IX. About Memories

184 17 1
                                    

━━꒰ঌ❁໒꒱━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━꒰ঌ❁໒꒱━━

Cakrawala yang di hiasi manik manik bintang dengan bulan sabit yang bersinar terang, hingga membuat suasana malam yang biasanya suram menjadi tenang. Hembusan tiupan angin malam yang kencang serta dinginnya malam tidak membuat Rosalee sadar akan lamunannya.

Ia berdiri dengan lesu sambil berpegangan pada pagar balkon dan sedang menatap langit malam penuh bintang namun dengan rasa aneh yang bergejolak. Perasaan yang sedih namun bingung karena apa, tubuhnya yang sepertinya lelah entah kenapa? Hatinya juga merasa ada sesuatu yang mengganjal.

Ting! Ting!

Sampai sebuah suara menyadarkannya keluar dari lamunan itu, ternyata suara notifikasi dari ponselnya. Segera ia mengambil ponsel itu dan membuka pesan yang masuk. Ah, ternyata pesan dari para pembaca situs blognya itu. Kebanyakan dari mereka penasaran tentang apa yang akan di unggah. Pancaran senyuman terlihat di wajahnya, ia senang melihat orang orang antusias dan memberikan pesan yang positif terhadap blognya. Hingga ia lupa akan perasaan murung tadi.

Rosalee lantas melihat jam yang menunjukan hampir tengah malam. Karena tak ingin begadang, akhirnya ia naik ke ranjangnya. Mematikan saklar lampu di samping ranjangnya, lalu menutup sebagian tubuhnya dengan selimut mencoba mencari posisi tidur yang nyaman. Tak beberapa lama kantuk datang dan ia mulai mengarungi tidurnya.

━━꒰ঌ❁໒꒱━━

Seorang wanita sedang berdiri menatap sebuah pohon yang besar dan tinggi, namun di kelilingi oleh kunang-kunang membuat pemandangan yang menajubkan. Surai putih wanita itu dengan gaun panjang putih menjuntai hingga tanah. Kulitnya yang putih salju juga bola mata yang berwarna biru saphire membuat aura sekitarnya memancarkan cahaya cerah.

Rosalee terpana melihat pemandangan di depannya itu. Itu tidak lama sebelum ia merasa aneh dengan aura sekitarnya. Tiba tiba, wanita rambut putih itu berbalik menatap matanya. Ia tersenyum tipis dengan menatap Rosalee tanpa permusuhan.

"Siapa kau?"

Spontan saja ucapan yang keluar dari mulutnya tidak membuat wanita itu menjawab dengan segera. Beberapa saat Rosalee tidak mendapat jawaban, lantas ia mendekati wanita itu dengan perlahan.

"Sudah saatnya Rosalee," Kata wanita itu dengan senyum yang tak luntur.

"Apa maksudnya?"

Kebingungan terpatri di benaknya. Ia tidak mengerti dengan situasi apa yang terjadi di sekitarnya. Perkataan wanita itu yang tidak selaras dengan pertanyaan Rosalee membuatnya menerka nerka.

Tiba tiba kelopak matanya menutup dan seketika suasanya yang tadinya tenang itu berubah. Ketika kelopak matanya di buka, seorang wanita berdiri tepat di hadapanya. Bukan wanita surai putih melainkan wanita surai hitam yang berlumuran darah di tubuhnya. Pancaran wajah yang sedih dengan air mata yang mengalir membuat Rosalee kaget.

Past in MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang