Our Feelings

204 30 12
                                    

"Iya, Hinata udah berangkat tadi sendiri, bawa motor. Katanya udah bilang sama lo, Sas."

"Hah?" Sasuke terkejut, pemuda itu jadi bengong.

Pagi ini, Sasuke menjemput Hinata seperti biasanya untuk pergi ke sekolah. Tapi kata Neji, Hinata sudah berangkat duluan tadi dan Neji bilang, Hinata sudah memberitahunya, padahal belum. Hinata tidak mengatakan apa-apa padanya.

Semalam, Sasuke tidak sempat mengatakan apa-apa lagi pada Hinata setelah Neji datang dan menyeret mereka berdua untuk makan malam. Lalu tiba-tiba Bundanya menelepon, meminta diantar ke rumah sakit untuk menjenguk salah satu temannya yang sedang dirawat. Akhirnya, Sasuke tidak jadi makan malam di rumah Hinata dan dia juga tidak jadi berjalan-jalan dengan Hinata.

Sepulang mengantar bundanya, Sasuke sebenarnya ingin menghubungi Hinata, tapi Sasuke pulang malam sekali. Selain itu, tidak enak juga berbicara melalui telepon, Sasuke ingin bicara langsung pada Hinata.

Tapi, sial sekali, bahkan pagi ini pun Sasuke tidak bisa bertemu dengan Hinata. Sahabatnya itu berangkat sendiri, tanpa bilang apa-apa padanya.

Ini memang bukan yang pertama kali, Hinata kadang-kadang berangkat sendiri. Biasanya sih jika Hinata ada kerja kelompok. Hinata akan bawa motor sendiri agar tak repot harus diantar jemput nantinya dan biasanya Hinata pasti bilang dulu pada Sasuke, tidak seperti ini.

Jelas sekali, Hinata menghindari Sasuke dan Sasuke tentu sadar akan hal itu.

"Ya udah deh, bang," Sasuke menghela napas kecil. "Gue berangkat dulu."

Neji mengangguk, pria itu menatap Sasuke khawatir. "Kalian ternyata beneran berantem ya?"

"Hah?" Sasuke mengernyit heran.

"Kalian berantem? Gue ada feeling sih dari semalem pas nyusulin kalian buat makan malem. Ada yang beda, kayak lagi tegang gitu," jelas Neji.

"Oh.. haha," Sasuke tertawa canggung, "iya sih, ada masalah sedikit," jawab Sasuke.

Neji menepuk bahu Sasuke, "Ya udah, semoga cepet selesai ya masalahnya. Biacarin baik-baik, jangan keterusan berantemnya."

Saskue terkekeh, "Iya, siap, bang."

•*~☆~*•

"Tolol. Tindakan lo tolol sih kalo kata gue,"

Hinata cemberut, gadis itu baru saja selesai bercerita tentang kejadian semalam pada Ino. Gadis bersurai pirang itu sempat melongo untuk beberapa detik, sampai akhirnya ia berkomentar seperti di atas.

Ino mendengus, "Jadi ceritanya sekarang lo ngehindarin Sasuke, gitu?"

"Enggak gitu!" Hinata menggigit kecil bibir bawahnya. "Gue tuh, duh, apa ya.. cuma belum siap aja ketemu Sasuke."

"Sama aja, dodol!" balas Ino gemas, "Kenapa gak siap ketemu Sasuke? Malu?"

"I-iya, terus.." Hinata mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya. "Gimana? Gue harus bersikap gimana, Ino? Gue bingung," Hinata mendesah frustasi.

Sungguh, Hinata benar-benar tak tahu harus bersikap seperti apa kalau ketemu Sasuke. Bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa? Mana mungkin! Kejadian semalam terus terputar di kepalanya. Hinata tak bisa mengabaikannya begitu saja.

"Lo tuh dari pada ngumpetin Sasuke kayak gini, mending lo tanya Sasuke gih,"

"Tanya apa?"

Beautiful Secret (SASUHINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang