CHAPTER 10

501 43 9
                                    

haiii reader-nim ku....
Aku suka kalian suka sama cerita yang aku buat...
Vote sama komen kalian buat aku tambah semangat nulis...

HAPPY READING!
.
.
.
.
.

"Jimin, maafkan lisa nee..? Apa kau merasa tak nyaman...?" Nyonya jeon meletakkan sebuah green tea di hadapan jimin. Wajah nyonya besar itu nampak sedikit murung karna rasa bersalahnya atas sikap putri keluarga jeon.

"Aniya nyonya, aku baik baik saja. Aku senang bisa berkenalan dengan lisa-sshi. Dia pribadi yang baik juga lucu." Jimin paham akan perasaan sang nyonya besar di hadapannya ini. Tapi sungguh, ia sama sekali tak merasa keberatan dengan ucapan lisa.

" baiklah kalau begitu." Akhirnya nyonya jeon mengalah. Tapi jimin tak bodoh, ia tau bahwa nyonya jeon masih merasa tidak enak padanya.

" emm, jadi hari ini kita mau buat kue apa nyonya..?" Jimin berusaha melegakan hati sang nyonya, ia mulai bertanya mengenai resep kue yang akan mereka buat.

" emm, rencananya sih eomma ingin membuat zupa sup. Jungkook suka sekali zuppa soup. Dia itu kurang suka makanan manis ji. Jadi yaa, aku ingin mencoba membuat nya. Siapa tau ia suka. Jujur saja, oemma tidak pandai memasak." Jimin tersenyum menanggapi rentetan kata yang di ucapkan oleh nyonya jeon.

Jadi ia tidak suka makanan manis ya, huh untung saja waktu itu aku tidak membawakannya makanan manis. -pjm.

Tapi apa pedulinya..? Kenapa ia malah memikirkan jungkook...?

" emm, dulu sewaktu di london aku pernah mencoba belajar mencoba membuat zuppa soup, tapi entah, aku masih bisa membuatnya atau tidak nyonya." Jimin berujar sembari sedikit tersenyum kikuk.

" wahh, benarkah..?! Kalau begitu aku tidak  jadi memakai resep ini. Ayo kita pakai resepmu saja."

" tapi... aku tidak begitu yakin nyonya..." ia takut kalau makanannya tidak enak. Pasalnya ia sudah sedikit lopa dengan resep itu.

" tidak apa apa. Ayo kita coba. Nanti..." perkataan nyonya jeon terhenti karna sebuah suara melengking dari ruang keluarga mengganggu bembicaraan mereka.

" EOMMAA!!! Where is my bastard brother..? Kenapa ia belum pulang juga..?!" Ya, kalian pasti tau itu suara siapa. Gadis cantik itu berjalan mendekati jimin dan sang eomma. Ia mendudukkan dirinya di mini bar dapur tersebut.

"Ntah, mungkin sebentar lagi....
Baiklah ayo jiminie kita mulai, biarkan jungkook yang menjadi jurinya nanti." Mata jimin membola. Tidak! Ia tidak mau, mau di letakkan di mana mukanya nanti jika resepnya kali ini gagal.

"MWOYAA ?!!" Teriakan nya membuat sepasang ibu dan anak itu berjenggit kaget.

"Ma... maaf nyonya, tapi lebih baik kita ikuti resep itu saja. Ya..?" Jimin memohon kali ini.

" wae kakak ipar..? Aku yakin masakanmu lezat, aku juga ingin mencicipinya. " kali ini  lisa yang mencoba merayunya.

"Bukan begitu lisa-sshi, aku...."

"Shuut, kau tidak boleh memanggilku lisa lagi kakak ipar, kau harus memanggilku adik ipar mulai sekarang, oke..?" Apa apaan itu? Tidak mungkin jimin memanggil lisa seperti itu, apa jadinya jika jungkook mengetahuinya nanti.

Tuhkan jimin pikiran lu ke jungkook mulu, jangan denial deh - author.

Diem Author!- pjm

" lisa, jangan begitu! Nanti jimin oppa tidak nyaman." Nyonya jeon berusaha menegur si bungsu.

"Memangnya iya jimin oppa..? Kau tidak nyaman dengan panggilan itu? Tapi, jungkook oppa selalu memanggil mu 'calon tunangan' ketika ia bercerita padaku tentang mu." Jungkook sialan, apa dia tidak tau bagaimana malunya jimin sekarang di hadapan kedua ibu dan anak ini. Jimin hanya tersenyum kecil menanggapi perkataan lisa. Entah kenapa jantungnya berpacu sangat cepat saat mendengarkan lisa berceloteh tentang sang kakak.

" sudah sana pergi! Jangan mengganggu kami, tunggu saja oppa mu di sana." Itu perintah mutlak dari nyonya jeon. Setelah itu nyonya jeon dan jimin mulai membuat adonan pastry yang akan mereka masak.

***
30 menit berlalu, dan zuppa soup yang mereka buat sudah hampi jadi 70%, kedua orang itu masih sibuk berkutat di dapur. Semuanya sudah siap tinggal acara 'mari memanggang' saja yang belum mereka lakukan, jimin mulai meletakkan tiga adonan yang telah siap di panggang ke dalam oven. Hingga sebuah suara menginterupsi indra pendengarannya.

"Hello my bastard brother!! Kenapa dari kemarin kau tidak pulang hah?! Aku menunggumu, tapi kau malah asik bermesraan dengan pekerjaan mu." Suara lisa begitu melengking terdengar hingga dapur tempat jimin memasak. Jimin yakini jungkook baru saja pulang dari kantornya. Kan, jantungnya mulai berdisko lagi  sekarang. Suara langkah kaki dua manusia berjalan mendekati dapur, jimin tau itu.

" oppa, kau tau? Aku sudah bertemu dengan calon kakak ipar. Ahh di cute."

" maksudmu jimin..? Di mana kau bertemu dengannya..?"

" di dapur. tuh lihat!" Jungkook mengalihkan pandangannya pada objek yang di tunjuk lisa sekarang. Dan oh... manik mata jikook bertabrakan di detik yang sama. Dengan cepat jimin segera memalingkan wajahnya yang sedang bersemu. Jungkook bisa lihat itu.

Shit!!

Jungkook kepalang malu sekarang, apa yang akan jimin fikirkan saat lisa menyebutnya calon kakak ipar tadi? Semoga saja ia tidak dengar.

"Oh, ji... jimin-sshi, sejak kapan di rumah ku?" Jungkook mencoba menyapa jimin sembari berjalan ke arah lemari es.

"Ah.. a..aku dari satu jam yang lalu mungkin." Lagi lagi jimin tidak bisa mengatasi rasa gugupnya dengan baik.

" ahh, kalian ini... masa calon tunangan nada bicaranya terlihat sangat kaku. Ayolah, aku ingin melihat adegan sweet kalian berdua" ucapan lisa mendapat delikan tajam dari jungkook.

"Wae?! Bukannya kau sendiri yang bilang kalau jimin oppa calon tunangan mu..?! Ya kan..?"mata jungkook membola.

"Ohh, atau mungkin kalian lebih memilih bermesraan berdua dikamar sambil hmmppft..." belum sempat lisa menyelesaikan kalimatnya, mulut gadis itu telah di bungkam oleh telapak tangan jungkook, dan di seretnya sang adik meniki tangga.

"Hmmpptt... yak! Lepaskan pabo! Jimin oppa!!! Lihat kelakuan suamimu hmmpptt." Pipi jimin benar benar memerah seperti tomat sekarang.

TBC....

MY UNIVERSE (kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang