Waktu Hujan

186 28 12
                                    

Sore itu hujan turun cukup deras. Hinata dan Sasuke yang tengah dalam perjalanan pulang dari sekolah memutuskan untuk segera berteduh begitu air langit mulai turun, di sebuah warung kopi karena keduanya tidak membawa jas hujan. Sungguh di luar dugaan, karena tadi saat mereka memulai perjalanan langit masih terang benderang.

Sasuke mengeluarkan jaket dari tasnya. Jaket itu tak ia pakai tadi karena merasa gerah. Namun begitu hujan turun, suhu udara pun tentu ikut turun drastis. Sasuke kemudian menyampirkan jaketnya di bahu Hinata agar sahabatnya itu tak kedinginan.

"Ih, lo aja yang pake, Sas!" tolak Hinata. Ia hendak melepas jaket Sasuke dari bahunya namun tangan Sasuke bergerak cepat mencegahnya.

"Lo aja," ucap Sasuke.

"Lo aja, Sas. Gue gak ding— hatchu!"

Sasuke tersenyum miring, "Kan."

Hinata mendecak kecil. Gadis itu akhirnya berhenti membantah.

"Minum yang anget ya, Ta? Mau apa? Gue beliin," tawar Sasuke.

"Apa ya?" Hinata berpikir sejenak, "Lo mau apa, Sas?"

"Teh manis anget,"

Hinata mengangguk-angguk, sedangkan dirinya masih tak tahu apa yang ia mau. Kemudian kedua mata gadis itu sedikit melebar ketika mencium aroma sedap yang menggugah selera. Akhirnya, Hinata menemukan apa yang ia inginkan.

"Mau mie instan aja, Sas," ucap Hinata sambil menyengir lebar.

Sasuke terkekeh sambil menepuk pelan puncak kepala Hinata, "Minumnya mau apa?"

"Samain aja sama lo deh."

"Oke, bentar ya."

Sasuke bangkit dari tempat duduknya, mendekat pada ibu pemilik warung lalu memesan. Selesai memesan, Sasuke kembali duduk di samping Hinata.

"Lo pesen mie juga gak?" tanya Hinata.

"Enggak ah," jawab Sasuke.

"Kenapa?"

"Gak laper," jawabnya lagi. Tanpa sadar Sasuke menumpukan kedua sikutnya di atas meja, menautkan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya. Sasuke mulai kedinginan.

"Tuh kan, dingin kan?" ujar Hinata yang melihat semua pergerakan Sasuke. Tentu saja sahabatnya itu kedinginan. Tubuhnya hanya terbalut seragam putih yang agak basah, khususnya di bagian depan karena Sasuke menyetir motor. Seragam Hinata tak sebasah milik Sasuke, jadi harusnya Sasuke menggunakan jaketnya untuk dirinya sendiri.

"Dingin sedikit," kata Sasuke berbohong.

Hinata mencibir dalam hati. Gadis itu melepas jaket milik Sasuke lalu memindahkannya ke bahu Sasuke.

"Ya ampun keras kepala banget sih, Ta. Udah, lo aja yang pake." Sasuke kembali menyampirkan jaket miliknya di bahu Hinata.

"Lo kedinginan, Sasuke!" Hinata ingin memindahkan jaketnya lagi tapi tak bisa, karena Sasuke masih memegangi jaketnya yang menggantung di bahu Hinata mencegah gadis itu agar tak melepasnya.

"Gue gak apa-apa," ucap Sasuke.

"Seragam lo tuh lebih basah dari seragam gue. Lo aja yang pak—"

"Seragam lo nerawang, Hinata," ujar Sasuke memotong. Selain takut Hinata kedinginan, hal ini juga yang menjadi alasan lain mengapa Sasuke begitu bersikeras menyuruh Hinata untuk memakai jaketnya. Tadinya, Sasuke tak mau mengatakan alasan yang satu itu agar Hinata tak malu. Tapi sahabatnya itu keras kepala sekali, jadi Sasuke terpaksa bilang agar Hinata tak membantah lagi.

Hinata segera menunduk memeriksa seragamnya sendiri. Ia mengernyit karena bagian depan seragamnya kering dan tak menerawang seperti yang dikatakan Sasuke. Hinata hendak membuka mulutnya lagi untuk membantah namun Sasuke mendahuluinya.

Beautiful Secret (SASUHINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang