CHARTER 5

406 33 5
                                    


haiii...

bonus buat kalian...

double update. maaf ya guys aku terpaksa ganti bahasanya jadi baku.

happy reading.....


Suara dentingan sebuah pintu cafe menandakan ada seseorang yang baru saja masuk. Pria bermarga jeon itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Pandangannya terhenti di pojok ruangan bernuansa kayu tersebut, ia menyipitkan matanya memastikan kebenaran penglihatannya, ia melihat malaikatnya di ujung ruangan tersebut. Ia membawa langkahnya mendekati pemuda mungil itu.

"jimin-sshi." Yang di panggil menengok.

"oh, jungkook-sshi."

" boleh aku duduk disini?"

" ya, silakan. Ini bukan cafe pribadiku, jadi santai saja." Jungkook hanya tersenyum menanggapi perkataan jimin.

"kau datang sendiri jimin-sshi?"

"ya, seperti yang kau lihat."

Jungkook menekan sebuah bel untuk memanggil pelayan. Tak berselang lama, seorang wanita datang menyodorkan sebuah menu, tapi belum sampai buku menu itu ke atas meja, jungkook menghentikan niat sang pelayan wanita itu.

"espresso." Singkat, padat, jelas. Bahkan jimin sedikit terkejut dibuatnya. Rasanya tadi ketika jungkook menyapanya biasa saja. Bahkan terkesan ramah, tapi mengapa nada bicara laki-laki itu berubah saat berbicara pada pelayan. Sang pelayan itu hanya tersenyum memandang jungkook, kemudian pergi. Jungkook benar-benar risih.

" kau sering mengunjungi cafe ini? " jimin tersenyum menanggapi pertanyaan jungkook. Sial, kalau begini terus, bisa-bisa gula darah jungkook meningkat. jimin itu terlalu manis.

" jungkook-shi, bahkan aku baru sampai di korea kemarin. Dan lagi pula kurasa ini cafe baru."

Jungkook mengereyitkan dahinya, selama itukah jimin tidak pulang ke korea? Cafe ini sudah menjadi langganan jungkook sejak tiga tahun lalu. Apa selama itu jimin sama sekali tidak pernah pulang ke korea.

" tidak, cafe sudah berdiri sejak 5 tahun yang lalu."

" bahkan terakhir kali aku pulang 7 tahun yang lalu jungkook-sshi." Jungkook tersenyum. Sembari menunduk, melihat jimin terlalu lama tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"sebegitu sibuknyakah dokter di depanku ini?"

" haha, bukan begitu, hanya saja... entahlah... panggilan tugasku selalu mendadak. Sebenarnya pernah sekali aku pulang, itu pun karna paksaan appa. Dia mengancam akan membakar rumah sakitku jika aku tidak pulang di hari kelahiran pitter, anarkis sekali bukan?" baik jungkook mau pun jimin tertawa.

Hening sejenak.

"jimin-shi"

"nde ?"

" apa tidurmu nyenyak malam ini?"

" aniya, tadi malam ada dua pasien dalam keadaan stat, dan aku harus menggantikan salah satu dokter yang sedang cuti. Jadi.. ya sampai sekarang aku belum tidur sama sekali."

" tidak baik jimin-shi."

"nde?"

" setidaknya kau harus menyempatkan tidur walau hanya sekejap."

" nee, gumawo. Kau sendiri... apa tidurmu nyenyak?"

" ya."

" kau tidak berbohong kan ?" jimin sedikit memicingkan matanya.

" apa aku kelihatan berbohong jimin-sshi?"

" ya. Dan kantung matamu itu berkata jujur padaku." Jungkook tersenyum.

" Ya, semalam aku sama sekali tidak bisa tidur."

" dan sekarang kau memesan espresso?"

"wae?"

" oh, jungkook-sshi, ayolah, kafein dalam segelas espresso itu terlalu tinggi. Apa kau sudah sarapan?"

Yang di tanya hanya menggeleng sebagai jawaban. GILA! Pikir jimin. Pemuda ini belum sarapan dan sekarang ia memesan secangkir espresso? Mau jadi apa lambungnya nanti.

" jungkook-sshi, setidaknya kau harus memperhatikan pola makan mu. Itu berbahaya." Jujur saja, jimin sedikit kawatir dengan keadaan pemuda di depannya ini. Tak ada salahnya kan ia menghawatirkan kesehatan orang lain, ia kan seorang dokter.

" jimin-shi, apa jam kerjamu telah usai? "

" ya, kenapa?"

Jungkook segera meletakkan selembar uang di atas meja cafe tersebut. Dan mengulurkan tangannya ke pada jimin.

" huh ?" jimin melihatnya bingung.

" ayo! Temani aku makan. "


TBC...

MY UNIVERSE (kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang