CHAPTER 6

353 34 0
                                    


haiii... 

ini aku kasih update...

maaf ya kalo semakin gak jelas ceritanya.

happy reading....



Sebuah mobil buggati chiron berhenti tepat di sebuah lobi utama Perusahaan jeon corporation. Jeon Jungkook pemilik mobil tersebut menyerahkan kontak mobilnya pada salah seorang ajudan pribadinya yang sudah berdiri menunggunya di pintu masuk perusahaan untuk di parkirkan. Ia segera masuk ke dalam dan menuju elevator pribadinya dan menekan tombol 27 di mana ruang kerjanya berada.

"wahhh, sajang-nim muda kita ini ke mana saja? Katanya hanya membeli secangkir espresso, tapi kenapa ia membutuhkan waktu 3 jam? Oh atau jangan-jangan ia belajar membuat espresso sekalian?" itu suara kim taehyung. Lelaki itu memang senang sekali menjahili sang atasan. Namun jungkook tetaplah jungkook, sama sekali tidak peduli.

" dari mana saja sajang-nim yang terhormat?"

" aku ada urusan penting mendadak tadi."

" benarkah? tapi tadi aku melihat seseorang yang mirip denganmu di cafe langganan kita, dan tampaknya ia sedang bersama seseorang. Ooo, mungkin saja itu kembaranmu dari belahan dunia lain." Jungkook hanya diam dan langsung memeriksa beberapa berkas penting yang menumpuk di mejanya.

" aish, orang ini, jinjja... ayolah kook, kau tidak peka sekali. Aku penasaran siapa makhluk cantik yang tadi duduk bersamamu di cafe?" taehyung jengah, dan akhirnya ia mengutarakan maksud dari sindirannya sejak tadi.

Yang di tanya hanya memandang taehyung dan mengangkat sebelah alisnya.

" bukan urusanmu." Aish, bosnya ini benar-benar.

" tak apa, aku akan mencari tahu sendiri, kemudian mendekatinya, dan mengajaknya berkencan... oh, malaikat manisku..." jungkook menatap tajam taehyung.

" apa?! " pria tan itu sama sekali tak takut dengan tatapan tajam dari sang atasan.

" kau sudah bosan bekerja di perusahaan ini? Atau kau boasan hidup? "

" maka dari itu, ayo beri tahu aku."

" apanya ?"

"siapa dia?"

" dia milikku."

" wahhh... daebak !! " taehyung menutup mulutnya, ini luar biasa! 11 tahun taehyung berteman dengan jungkook, belum pernah sama sekali ia mendengar pengakuan seperti ini dari jungkook. Bahkan semasa SMA dan kuliah dulu taehyung pernah mengumpulkan koleksi nama para wanita yang telah menyatakan cintanya pada sang atasan lengakap dengan biografinya, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang dapat meluluhkan hati seorang jeon jungkook. Tapi ini?

***

Sebuah pintu berwarna putih terbuka lebar menampilkan seorang anak kecil berusia 4 tahun. Ia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan bernuansa biru putih tersebut. Matanya berbinar ketika menemukan objek yang ia cari sejak tadi. Naka kecil itu berlari mendekat kearah ranjang biru yang berada di dalam ruangan tersebut, menaikinya, dan mulai melompat.

" jimiii.... ayo banguuunnn!! Ayo bangun jimiiii..." seorang lelaki manis yang tertidur di atasnya pun mulai merasa terganggu, perlahan ia membuka kedua matanya.

" jimiiii... BANGUUUNN!!"

" astaga, aduh, ia... ia... ini jimi bangun, berhenti lompat-lompat sayang." Anak itup pun menuruti permintaan jimin dan segera mendudukan diri di pangkuan pria bermarga park tersebut.

" kenapa hemm?"

"ayo jimi temani pitel makan."

" huh? Memangnya jam berapa sekarang?"

"jam 7 malam jimiiii, glanma dan glanpa sudah menunggu jimiii." Jimin melirik jam di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Huh, cukup lama ia tertidur. Memang awalnya jimin ingin balas dendam karna jadwal shift dadakan itu telah merampas jam tidurnya. Tapi jika keponakan tercintanya ini sudah meminta jimin untuk melakukan sesuatu, jimin tidak akan bisa menolaknya. Dan juga, ia harus mengisi perutnya meskipun sebenarnya ia masih lumayan kenyang karna makan siang tadi bersama sajang-nim tampan.

" oke jimi akan turun, tapi jimi mau mandi dulu oke. Pitter mau menunggu di sini atau di bawah saja bersama mommy?"

" pittel tunggu di bawah saja." Jimin mengangguk dan tersenyum.

***

" tumben makanmu sedikit." Putra pertama keluarga park itu membuka suara.

" huh? Oh, aku masih kenyang hyung. Tadi siang aku makan terlalu banyak."

" makanan rumah sakit di korea enak ya, sampai kau makan banya." Jongin terus menggoda sang adik.

" aniya, aku makan di restoran jepang." Jongin faham, adiknyaa ini suka sekali makanan bernuansa jepang.

" di mana kau dapat restoran jepang? Kau pergi sendiri ke sana ?"

" tidak, aku pergi bersama seseorang."

" siapa?!!" jimin terkejut. Pertanyaan yang sama dilontarkan langsung oleh 3 orang,kecuali sang appa. Tuan park hanya diam dan menyimak.

"emmm, jungkook sajang-nim." ia menjawab dengan ragu.

" jinjja daebak!! Pantas saja kau menolak semua orang yang aku tawarkan padamu ternyata seleramu seperti jungkook sajang-nim." Jinnie benar-benar bersorak riang. Ia tidak menyangka pilihan sang adik benar-benar sangat baik.

"bu-bukan apa-apa kok. Hanya makan siang biasa. Nuna ini terlalu lebay.."

Sebuah deringan telefon memutus percakapan di antara mereka. Jongin segera mengangkat telefon tersebut tepat di sebelah jimin.

"nee, jungkook-shi.." entah kenapa, jimin langsung menghentikan makannya. Ia sedikit gugup mendengar suara jungkook di sebrang sana.

"..."

" ah, nee. Aku siap. Ngomong-ngomong terimakasih ya telah mengajak adik manisku makan siang bersama."

"ahahaha... santai saja hyung. Aku justru yang ber terimakasih." Jimin tidak ingin belama-lama lagi. Jantungnya benar benar tidak normal sekarang. Baru satu Langkah jimin meninggalkan meja makan...

"yak, jimin-ah, mau ke mana? Katanya tadi mencari Jungkook." Sontak semua orang yang ada di meja makan itu tertawa. Dan masih dapat jimin dengar dengan jelas suara jungkook yang tertawa di sebrang sana.

"a-aku tidak..." hish, jimin benar-benar malu sekarang.

TBC...

selamat hari minggu...

MY UNIVERSE (kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang