Waktu istirahat pertama tiba. Seperti biasa, Sasuke dan kedua temannya akan pergi ke kantin untuk mengisi perut. Saat tiba di kantin, Sasuke menemukan Hinata yang sedang makan dengan Ino di salah satu meja bersama dengan dua orang lainnya yang Sasuke tidak tahu namanya. Yang Sasuke tahu hanya keduanya juga teman sekelas Hinata.
Tatapan keduanya bertemu, Sasuke tersentak kecil namun kemudian tersenyum saat melihat Hinata melambaikan tangan menyapanya. Tak lama, karena gadis itu kembali menaruh perhatiannya pada temannya yang terlihat sedang bercerita.
Sasuke kembali berjalan mengikuti Sai dan Naruto. Ketiganya membeli makanan kemudian duduk di salah satu meja kosong yang letaknya hanya terpisah dua meja dari meja Hinata dan teman-temannya.
"Gila, cakep banget dah si Ino," gumam Sai lalu menyuapkan nasi kuning yang menjadi menu makan siangnya hari ini.
"Deketin lah!" sahut Naruto.
"Gimana ya? Bingung gue." Sai kemudian menatap Sasuke, "Sas, minta tolong Hinata dong, deketin gue sama Ino."
"Lo tinggal duduk di sana juga udah deket tuh sama si Ino." Balas Sasuke cuek membuat Naruto yang di sebelahnya tertawa.
"Gak begitu konsepnya, bajingan," ucap Sai menahan emosi. "Ayo lah, Sas. Bantuin gue, naksir berat gue beneran. Bilangin sama Hinata, gue mau kenalan sama Ino boleh gak gitu,"
"Hm, nanti dibilangin."
Sai menyengir lebar, "Emang lo temen gue yang paling baik sedunia, Sas. Gue sayang lo banget, Sas, please jangan pernah tinggalin gue."
Sasuke bergidik geli, "Bacot, Sai."
"Iya I love you too, Sayang," balas Sai mengedipkan sebelah matanya.
"Gak jadi gue bantuin anjing," ucap Sasuke kesal.
"Bercandaaaa!" Seru Sai panik. "Tolong, bantu saya, yang mulia raja!" Sai tertunduk di atas meja seakan memohon pada Sasuke.
Sasuke mendelik, sejenak merasa heran kenapa ia bisa betah berteman dengan orang alay seperti Sai. Melihat tingkah Sai yang begini, Sasuke ragu Ino akan membalas perasaan Sai. Jangankan membalas perasaannya, untuk mengenal pun mungkin Ino akan berpikir beratus-ratus kali.
"Maksud si Sai raja setan, Sas. Dia ngatain lo, jangan dibantuin dah," ucap Naruto.
"Elu!" Sai bangkit menunjuk Naruto dengan ekspresi geram, "Elu yang setan!"
Naruto tidak peduli dengan kemarahan Sai, ia malah tertawa puas melihat Sai yang emosi.
"Iya iya, gue nanti ngomong sama Hinata," ucap Sasuke agar Sai berhenti tantrum. Pasalnya, mereka mulai jadi pusat perhatian di sana.
"Lo yakin mau deketin Ino, Sai?" tanya Naruto.
Sai mengangguk, "Yakin, emang kenapa?"
"Gak apa-apa, kasian aja," jawab Naruto.
"Kasian gimana? Oh, kalo gue ditolak? Tenang, gue udah si—"
"Kasian sama Ino kalo beneran jadi sama lo," ucap Naruto memotong kalimat Sai lalu menyengir lebar.
"Bangsat!" umpat Sai tak terima.
Sasuke yang menyimak, ikut tertawa bersama Naruto. Menurutnya, Naruto ada benarnya sedikit. Tapi, Sai juga tidak seburuk itu kok. Minusnya Sai itu alay dan sering tidak waras saja.
Ya.. Sasuke dan Naruto tidak tahu saja Ino aslinya bagaimana.
"Widih, Sas, liat tuh!" Naruto menggerakan dagunya mengisyaratkan pada Sasuke untuk menengok ke meja Hinata, "Mepet banget anjir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Secret (SASUHINA)
Fanfiction★A Sasuhina Fanfiction★ (Bahasa Non-Baku) Sahabat jadi cinta ternyata benar adanya, Hinata dan Sasuke saat ini berada pada kondisi tersebut. Hinata mencintai Sasuke, begitu juga sebaliknya. Tapi sayangnya, baik Hinata maupun Sasuke tidak punya keber...