Bersama Berdua

4.7K 359 26
                                    

Shira's POV

"Mama tega banget tngusir anak sendiri!"

"Bukannya ngusir Ra, kamu kan sudah menikah. Suamimu punya rumah, sudah paling benar kamu tinggal bareng suamimu"

"Kamu sendiri kan yang bilang rumahnya sayang kalau sepi,"

"Ya sudah, makanya kamu yang tinggal disana"

Tadi malam, setelah kunjunganku ke rumah Rakta, mama memang bertanya padaku. Gimana rumah Rakta?

Ya aku jawab saja, rumahnya bagus dan luas, sayang banget sepi

Omongan yang tidak sepenuhnya ku pikirkan matang-matang di otak itu, dijadikan mama sebagai boomerang untuk mendorongku untuk pindah kesana

"Ya iya tau! Tapi kan bentar lagi aku juga tinggal di Jakarta! Sama aja, aku gak akan lama tinggal disana"

"Ya malah karena itu! Kalau sudah sibuk di Jakarta, kapan lagi kamu sempat untuk tinggal disana kalau bukan sekarang. Haduuh, pikiranmu itu lo Ra! Gak pernah masuk logika mama"

Aku terus memasukan barang-barangku ku koper, hampir semua pakaian, buku, dan barang-barang lainnya bahkan yang sudah masuk kardus sejak jaman SMA. Aku sepenuhnya diusir dari rumah

"Ruka, mau gak nemenin tante di sana? Tinggal ama Tante Rara yaaah!" Aku mengedipkan mata gemas pada Ruka yang membantuku berkemas

"Heh!! Gak ada ya! Ruka jangan ikut! Besok saja kapan-kapan main kesana"

Kasian sekali ya Ruka, neneknya galak banget

...

Sent to Rakta

[pict]

diusir nih.


aku menjepret kumpulan koper dan kardus yang sudah siap diangkut ke rumah Rakta, aku bahkan gak sempat bilang ke dia dulu akan pindah kesana. Karena sejak semalam sibuk berdebat dengan mama


Rakta

hahahaha

Udah ketebak sih,

Sent to Rakta

Numpang ya broo


Rakta

Jangan nunggak ya dek

Air listrik bayar ndiri

...

"Maaf ya bu An, saya pindahnya mendadak"

"Laaa iya, silahkan aja mbak, orang rumahnya Mbak Shira kok. Saya juga heran, kalo Mbak Shira dan Mas Rakta sudah menikah, kok gak tinggal disini kalau lagi di Jogja"

"Hehe, iya bu. Saya memang ingin menghabiskan waktu di rumah orang tua saya dulu, eh ternyata malah ada tamu nginep. Jadi saya harus ngungsi deh" ucapku berbohong, gak mungkin aku jujur kalau diusir kan?

Aku melihat kasian barang-barang yang masih di teras rumah, sudah diturunkan semua dari mobil sewaan pengantar barang

Barang sebanyak ini harus dibawa keatas, semoga kuat deh

"Loh Mbak Shira, mau ngangkat barangnya sendiri? Udah mbak nanti saya panggilkan tukang buat bawa barangnya keatas, berat itu mbak. Saya juga gak mungkin kuat bantu" Bu An mencegatku setelah aku berusaha mengangkat salah satu kardus

"bisa nyari tukang dimana ya bu?"

"Nanti saya panggilkan tukang yang ngurus kebun rumah mbak, Mbak Shira bawa barang yang penting saja"

Regards, Natashira (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang