di telinga, tawa dari seorang perempuan berhijab dengan senyuman manis. Kulit putihnya kontras dengan sinar matahari di kala pagi "Kenapa kamu suka dengan kertas putih?" tanya seseorang. "Kertas putih itu bersih tanpa n...