━━꒰ঌ❁໒꒱━━
━━꒰ঌ❁໒꒱━━
Tetes demi tetes air turun dari langit, daun daun yang gugurpun mulai basah. Awan mendungpun memenuhi langit lalu rintik hujan mulai turun membasahi kota Skylose. Para burung yang terbang pun menepi guna mencari tempat berteduh sebagai berlindung dari derasnya hujan. Tak ayal petir juga terlihat di langit namun dalam skala kecil.
Derasnya hujan di luar tidak membuat seorang laki laki tersadar dari lamunanya. Ia masih menatap kosong ke arah trotoar yang sepi tanpa pejalan kaki. Pria itu Albern. Ia mampir di sebuah kafe yang dekat dengan rumah Rosalee dan sekarang ia terjebak di dalamnya karena hujan.
Kafe yang bernuansa kuno dengan barang antik dan arsitektur yang mirip di Eropa Abad 18 memiliki suasana yang tenang, tidak seramai biasanya. Membuat Albern nyaman disana.
'Kemana Rosalee? Dimana dia? Apa dia baik baik saja? Apa dia tidak kedinginan saat ini?'.
Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Rosalee. Gadis yang menarik perhatianya sejak dulu. Albern sangat mengkhawatirkannya, instingnya mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu buruk entah pada Rosalee, Albern atau keduanya. Apalagi setelah kemunculan Albert yang tidak terduga.
Entah apa yang akan terjadi, yang pasti Rosalee harus selamat. Kejadian mengerikan itu tidak boleh terjadi. Kejadian yang membuatnya harus menjalani hal yang berat.
Masih sibuk dengan pikirannya tiba tiba seseorang memegang pundaknya, karena refleks Albern segera menarik tangan itu dan akan memelintirnya, namun tiba tiba suara yang ia kenal terdengar.
"Albern! Awh!" Ringis gadis itu, tentu saja dia Rosalee.
"Ah, Maafkan aku."
Albern segera berdiri dari duduknya dan memegang tangan Rosalee yang ia tarik dengan pelan. Ia mengusap dan mengelusnya pelan. Pandangannya masih terfokus pada tangan Rosalee sehingga tak sadar bahwa Rosalee menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past in Memories
Historical FictionSesosok pria terlihat berdiri dengan bercak darah yang menempel di bajunya. Pria itu mengenakan pakaian mewah kerajaan dan terus mendekat sambil berkata, "Aku merindukanmu, Rosalee, " Dengan nada lirih, suara itu terus terdengar dan semakin ia mend...