XI. Hutan Peri

83 12 2
                                    

━━꒰ঌ❁໒꒱━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━꒰ঌ❁໒꒱━━

Malam yang dingin dengan suasana mendung serta angin yang berhembus kencang tak membuat seseorang memundurkan niatnya itu. Hari ini Gerhana Bulan Purnama Merah akan datang setelah seratus tahun sekali. Hari ini Albert harus menyelesaikan rencana yang telah ia susun.

Menghancurkan cincin merah ruby itu sangatlah sulit, karena cincin itu adalah anugerah Dewa. Cincin itu adalah setengah jantung milik Albern, saudaranya itu. Cincin yang tercipta karena penyesalan, kemarahan, serta kesedihan Albern yang telah kehilangan banyak hal. Awalnya cincin itu di tempatkan di ruangan terkunci di Istana terbengkalai itu.

Tapi, entah sejak kapan cincin itu tergeletak di lantai, hingga Rosalee yang berkunjung bisa mendapatkannya. Sialnya, cincin itu direbut oleh saudaranya Albert yang sangat membencinya.

Albert terdiam menatap Aslandar, ia mengingat kembali asal usul cincin itu. Cincin yang bisa membalas dendamnya dan membunuh kakak tersayangnya itu. Aslandar mendekat beberapa langkah, sehingga mereka bertatap muka dekat.

"Kau sungguh saudara yang kejam ya?" Ucapnya pelan sambil tersenyum di akhir.

Aslandar semakin mendekat, hingga mereka hanya berjarak beberapa cm. Albert tak gentar, ia pun menatap Aslandar itu dingin. Tangan Albert perlahan bergerak memegang pedanganya, bersiap jika Aslandar tiba tiba menyerang.

Bugh!

Tiba tiba serangan tak terduga dari Aslandar mengenai Albern. Aslandar meninju bagian perut Albern dengan keras, hingga Albern terpental beberapa meter karena kekuatan Aslandar itu. Perlahan Aslandar mundur beberapa langkah bersamaan dengan itu Albern berdiri hendak menyerang balasan Aslandar itu.

Asap yang berkabut tebal berwarna putih tiba tiba datang entah dari mana. Asap itu membuat pandangan Albert menjadi terbatas serta ada yang aneh dari asap itu. Bau asap itu sangat menyengat. Bau yang asap terbakar, namun tak ada api di sini.

Albert mengambil ancang ancang menyerang, ia berjaga jaga jika Aslandar, makhluk itu kembali memyerang. Instingnya benar, Aslandar kembali menyerang dengan melompat hendak menahan Albert. Albert yang tau itu, menghindar dengan cepat.

Karena kabut asap ini, ia tak terlalu memperhatikan. Perlahan kabut ini mulai menipis, Albert memfokuskan penglihatannya, ia melihat makhluk itu. Aslandar yang menjadi lengenda kota Skylose telah berubah. Berubah seperti rumor yang ada. Aslandar telah berubah ke wujud aslinya, yaitu Naga Sayap Hitam.

Anak anak di kota Skylose mungkin tahu cerita tentang Naga Sayap Hitam yang melegenda. Naga yang terkenal kuat dan bengis akan musuhnya. Naga yang bahkan tak bisa di kalahkan oleh makhluk manapun, namun dalam cerita itu Naga itu akan kalah dengan orang yang hatinya penuh akan kebaikan dan ketulusan. Cerita dibungkus sangat bagus untuk pengantar tidur dan menjadi teladan anak anak agar menjadi anak yang baik dan penuh ketulusan.

Past in MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang