13 - Full of lie

172 20 4
                                    

Mohon memberikan dukungannya.....




"Tak biasanya kau menghubungiku duluan Will..."

Saat memeriksa berkas sengketa lahan warisan, Natasha melihat Willis menghubunginya di telepon. Wanita itu jelas keheranan apalagi selama ini mantan suaminya itu amat sangat membencinya. Dengan rasa penasaran Natasha mengangkat panggilan dari Willis dan berharap mereka tak ribut karena Natasha sedang sibuk saat ini.

"Belinda sakit dan membutuhkanmu sekarang tapi jangan berharap aku sudah memaafkanmu hanya karena Belinda sakit.." balas Willis ketus di seberang sana.

"Baiklah aku akan segera kesana secepatnya..."

Natasha terlihat sedikit cemas saat Willis bilang puterinya sakit. Bahkan Natasha sudah tak peduli lagi kalau Willis terus bersikap dingin dan ketus padanya asalkan saat ini juga dia bisa bertemu Belinda. Natasha terlihat buru-buru sekali bahkan sekertarisnya saja terlihat begitu keheranan karena tak biasanya Natasha keluar di jam kerja.

Bagi Natasha saat ini tak ada yang lebih penting dari Belinda. Dia berusaha menomorsatukan sang puteri terlebih perasaan bersalah Natasha masih begitu besar karena di masa lalu pernah meninggalkan Belinda saat bayi. Dia mengemudi dengan kecepatan tinggi bahkan hampir menabrak mobil lainnya. Beruntung wanita itu selamat sampai tujuan dan tidak mendapatkan masalah apapun.

Sesaatnya di rumah sakit ibu muda itu langsung bergegas ke ruang inap Belinda dan sesampainya disana dia melihat Belinda sedang berbaring lemah. Wajah Willis juga terlihat khawatir dan detik itu juga dia membelai kening sang puteri yang penuh keringat. Ternyata Belinda sedang demam tinggi namun bocah itu tak sadarkan diri.

"Baby... tenanglah mommy is here..." ucap Natasha lembut.

"Mommy don't leave me..." ucap bocah itu mengigau.

"Yes baby... mommy akan terus disini bersamamu honey..."

Belinda terlihat mulai tenang dan dia menggenggam tangan Natasha erat. Ibu muda itu menghela nafas panjang dan terlihat mulai tenang juga karena Belinda sudah tertidur kembali. Dia mengecup kening sang puteri dan menemaninya disana sedangkan Willis terlihat mematung karena tak menyangka Natasha dan Belinda sudah dekat.

Willis memutuskan duduk di sofa dan menatap lama pemandangan didepannya. Dulu sekali Willis ingin melihat pemandangan ini dan berharap mantan istrinya itu mau sekali saja menengok buah hati mereka namun harapan Willis tak pernah terwujud saat itu. Masa lalu yang menyedihkan mulai menari-nari di otaknya namun segera Willis tepis karena dia tak mau lagi mengingatnya. Sangat menyesakkan dadanya dan Willis berharap dia tak pernah lagi mengingat masa itu.

"Bagaimana mungkin Belinda tiba-tiba sakit Will? Dokter mengatakan apa?"

Natasha bertanya saat suasana begitu hening dalam waktu yang lama. Mereka terlihat canggung satu sama lain dan suasana ini jelas tak Natasha sukai. Meskipun bagi Natasha tak mungkin juga antara dia dan Willis bisa berbaikan.

"Belinda hanya demam biasa kau tak perlu sepanik itu toh dulu Belinda sakit pun kau tak peduli.." ucap Willis begitu menohok.

Natasha terdiam dan merasakan perkataan Willis tepat menghunus jantungnya. Pria itu benar karena dirinya memang jahat sehingga Natasha tidak berusaha membela diri. Dilihatnya Willis menatap dirinya angkuh dan dingin, tapi Natasha berusaha kuat dan kemudian dia memutuskan untuk mencium tangan Belinda yang mungil.

"Ah ya... sepertinya aku akan menginap malam ini di rumah sakit..." ucap Natasha mengalihkan pembicaraan.

"Tak usah biarkan Belinda bersamaku saja, harusnya kau urus suamimu itu"

My Ex WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang