X. A Plan

80 11 0
                                    

━━꒰ঌ❁໒꒱━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━꒰ঌ❁໒꒱━━

Matahari telah tenggelam di lahap oleh waktu, sudah saatnya bulan datang. Bulan yang telah lama ditunggu olehnya. Awan mendung dan petir yang menggelegar yang terjadi kini tidak akan berlangsung lama. Tepat pada saat tengah malam, gerhana bulan merah akan terjadi. Dan saat itu, dirinya tidak akan bisa dihentikan oleh siapapun, bahkan orang yang ia sayang.

Surat demi surat, tinta yang merah sebagai penunjuk dan rencana rencana telah di persiapkan malam ini. Ia hanya perlu melakukan hal terakhir demi menyempurnakan rencananya.

"Kau harus segera pergi!"

Kata seseorang dengan lantang, dia yang mendengarnya menoleh sejenak kemudian mengangguk dan pergi.

Hujan telah berhenti, namun rintiknya yang masih terasa tidak menggugurkan semangat dia untuk pergi. Jubah hitamnya dengan pedang ia sampirkan, wajahnya yang tertutupi tidak akan membuat rencananya terbongkar.

Dengan secepat kilat ia telah sampai di sebuah pintu hutan. Hutan Alvorne adalah hutan yang di lindungi oleh pemerintah kota. Hutan yang tak boleh seorangpun menginjakan kakinya disana. Alasannya karena hutan itu sudah ada sejak dahulu kala bahkan saat Kerajaan Equestria berdiri hutan itu sudah ada. Dari dulu hingga sekarang manusia tak di perbolehkan mendekatinya karena banyak pantangan serta di Hutan tersebut ada seekor hewan yang buas melebihi hewan di hutan biasanya.

Warga kota menyebut hewan buas itu adalah Aslandar. Banyak yang mengatakan bahwa Aslandar adalah Naga, tapi juga ada yang mengatakan Aslandar adalah ular berbisa. Mereka tak pernah tau wujud asli Aslandar karena tak pernah ada yang melihatnya, hingga rumor rumor bentuk Aslandar menyebar di Kota Skylose.

Seseorang yang berjubah hitam itu menatap hutan di depannya. Hutan ini adalah awal yang akan membawanya pada sebuah perjuangan. Perjuangan kembali untuk sebuah hal yang selama ini ia nantikan. Ia menurunkan penutup kepalanya dan melepas jubahnya. Membuang jubah itu tanpa perasaan.

"Aku tidak akan gagal kali ini." Ucapnya percaya diri.

Dia Albert. Saudara kandung Albern serta sekaligus musuh bebuyutannya. Albert menggenggam pedangnya erat dan perlahan ia mulai melangkah masuk ke hutan.

Suasana malam hari tanpa cahaya satupun karena mendung. Hutan gelap gulita itu akan menjadi tantangan untuknya. Ia tak dapat melihat jelas karena gelap, oleh karena itu indra pendengarnya kali ini haruslah tajam, karena Albert tidak tahu musuh seperti apa yang mungkin akan ia hadapi.

Sunyi, itulah kata yang terpikirkan oleh Albert. Sunyi untuk sebuah hutan yang lebat akan pohon. Tidak ada satu suarapun yang terdengar selain hembusan angin yang beberapa kali menerpa. Albert mendongak ke atas, menatap langit yang gelap itu. Tidak ada satupun burung yang lewat, apakh rumor akan hewan buas Aslandar itu benar?

Past in MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang