prolog

732 36 0
                                    


Pagi hari di salah satu apartemen mewah yang berada di pusat kota bigben.

Cahaya matahari mulai merangsak masuk melalui celah-celah tirai kamar makhluk manis itu, sesekali cahaya hangat menyapu permukaan kulit putih nan bersih miliknya, menyapa dan seakan terkesan sedikit memaksa si manis untuk mulai membuka mata dan beranjak dari alam mimpinya. Jimin Rafaya. Seorang dokter spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular memutuskan untuk berhenti berseteru dengan sang matahari dan Bersiap menuju rumah sakit. Tadi, pagi sekali salah satu asisten jimin mengabarinya bahwa hari ini adalah jadwal shift nya. Dengan sebuah kemeja sateen berwarna biru muda, celana panjang berwarna putih dan sepasang Sepatu pantofel ia berjalan menuju halte bus terdekat. Sesekali si manis melihat ke arah arloji yang melingkar di tangan kanannya.

Tak berselang lama sebuah bus yang sedari tadi ia tunggu berhenti tepat di depan halte tersebut. Pemandangan pagi di kota london adalah sebuah pemandangan yang menarik perhatian, burung dara yang sedang bertengger di tepi jalan raya, beberapa toko roti yang mulai terbuka, sampai pemandangan beberapa orang mahasiswa yang berjalan sedikit berlari agar tidak tertinggal kuliah di jam pertama. Jimin tersenyum melihatnya. Ah, memori kenangan saat ia bersekolah dulu terlintas di benaknya. Sangat menyenangkan memang berkuliah di negeri black country ini. Hari ini, hari terakhir ia bertugas di rumah sakitnya, ya, karna jimin memutuskan untuk kembali ke negara aslinya. Jujur, ia sangat tidak rela untuk berpisah dari kota penuh kenangan ini, tapi bagaimana lagi, tak dapat ia sangkal bahwa dirinya amat merindukan negara kelahirannya tersebu.

Suara rem mobil membangunkannya dari acara 'mari bernostalgia' nya. Ia segera beranjak untuk turun dan tak lupa in memberikan senyuman manisnya kepada sopir bus tersebut. Jimin cukup kenal dengannya.

***

"dok, ini data pasien hari ini."

" terimakasih, letakkan saja di atas mejaku."

" dok."

" jimin kak, gak usah terlalu formal"

" oke, oke bagaimana jadi pergi besok?"

" ya, mau bagaimana lagi? Sebenernya masih berat buat ninggalin london tapi aku juga kangen eomma appa."

"gak papa ji, kan di sana juga sudah ada RS untuk kamu kerja kan? Gak jadi pengangguran kan?" jimin tersenyum, kakaknya yang satu ini memang sangat pandai membuat moodnya kembali. Namanya adrina, ia kakak tingkat jimin dulu ketika di kampus, ia orang yang baik, ramah, dan menyenangkan. Ia memiliki satu anak perempuan bernama lily. Dan ya, jimin menyayanginya seperti ia menyayangi adik kecilnya sendiri.

"aku rasa, appa akan malu, jika aku tidak bekerja. Dia telah menyekolahkanku jauh-jauh di Oxford dan saat aku kembali ke Korea hanya menjadi pengangguran?" dan seketika tawa kami meledak.

Hari ini jumlah pasien tidak seramai biasanya, setelah jadwalnya selesai ia segera bersiap pulang untuk mengemasi barang-barang yang akan kubawa esok hari.

Sesampainya di apartemen pemuda itu segera membersihkan badan dan beristirahat. see you london, and thank's for everything.

-

-

-

-

hai guys aku buat fanfic baru...

selamat membaca reader-nim kuhh

MY UNIVERSE (kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang