hai...
aku balik lagi guys.
happy reading, jangan lupa vote ya...
Jungkook termenung menatapi langit-langit kamarnya. Entah mengapa sejak menghantar jimin pukul 10 tadi, lelaki itu tidak dapat untuk masuk ke dalam mimpinya. Semua tentang jimin memenuhi fikirannya. Mempunyai pendamping hidup seorang dokter sudah lama menjadi impiannya. Menurutnya seorang dokter adalah malaikat yang diizinkan tuhan untuk menjelma sebagai manusia dan menyelamatkan nyawa banyak orang. Dan malaikat itu sekarang berada di sekitar kehidupannya. Sepertinya tuhan benar-benar memberi lelaki itu kesepatan untuk mewujudkan impiannya.
Sudah pukul tiga dini hari, tapi Jungkook masih enggan memejamkan mata. Padahal CEO muda jeon corporation itu akan mengadakan meeting penting dengan salah satu koleganya. Entahlah, yang Jungkook tau sekarang, lelaki kecil nan mungil itu telah merubah kehidupannya.
***
Jimin berjalan sedikit tergesa menuju ruang kerjanya. Jujur, kepalanya sangat pusing sekarang. Sejak pukul 11 malam tadi ia tidak tidur sama sekali. Lumayan banyak pasien mala mini, dan jimin harus menggantikan salah satu dokter yang sedang cuti. Berakhirlah sampai pukul delapan pagi ia tidak tertidur sedikit pun. Sebenarnya jimin sendiri sudah terbiasa tidak tidur malam hari dikarnakan jadwal shift. Tapi ini? Dirinya mendapat panggilan mendadak tanpa persiapan, dan sejujurnya ia masih sedikit jat lag karna penerbangan kemarin.
Si manis itu mendudukan dirinya di sebuah kursi putar, di dalam ruangan bernuansa monocrhome. Ia memejamkan matanya sejenak, membukanya kembali dan memngedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Matanya terhenti pada sebuah sofa abu-abu, yang di atasnya terdapat sebuah jaket putih milik jungkook. Seketika ia tersenyum, mengingat bagaimana jungkook yang teramat perhatian kepadanya. Jungkook pemuda yang tampan, jimin akui itu. Jidat yang lebar,rambut yang hitam legam hidung bangir, rahang yang tegas, dan jakun yang menonjol. Semua itu menyatu dalam diri jungkook dan membentuk sebuah karya Tuhan yang sangat indah. Sial, pipinya memanas lagi sekarang. Perlahan ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju sofa abu-abu tersebut, tangannya terulur untuk mengambil jaket putih milik jungkook. Ia baru sadar, bahwa parfum pria itu tercium jelas di jaket yang ia pegang sekarang. Dengan ragu, ia mendekatkan jaket itu ke hidung mungilnya, dan seketika itu aroma lavender bercampur mint menyeruak ke indra penciuman jimin. Oke, cukup! Jimin tidak mau jatuh lebih dalam lagi.
***
Sementara di jeon corporation, seorang pemuda 27 sedang terduduk di ruang kerjanya sembari memijat pelipisnya. Rapatnya telah usai 1 jam yang lalu, dan semua berjalan dengan lancar. Tapi yang menjadi masalah sekarang adalah, tawaran makan malam bersama yang di ajukan oleh sang rekan bisnis. Jungkook tak masalah jika makan malam itu hanya dengan sang patner saja. Tapi yang menjadi masalah adalah, jika sang patner mengajak putrinya yang tapi ikut serta dalam rapat mereka. Jungkook tidak bodoh, wanita itu jelas- jelas memperlihatkan ketertarikannya pada jungkook. Terlebih lagi, ketika tadi jungkook harus menjabat tangannya sebagai bentuk formalitas kerja, wanita benar-benar menggenggam tangan jungkook dengan erat. Huft, jungkook sangat pusing sekarang. Nampaknya ia butuh secangkir espresso untuk menangkan dirinya.
"hyung, aku akan keluar sebentar, kalau ada urusan mendadak telfon aku saja."
" odiga..? " pemuda tampan berdarah AB itu bertanya pada sang atasan.
" membeli espresso."
" kenapa tidak seperti biasanya? Biasanya kau akan membeli espresso di jam makan siang." Taehyung bertanya pada bos besarnya itu.
" aku butuh sekarang untuk menenangkan diriku."
" kau pikir espresso sejenis ganja. Obat penenang."
Jungkook tak menjawab dan hanya berlalu meninggalkan taehyung.
"sajangnim ! aku juga mau satu gelas yaa." Itu suara teriakkan taehyung. Untung saja taehyung sahabatnya sejak SMP kalau tidak melayang sudah nyawanya, berani-beraninya memerintah CEO perusahaan ter besar ke dua di asia itu.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE (kookmin)
Fanfictionjimin seorang dokter bedah thoraks di perintahkan oleh sang appa untuk menjadi dokter probadi keluarga jeon. bagaimana kelanjutan kisahnya.... NAA_DAA disini...